"Cepat sedikit." Suara datar Dongfang Yu membuyarkan lamunannya.
Hai Xiaotang sengaja mempersulitnya, "Susah sekali untuk memilih, aku benar-benar ingin pilih semuanya."
Dongfang Yu tidak berkata apa pun, mengambil dompetnya lalu mengambil sebuah kartu dan memberikannya kepada pegawai toko, "Bungkus semua!"
Para pegawai toko tersenyum kegirangan, "Baik, akan segera kami siapkan."
Hai Xiaotang "..."
Dia hanya mau mengujinya, tetapi tidak disangka Dongfang Yu benar-benar membeli semuanya.
Tetapi apalah artinya uang kecil ini bagi Dongfang Yu.
Kalau Dongfang Yu bersedia berdarah-darah untuknya, Hai Xiaotang juga tidak keberatan.
Dongfang Yu berdiri lalu memilih sebuah gaun dan memberikannya kepada Hai Xiaotang, "Pakai ini."
Hai Xiaotang tidak menolaknya, dia mengambil gaun itu lalu ke kamar ganti.
Setelah masuk ke dalam kamar ganti, dia pun duduk di sofa. Dia lalu membalik label harga yang tergantung pada gaun itu, ternyata harganya dua puluh lima ribu yuan! (sekitar lima puluh juta rupiah)
Dongfang Yu tidak menyukai Hai Xiaotang dan selalu tidak rela memberinya uang untuk dibelanjakan. Bukan karena dia pelit, tetapi karena dia benar-benar tidak mau.
Setiap bulan Dongfang Yu hanya memberinya uang saku sebesar dua puluh ribu yuan. (Sekitar empat puluh juta rupiah)
Kalau Hai Xiaotang ingin membeli sesuatu harus selalu dicatat, Dongfang Yu mau memastikan Hai Xiaotang belanja tidak lebih dari dua ratus ribu setiap bulan. (sekitar empat ratus juta rupiah)
Hai Xiaotang murni menyukai Dongfang Yu, sama sekali tidak melihat kekayaannya.
Selama ini dia jarang memakai uang yang diberikan oleh Dongfang Yu, kalau ingin membeli sesuatu dia selalu minta uang kepada kakek.
Di kehidupan yang lalu, Dongfang Yu tidak pernah memberinya hadiah apa pun.
Hari ini, dia membelikannya banyak pakaian, sekali belanja menghabiskan ratusan ribu yuan.
Hai Xiaotang merasa lucu sekaligus ironis.
Dongfang Yu sebenarnya mau apa, kenapa sikapnya terhadap Hai Xiaotang mendadak berubah?
Tetapi kalau dibilang Dongfang Yu menyukainya, sampai mati pun dia tidak akan percaya.
Satu-satunya alasan yang bisa dipikirkannya adalah Dongfang Yu bertindak impulsif, tetapi itupun sama sekali tidak berarti apa-apa.
…..
Hai Xiaotang sudah berada di dalam kamar ganti cukup lama tetapi belum juga keluar.
Dongfang Yu yang tidak sabar menunggu pergi mengetuk pintu, "Sudah belum?"
"Tunggu sebentar…" Hai Xiaotang memaki dalam hati. Kenapa dia ceroboh sekali sampai rambutnya tersangkut di resleting!
Resletingnya di bagian belakang, dia sudah berusaha cukup lama tetapi tidak berhasil juga melepaskan rambutnya.
"Bisa panggilkan satu pegawai toko masuk ke dalam membantuku sebentar?" Hai Xiaotang terpaksa buka suara.
Pintu kamar ganti tiba-tiba didorong dan terbuka, Dongfang Yu yang tinggi langsung masuk.
Hai Xiaotang kaget, "Kamu mau apa masuk, panggilkan saja satu pegawai toko."
Dongfang Yu tidak mengatakan apa-apa dan membalikkan tubuh Hai Xiaotang, lalu mengulurkan tangan dan membantu Hai Xiaotang melepaskan rambutnya sehelai demi sehelai.
Hai Xiaotang bengong, tidak disangka Dongfang Yu bisa berinisiatif untuk membantunya.
Sebentar saja Dongfang Yu sudah melepaskan rambutnya dari resleting dan membukanya.
Hai Xiaotang bergegas membalikkan badannya lalu berkata dengan segan, "Terima kasih."
Dongfang Yu menatapnya dalam, lalu berbalik dan berjalan keluar. "Ayo, kita pergi makan."
"Apa? Makan?!" Hai Xiaotang terkejut.
"Cepat, waktuku untuk makan tidak banyak!" Dongfang Yu memakai kacamata hitamnya, lalu mendorong Hai Xiaotang keluar.
"..."
Sesampainya mereka di sebuah restoran perancis dekat sana, Hai Xiaotang masih saja terheran-heran dengan tindakan Dongfang Yu itu.
Setelah memesan makanan, Hai Xiaotang menatapnya lalu bertanya dengan konyol, "Apakah kamu sedang mengajakku makan?"
Dongfang Yu menyeringai, "Ada masalah?"
"Hanya kaget saja, setelah mengenalmu bertahun-tahun, ini pertama kalinya kamu mengajakku makan."
"Karena kamu selalu membawakanku makan siang. Siapa sangka hari ini kamu begitu sial. Sudah terkena luka bakar, masih juga menumpahkan makan siang kita."
Hai Xiaotang sengaja berkata kepadanya, "Kalau tahu dengan begini kamu akan mengajakku makan, kemarin aku tumpahkan juga saja makan siangnya."
Dongfang Yu menaikkan bibirnya, "Kalau kau ingin aku mengajakmu makan, kamu bisa langsung bilang."
"Apa kamu pasti mau?"