Dalam kerisauan yang semakin menjadi-jadi, Natasha melihat dirinya di cermin. Dirinya sudah mengenakan gaun tunangan ditambah dengan dandanan yang sempurna memperlihatkan kecantikan Natasha. Sayangnya, gadis itu menunjukkan raut wajah kesedihan.
"Sayang, kenapa kamu murung? Senyum dong ini hari bahagia kamu." kata Sari menghibur. Natasha menatap Sari agak lama sebelum akhirnya membuang napas berat.
"Ibu, apakah keputusanku ini sudah benar?" tanya Natasha mengutarakan keraguan. Sari mengerutkan alis.
"Kenapa kamu bilang seperti itu? Bukankah ini hal yang kamu impikan Natasha, bisa memiliki Saga." ujar Sari.
"Entahlah Ibu, aku merasa ini salah." Di satu sisi Saga menyiapkan diri karena segala tekanan Abraham yang selalu menggunakan Lizzy sebagai alat ancaman.
"Lihat putraku, dia sudah tampan sama seperti biasa." puji Abraham yang masuk dan menatap penampilan Saga.
"Ayah, kau sudah berjanji padaku maka jangan ganggu Lizzy jika Ayah mengingkarinya aku akan.."
