Untung saja perempuan itu menjelaskan dengan detil kejadiannya. Aku jadi merasa sedikit lega.
"Baiklah, kita belum berkenalan. Namaku Fritz, Fritz Edogawa. Ini tanda pengenal ku, jika kamu butuh bantuan panggil saja nomor ini."
"Baiklah, namaku Lisa Shirokane."
Setelah itu, Suzune pun mengenalkan namanya.
"Namaku Suzune Ichinose. Aku hanya ingin memberitahumu, sepertinya Fritz tertarik padamu."
"Benarkah itu Fritz???"
Aku pun langsung berkata tidak dengan sangat tegas.
"Kamu lihat kan Lisa mengenai reaksinya. Itu menandakan dia tertarik padamu."
"Maaf saja, tapi aku sedang fokus berkarir. Jadi, sepertinya aku tidak tertarik pada hal semacam itu."
"Kamu dengar itu kan, Fritz."
Perkataanya adalah penolakan secara tidak langsung. Bukan berarti aku menyukainya, tapi bukankah mengatakan hal itu dengan senyuman seperti sebuah penghinaan. Ditambah Suzune yang sepertinya ingin membuatku tertekan. Suasana disini sudah tidak nyaman lagi.
"Karena kasusnya sudah selesai aku pulang duluan."
Aku tidak melihat mereka saat aku berjalan, tapi aku bisa merasakan pandangan tajam mereka. Hati mereka seperti mengatakan, "Apa-apaan orang ini." Tapi jujur saja aku tidak mempedulikannya.
~~~
Ini adalah hari yang melelahkan untukku. Aku memutuskan untuk berendam sejenak, sambil mendinginkan kepalaku.
Awalnya aku kira ini adalah sebuah kasus yang menarik, tapi sepertinya harapanku itu hanyalah sebuah harapan. Tidak ada arti lainnya.
Setelah ku selesai berendam, aku pun pergi ke balkon yang ada di kamarku. Aku ingin merasakan sejuknya angin yang berhembus dengan perlahan di malam ini.
Saatku sudah sampai di balkon, aku menyadari kalau asrama laki-laki berdekatan dengan asrama perempuan. Ini adalah suatu hal yang tidak pernah aku perhatikan sebelumnya.
Aku melihat ada seseorang yang membuka gordeng di ruangan seorang perempuan yang ada di depan balkon ruangan ku.
Entah ini kebetulan atau bukan, tapi aku melihat orang yang sedang membuka balkon itu adalah Lisa. Tapi, untungnya dia tidak melihat keluar.
Aku pun bergegas masuk ke dalam ruangan dan menutup gordengnya. Mungkin hal ini tidak masalah bagi sebagian orang, tapi untukku hal ini adalah sebuah masalah yang cukup besar.
Hal itu disebabkan karena aku tidak ingin ada orang yang tahu dimana aku tinggal, jika ada orang yang tau mereka mungkin akan berkunjung. Itu akan sangat merepotkan, bahkan aku juga menyembunyikan informasi ruanganku dari siswa laki-laki yang lain.
Aku pun memutuskan untuk tidur dengan berharap besok adalah hari yang lebih baik dari sekarang.
~~~
Aku bangun di pagi hari yang cerah ini. Aku melakukan beragam kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang saat mereka akan bersekolah.
Saatku sudah selesai melakukan berbagai macam kegiatan, aku masih mempunyai waktu luang sebelum pergi berangkat ke sekolah.
Aku pun dengan iseng, mencari tahu tentang identitas dari Lisa Shirokane. Karena mungkin dia adalah seorang penyanyi yang terkenal.
Ternyata benar dugaanku, sebenarnya lebih baik jika aku tidak mencari tahu tentangnya. Mungkin, aku bisa iri dengan kehidupannya.
Saatku mencari tentangnya di internet, aku terkejut dengan pencapaiannya. Ia sudah merilis satu album, dan dia sudah populer di Jepang.
Meskipun ku tak ingin tahu, tapi tanganku ini bergerak dengan sendirinya. Tangan ini menekan situs official-nya yang menampilkan jadwal konsernya.
Ternyata hari ini dia ada konser. Aku sedikit bingung dengan cara dia membagi waktu untuk belajar dan bekerja.
Aku terus membaca informasi tentangnya, sampai aku lupa waktu. Saatku lihat jam, pelajaran akan dimulai sepuluh menit lagi. Aku langsung bergegas pergi ke sekolah.
~~~
Aku membuka pintu kelas, untungnya belum ada guru yang masuk. Lalu dengan tenangnya Ken bertanya padaku alasanku telat. Tentu saja aku tidak menjawabnya, karena jika aku berkata dengan jujur mungkin dia akan menertawaiku.
Tanpa memperhatikan yang lainnya, aku langsung duduk dengan tenang.
Beberapa saat kemudian, guru masuk kedalam ruangan. Dan aku belajar seperti biasanya.
~~~
Bel istirahat sudah berbunyi, aku berencana untuk tidak pergi ke kantin hari ini.
Ken yang duduk di dekat pintu masuk datang menghampiriku.
"Ada apa Fritz?"
