Hai Xiaotang dan kakeknya segera pergi ke bandara.
Pesawat mereka pun lepas landas.
Sambil melihat ke luar jendela pesawat, Hai Xiaotang menebak-menebak dalam hati, apakah nanti setelah dia kembali Dongfang Yu sudah menyelesaikan persiapan perceraiannya.
…..
Kota C, Gedung Dongfang.
Dongfang Yu sedang rapat di ruang meeting.
Sikapnya berbeda dengan pagi tadi. Saat ini raut wajahnya suram, aura yang dipancarkannya memberikan tekanan yang membuat semua orang yang berada di sana menjadi agak sulit untuk bernafas.
Para petinggi perusahaan yang sedang berbicara terlihat sangat tegang dan waspada. Mereka takut kalau melakukan kesalahan sedikit saja, bisa memancing kemarahan Dongfang Yu.
Mereka semua tidak tahu alasan mengapa suasana hati Dongfang Yu sangat buruk.
Rapat yang panjang dan muram itu pun akhirnya selesai.
Semua orang pun bergantian keluar, hingga di dalam ruangan itu hanya tersisa Dongfang Yu saja yang duduk tak bergerak.
Matanya semakin terlihat suram mengingat peristiwa tadi siang, saat Hai Xiaotang tidak memberinya muka.
Wanita sialan itu!
Benar-benar tidak tahu diri!
"Direktur…" Suara Lin Xin'er yang tiba-tiba terdengar membuyarkan lamunannya.
Dongfang Yu mendongak, suaranya sama sekali tidak hangat waktu berbicara, "Ada apa?"
Lin Xin'er tersenyum, "Tadi siang saya bertemu Manajer Chai, sepertinya dia ada perlu dengan anda."
"Aku tahu." Dongfang Yu menjawab dengan acuh, sepertinya dia tidak peduli dengan pemberitahuannya itu.
Melihat sikap dingin Dongfang Yu, Lin Xin'er sesaat menjadi sedih.
Tetapi dia tidak juga pergi dan malah memberanikan diri bertanya dengan nada khawatir, "Direktur, sepertinya suasana hati anda sedang tidak baik. Apakah perlu saya buatkan secangkir kopi?"
Dongfang Yu melihat kepadanya dengan mata kelam dan wajah tanpa ekspresi, "Kepala Bagian Lin, sepertinya anda tidak ada kerjaan. Apakah sudah lupa dengan pembagian tugas tadi?"
Bulu mata Lin Xin'er bergetar, hatinya seketika merasa sangat sedih. Dia tidak mengira, sikap Dongfang Yu terhadapnya bisa begitu dingin…
Dulu dia tidak begini.
Dulu sepertinya Dongfang Yu memberikan perhatian lebih padanya, bahkan sikapnya tidak mungkin seperti sekarang ini.
Lin Xin'er menundukkan kepalanya dengan sedih, suaranya juga terdengar susah, "Maaf. Saya akan segera bekerja."
Selesai berbicara, dia pun pergi dengan menggigit bibirnya.
Dongfang Yu sama sekali tidak memperhatikan reaksi Lin Xin'er, saat ini kepalanya hanya dipenuhi dengan pikiran bagaimana dia akan menghukum Hai Xiaotang.
Hari ini dia telah berusaha memperlakukannya dengan sedikit lebih baik, tetapi dia malah tidak menghargainya!
Dongfang Yu geram, seumur hidup dia belum pernah dipermalukan seperti itu.
Hai Xiaotang sialan, mengapa dia selalu mempunyai cara untuk membuatnya marah?
Berani sekali dia menolak kebaikannya!
Semakin memikirkannya, semakin membuat Dongfang Yu benar-benar tertekan.
Tetapi dia juga tidak mengerti, mengapa dia bisa merasa begitu tertekan seperti ini?
Sampai waktunya pulang kantor pun suasana hatinya juga tidak kunjung membaik.
Sesampainya di rumah, Dongfang Yu dengan langkah lebar berjalan menuju ruang tamu. Matanya menyapu ke seluruh ruangan namun tidak menemukan bayangan Hai Xiaotang. Dia pun bertanya dengan dingin kepada Mama Zhang, "Mana Hai Xiaotang?"
"Nona sudah pergi. Dia bilang dia pergi dengan kakeknya. Apakah nona tidak memberitahu tuan?"
Mata Dongfang Yu menjadi gelap dan dingin, "Pergi?"
Mama Zhang mengangguk dengan rasa bersalah, "Benar. Tadi siang begitu pulang dia langsung pergi."
"Telepon dia, suruh dia kembali!"
"Baik…"
Dongfang Yu melepas kemejanya dan langsung ke ruang makan untuk makan malam.
Mama Zhang masih di ruang tamu menelepon Hai Xiaotang.
Para pembantu menyajikan makan malam yang beraneka ragam. Dongfang Yu baru makan beberapa suap ketika Mama Zhang masuk dan memberikan laporan kepadanya.
"Tuan, nona dan kakeknya sudah pergi ke Kota B dan akan pulang beberapa hari lagi."
Dongfang Yu yang sedang mengunyah makanannya seketika mengangkat matanya dengan dingin, kelima panca inderanya terasa membeku. "Ke Kota B? Berapa hari?"
Mama Zhang mengangguk, "Benar, nona bilang begitu. Katanya pergi menemani kakeknya menjenguk sahabatnya dan akan pulang beberapa hari lagi."