Chereads / mendadak detektif / Chapter 5 - BAB 5 Sang Penguasa Kota

Chapter 5 - BAB 5 Sang Penguasa Kota

Jarko menatap indahnya kota Jakarta di waktu malam, dari salah satu kantor di lantai 20 yang ada di kawasan Jakarta Selatan.

Tak lama berselang, sebuah panggilan telepon berbunyi.

"Gimana, beres? sudah kau antar semua buah ke pasar?" tanya Jarko kepada anak buahnya.

"Siap bos, buah buahan sudah di pasar", jawab anak buahnya.

"Kendalanya, satu bos, tikus-tikus mulai masuk gudang, apakah kami bunuh saja atau kasih lem perangkap saja?" tanya anak buahnya.

"Tikus kau kasih lem saja, tak usah kotori lantai ya, paham?" kata Jarko menginstruksikan ke bawahannya.

Tak lama kemudian, Warto, sang OB di kantor Jarko menghadap untuk menawarkan minuman.

"Pak, sudah larut begini, tidak pulang pak?" tanya Warto.

"Aku masih betah melihat langit malam ini yang cerah dan kerlap kerlip lampu di bawah tampak cantik. Aku sedang bayangin, seluas yang aku pandang ini akan jadi milikku semua," kata Jarko sambil tertawa lepas.

"Gimana Warto, kamu setuju kan kalo aku yang kuasai seluruh kota ini?" tanya Jarko yang masih bengong.

"Pak, saya sih setuju pak, tapi mohon maaf, kan Bapak bisnisnya di sektor buah buahan saja kan? mana cepet berkuasa pak. Coba kalau bapak jualannya narkoba, cepet untung pak," kata Warto sambil terkekeh berusaha bercanda.

"hahahaha, kau bisa saja Warto. Tidak lah, itu ilegal, tidak manfaat, masa iya aku harus masuk penjara kayak abangku tuh yang tolol ngurus bisnis haram gitu. Enggak, aku gak mau." Begitu timpal Jarko sok bersih.

Selama bekerja di kantor Jarko, si Warto ini memang tak banyak tau apa yang sebenarnya dikerjakan bosnya. Satu hal yang ia tahu, bahwa bosnya selalu bicara soal buah buahan ketika menerima panggilan telepon.

Setelah cukup lama duduk ongkang ongkang menikmati malam, Jarko kemudian memutuskan untuk memeriksa gudang kedua yang dilaporkan mulai disusupi. Ia hanya dikawal oleh duo bodyguard ganasnya yang selalu sigap melakukan proyek pada junjungannya.

"Hey, kalian ini goblok apa gimana? kok bisa gudang ada yang nyusup? kalian ini kebanyakan main tik tok!! apa main bigo!" hardik Jarko kepada 3 pegawai kantor yang lebih mirip sebagai segerombolan tukang pukul.

"Lihat cctv bego, itu ada orang markir motor, lalu terlihat mengendap-endap masuk melihat kondisi gudang. Segera cari dan tangkap orang itu!" Perintah Jarko kepada anak buahnya.

"Baik bos, akan kami laksanakan. maaf saat itu kami kelelahan, dan kami sumpah gak main bigo kami hanya liat IG story nya Nikita Mirzani,"kats Yono polos.

"Pokoknya kalian harus makin waspada, jangan sampai lengah, karena musuh kita makin banyak, jangan kebanyakan main Instagram juga goblokkk!" imbuh Jarko.

*******

Sementara itu, di tempat berbeda, yaitu di sebuah resto bernama The Cheaptaste, nampak pengunjung yang datang cukup sedikit, tapi tiba- tiba terdengar suara keributan.

Tiga orang bertubuh tegap tampak menendang meja, hingga pengunjung yang sedang makan segera berlarian.

"Bilang sama bos lu, ini tempat udah kita segel. Kelamaan gak bayar hutang sih. Seingat gue, dulu janjinya awal bulan Januari. inget banget tuh, 11 Januari," kata seorang penagih bernama Baron.

"Iya Ron, kayak lagunya Dewa ya, 11 Januari," kata Joko penagih kedua.

"Salah goblok, itu lagunya Wali," hardik Baron ke anak buahnya.

"Eh kau, mana bosmu? buruan suruh kemari, ini harus segera dilunasi nih, kalau kagak, besok udah gak bisa jualan lagi lu semua!"hardik Baron ke pegawai pengelola food court tersebut.

Tak lama kemudian, sang pemilik resto ini muncul. Jaka, sang pemilik The Cheaptaste meminta kebijaksanaan karena belum bisa melunasi hutangnya.

"Maaf, saya tak bisa melunasi hari ini. kasih saya waktu seminggu lagi," pinta Jaka.

"Gak bisa, udah deh, kalian pergi semuanya, sesuai perjanjian, hutang gak beres kalian out. tempat ini sudah jadi milik bos Jarko," kata Baron.

