Nicholas mendekat, memberikan senyuman sekaligus tepukan kepala yang membuat Maria nyaman. "Terima kasih karena sudah menemaniku ke sini. Ayo kita pulang."
Maria mengikuti perintah dari Nicholas dan sesampainya di rumah dia langsung masuk ke kamar di mana Zen berada. Tangisnya tiba-tiba pecah mengejutkan pria itu. "Ada apa?"
"Dari tadi aku mengikuti Kakek dan kau tahu apa yang aku temukan? Kuburanku sendiri!" kata Maria seraya terisak.
"Mereka ... mengira--"
"Stt!! Diamlah." ucap Zen mendadak sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Maria yang lantas bungkam.
"Di sini adalah rumah mereka. Kamu mau mereka mendengar ucapan kita. Bisa-bisa rencana yang sudah disiapkan gagal." bisik lelaki tersebut dengan nada lirih.
"Kamu cukup menangis saja. Suatu saat kita akan membalaskan perbuatan mereka. Bukankah itulah tujuan kita kali ini?" Maria mengangguk tanda setuju. Dia kemudian mendekat dan melingkarkan kedua lengannya di sekitar tubuh Zen.