"Tidak ada apa-apa. Jika kamu ingin menanyakan tentang kenapa aku tadi datang telat, jawabannya sangat mudah. Itu karena aku tidak memperhatikan waktu saat sarapan."
"Kamu itu peka sekali dengan apa yang akan ditanyakan olehku."
"Ngomong-ngomong Ken, apa kamu mengenal Lisa?"
"Lisa Shirokane?"
"Ya."
"Apa kau tertarik? padahal aku kira kamu menyukai Suzune."
"Aku hanya mempunyai sedikit firasat buruk padanya. Apa kamu tahu dimana kelasnya?"
"Dia ada di kelas 11-E."
"Kalau begitu aku pergi dulu."
Aku langsung beranjak dari tempat dudukku, dan langsung pergi menuju kelas 11-E. Saat aku berada di depan pintu, Ken berteriak padaku.
"Fritz, kamu mau kemana? kalau kamu mau menemui Shirokane, dia sekarang tidak ada di kelasnya. Hari ini dia ada konser di pagi hari."
Aku pun langsung terdiam, jika aku bukanlah diriku mungkin aku sudah merasa sangat malu. Tapi karena aku adalah aku, jadi aku bisa membuat alasan yang logis.
"Tidak, Ken. Aku hanya ingin pergi ke kantin."
Sepertinya itu adalah alasan yang logis. Aku pun langsung berjalan melewati lorong-lorong untuk melihat kelas 11-E.
Aku hanya melewatinya sambil melirik ke dalam kelasnya. Tentu saja tidak ada Shirokane disitu.
Tanpa sengaja aku melihat Suzune yang sedang membawa setumpuk buku.
"Suzune, apa mau dibantu?"
Suzune pun memberikan sebagian bukunya padaku. Tapi ini bukan pembagian yang adil, aku malah harus membawa 2/3 dari jumlah buku. Tapi tidak apa, karena aku laki-laki dan dia adalah perempuan.
~~~
Saat aku memasuki ruang guru, aku melihat ada seseorang yang sedang menggerutu kepada guru. Kami berdua berjalan melewatinya, dan memberikan buku ini pada wali kelasnya Suzune.
Saat Suzune sedang mengobrol dengan wali kelasnya. Aku sedikit menguping pembicaraan orang itu.
Aku terkejut dengan apa yang sedang dikatakan oleh orang itu. Ia mengatakan kalau Lisa tidak ada di tempat ia akan konser sekarang. Ia bertanya pada guru itu, apa Lisa ada disini.
Setelah itu Suzune pun mengajakku keluar.
"Suzune, apa kamu merasa ada yang aneh dengan orang yang menggerutu itu?"
"Dia kan mencari Lisa? apa salahnya?"
"Tapi Lisa tidak ada dikelasnya."
"Bagaimana kau tahu kalau tidak memastikannya."
"Aku tadi datang ke kelas 11-E, berniat untuk menemui Lisa meskipun kutahu dia tidak akan ada di sana. Lalu, setelah itu aku bertemu denganmu."
"Kalau begitu, bicarakan hal ini di ruangan klub detektif."
~~~
Kami berdua pun duduk sambil memikirkan kemungkinan apa yang mungkin terjadi.
"Fritz, apa kamu tahu ada apa semalam?"
"Kenapa kamu tanyakan hal itu padaku?"
"Bukannya kamu bisa melihat dengan jelas ruangan Lisa di depan balkonmu."
"Kenapa kamu bisa tahu ruanganku?"
"Itu karena aku melihatmu keluar tadi malam, dan juga ruanganku itu berada di atas ruangan Lisa."
"Sepertinya tidak ada hal yang aneh, hanya saja dia membuka gordeng, tapi dia tidak pergi ke balkon."
"Dia membukakan gordeng tanpa pergi keluar disaat malam? itu bukan hal yang wajar."
"Benar juga, berarti dia sedang kedatangan tamu."
"Apa dia memanggilmu?"
"Tidak, jika aku ingat-ingat saat dia membuka gordeng ekspresi nya seperti sedang menunjukkan muka yang malas. Lalu saat ia berbalik ia pun tersenyum."
"Ternyata kamu itu penguntit, sampai bisa ingat kejadian sepele seperti itu. Tapi berkat itu kita tahu kalau sebenarnya orang yang berkunjung adalah orang dari agensinya."
"Kenapa kamu bisa tau?"
"Apa kau tidak tahu? tidak boleh ada yang berkunjung kepada siswa saat sudah larut malam."
"Apa bisa kita simpulkan kalau dia diculik?"
"Belum tentu juga, karena kemungkinan dia lari dari konser itu."
Lalu tiba-tiba ponselku berbunyi. Ada seseorang yang mengirimkan pesan padaku. Aku langsung membukanya, tapi pengirimnya tidak diketahui. Lagipula aku tidak menyimpan nomor siapapun kecuali nomor keluargaku.
Isi pesannya adalah:
—————
eMp.leH@Moonlight Sonata-----!!!!!Treasure_Map-Gold->Cave_$14.25.
#bfordye
—————
Aku menunjukkan pesan ini pada Suzune. Suzune pun langsung panik setelah membaca pesan ini.
"Berarti benar kalau dia itu diculik. Tunggu sebentar aku akan panggil Bu Hajime untuk membantu memecahkan kode ini."