Begitu pula, dalam tiga hari kemudian, Jarko gencar menarik aset aset pengusaha yang tidak mampu membayar hutangnya. Tercatat dalam sepekan, Jarko telah menguasai 10 aset penting dan strategis di tengah kota. Ia ambil 7 perkantoran, dan 2 hotel dan satu resto.

********

Di rumah mewahnya, Jarko memanggil anak buahnya yang fokus ke penyitaan aset aset penting.

"Baron, aset yang sudah dikuasai sudah sesuai target?" tanya Jarko

"Siap bos, sudah, mau kita apakan gedung gedung itu, total ada 10, mantap bos." kata Baron sambil menyodorkan kertas laporannya.

"Ok, yang resto, lu atur ubah settingnya. Jadi lebih private, kagak keliatan dari luar. tetep jadiin tempat makan, makan yang haram haram hahhahahaha, makan kristal sepuasnya," kata Jarko.

"Bos, kalo yang 7 itu kan gedung perkantoran, itu dijadiin gimana?" sambung Baron.

" sebagian kita jadiin bisnis money changer, lalu sebagian lagi dibikin gudang, tapi terlihat seperti perkantoran. Nah yang hotel, tetap jadikan sebagai hotel yg dimaksimalkan untuk jualan kristal." kata Jarko.

"Baik bos, segera kami laksanakan,"jawab Baron.

Tidak lama kemudian, kaki tangan Jarko satu persatu keluar. Tak lama kemudian, Jarko ingat, bahwa hari ini ia harus mengantarkan anak angkatnya yang bernama Mutiara, untuk jalan-jalan dan shopping di mall.

Jarko, adalah pria paruh baya bengis yang sudah tidak punya anak. Satu satunya anaknya tewas saat kebut kebutan di jalan, sementara istrinya pergi meninggalkan dirinya karena tidak tahan dengan kekasarannya. Namun, Jarko mengangkat seorang anak yang ia rawat sejak usia 7 tahun. Kini, Mutiara sudah menginjak usia 17 tahun.

Didikan Jarko kepada Mutiara cukup unik, yaitu perpaduan keras, dimanja, dan bahaya. Selama dalam pengasuhannya, Mutiara atau biasa dipanggil Mu, sudah mampu bertarung dengan kemampuan bela dirinya yang cukup mumpuni.

"Mu, kita jadi kan shopping di mall?" tanya Jarko sambil bicara di balik pintu kamarnya.

"Iya pah, tunggu ya sebentar, ada yang aku harus selesaikan dulu," jawabnya.

Ternyata, di dalam kamarnya, Mu sedang menyiksa seorang cowok seumurannya. usut punya usut, lelaki itu adalah gebetannya tapi sang cowok tidak suka dan sering menolaknya hingga akhirnya cowok itu diculik dan ia siksa di dalam kamarnya.

"Hey Mu, siapa lagi yang kamu siksa? sudah lah hentikan!! kembalikan bocah ingusan ga guna kayak gitu, kita tak boleh terlalu mencolok kalo cari masalah," kata Jarko setengah memerintah pada anak angkatnya.

"Ok Pah, done!" jawabnya.

*******

Di tempat berbeda, Galang sedang berada di rumah Vanya. Ia kebetulan sedang tidak bertugas mengawal bos Broto karena si Bos sedang sakit dan menjalani perawatan di rumah oleh dokter pribadinya.

Galang duduk bersama duo bodyguard Vanya yang juga sedang tidak bertugas karena Vanya sedang malas keluar rumah karena lagi tidak bagus moodnya.

"Bro, gue dah mulai yakin, sebentar lagi dunia hitam bawah akan berkuasa, karena gue lihat lihat si Jarko makin gila. Bisnis haramnya menggurita. Dia dah mulai tidak tersentuh karena pencitraannya hebat,"kata Galang ke Juned dan Surip.

" Jadi, kita mesti gimana?" tanya Juned dan Surip kompak.

"Perang," kata Galang.

"Kita tidak boleh membiarkan dia berkuasa di kota ini. karena ketika dia berkuasa semua kawasan di kota ini akan menjadi pusat peredaran narkoba. maka daripada itu gue butuh bantuan kalian untuk ngelawan dia gimana caranya biar dia bisa ketangkep dan terbukti", imbuh Galang.

"iya gua paham sih cuman kan untuk ngelakuin hal kayak gitu bukan hal yang gampang bro, kita harus ada bukti. Dan sebenarnya ini kan urusan polisi, bukan urusan kita iya ngga Jun?" kata Surip sambil nabok Juned yang malah posting instastory.

Galang akhirnya meyakinkan kedua temannya bahwa upaya untuk menggagalkan gurita bisnis jarkom merupakan langkah yang sangat mulia yaitu untuk menyelamatkan kota dari kepungan narkoba.

*******