Chereads / Specials (Supesharu) / Chapter 7 - Chapter 06: Teror Surat Cinta

Chapter 7 - Chapter 06: Teror Surat Cinta

Kemarin itu benar-benar melelahkan. Tapi, tak apa selama tidak ada yang terluka.

Meskipun begitu, tetap saja kemarin itu menimbulkan kesalahpahaman. Aku harap Suzune segera melupakan kejadian kemarin.

Aku melakukan aktivitas seperti biasanya, dan langsung berangkat ke sekolah.

Sungguh takdir yang menyebalkan. Kenapa setiap aku pergi ke sekolah selalu ada Ken. Mau tidak mau aku harus berjalan dengan Ken, karena aku tidak bisa mengatakan kalau aku tidak ingin pergi bersama.

Detik-detik menyebalkan pun sudah berakhir. Aku menuju lokerku, dan membukanya.

Meskipun ini tidak mengejutkan, tapi aku heran sekali... kenapa bisa ada surat di lokerku.

Tanpa pikir panjang aku langsung membuka suratnya dan langsung membacanya.

=====

Untuk Fritz

Apa kamu baik-baik saja???

Sepertinya sudah lama tidak bertemu

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

Eh... ternyata isinya cuma surat cinta. Tapi, hal ini membuktikan kalau aku sudah mulai populer di sekolah ini.

Lalu, siapa ya orang yang mengirimkanku surat. Seingatku aku tidak pernah berpacaran dan juga tidak pernah mempunyai orang yang kusukai.

Sepertinya aku tidak perlu mempedulikannya. Tapi, untuk berjaga-jaga lebih baik aku simpan saja.

Aku mengikuti setiap pelajaran dan akhirnya pulang. Aku memutuskan untuk pergi ke ruang klub.

Aku sudah sampai di ruangan klub, dan aku melihat Suzune yang sedang membaca buku. Aku pun duduk ke kursi yang biasa aku duduki.

"Suzune, apa kamu ada waktu?"

"Tentu saja, waktu tidak akan pernah hilang dari kehidupan."

"Bukan itu maksudku, tapi waktu unutuk membicarakan kasus yang tidak begitu penting."

"Apa kamu sedang dalam keadaan masalah, kalau begitu katakan saja apa masalahmu?"

"Apa kamu masih marah tentang kejadian kemarin?"

"Jika itu masalahmu lebih baik tidak usah dibahas."

"Sebenarnya bukan itu, tadi pagi aku mendapatkan surat cinta. Lalu, aku tidak tau siapa pengirimnya."

Suzune pun berhenti membaca buku dan langsung melihat suratnya.

"Sekali lihat pun aku sudah tahu siapa orangnya."

"Kalau begitu, siapa orangnya Suzune? aku tidak bisa menghabiskan waktuku."

"Jika menurutku sih, orang yang mengirimimu surat itu orang yang kemarin kamu selamatkan. Bisa kah kamu lebih peka? tidak ada orang yang mungkin menyukaimu selain orang mesum itu."

"Ternyata kamu masih marah ya, tapi jika dia yang melakukannya... menurutku sih tidak mungkin."

"Kenapa kamu mengatakannya, apa kamu mempunyai alasannya?"

"Tentu saja... aku tidak pernah asal bicara."

"Terus alasannya apa?"

"Sebenarnya lokerku itu dikunci."

"Jika itu saja, berarti dugaanmu salah. Disetiap loker kan ada ventilasi. Pasti orang itu memasukkan suratnya dari situ."

"Tapi lokerku beda, tidak ada ventilasinya."

"Terserah kamu saja, aku malas membahas permasalahan ini."

"Ternyata Suzune juga mempunyai sifat malas."

Aku pun mencoba untuk melupakan surat ini dan langsung pulang kerumah.

Keesokan harinya, aku melakukan aktivitas seperti biasa dan langsung berangkat ke sekolah. Lalu, setelah itu aku membuka lokerku dan aku mendapatkan surat lagi.

=====

Untuk Fritz

Ternyata kamu sudah membaca suratku. Kenapa kamu belum menyadarinya. Ini aku orang yang kamu sayangi.

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

Setiap hari aku mendapatkan surat cinta itu.

=====

Untuk Fritz

Fritz aku ingin bertemu denganmu lagi.

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

=====

Untuk Fritz

Huh... kamu enggak peka ya!!!

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

=====

Untuk Fritz

Berharap kamu jadi pacarku, dan selalu ada di sampingku.

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

=====

Untuk Fritz

Sabtu nanti ayo kita kencan!!!

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

=====

Untuk Fritz

Aku akan segera bertemu denganmu.

Dari Orang Yang

Kamu Sayangi

==========

Aku mulai muak dengan hal ini. Aku memutuskan untuk mencari tahu siapa yang menyimpan surat di lokerku.

Tapi, apa aku harus menunggunya dari pulang sekolah. Ya... sepertinya aku harus melakukan hal itu.

Aku menunggu orang itu dari jam 3 sore. Tapi sampai jam 5 sore dia masih belum muncul.

Sepertinya orang itu adalah orang yang mengikuti klub. Tapi, aku masih heran kenapa dia bisa membuka lokernya.

Sudah jam 7 malam tapi orang itu belum muncul. Sepertinya aku pulang saja. Saat aku keluar dari tempat persembunyianku... aku melihat seorang laki-laki yang mencoba membuka lokerku sambil melirik kesana kemari.

Aku menghampirinya, dan ternyata orang itu adalah...

"Yo... Fritz, sepertinya kamu sudah membaca suratnya."

"Ken!!! apa kamu yang menyimpan surat ini di lokerku."

"Ya..."

"Terus apa-apaan dengan isi suratnya, seakan kamu ingin berpacaran denganku."

"Sepertinya kamu salah paham Fritz, bukan aku yang menulis surat ini. Aku disuruh oleh temanku."

"Sejak kapan kamu menjadi orang yang bisa disuruh."

"Meskipun aku kelihatannya begini, tapi aku membuka bisnis untuk mengirimkan surat cinta."

"Setiap orang kan bisa melakukannya."

"Ada sebagian loker yang tidak ada ventilasinya, jadi aku mengambil keuntungan dari hal itu."

"Lalu siapa orang yang menyuruhmu menyimpan surat di lokerku."

"Klienku mengatakan kalau Fritz sudah mengetahui yang mengirimi surat adalah laki-laki. Beritahu identitas ku."

"Lalu... siapa?"

"Shirokane."

"Oh... Lisa ya. Dikira aku siapa?"

"Apa kamu sedekat itu dengan Shirokane?"

"Tidak juga sih."

"Tapi kenapa kamu memanggilnya dengan nama depan. Dia itu artis loh... beruntung sekali kamu."

"Sudahlah... aku akan pulang."

"Ini surat dia..."

"Tidak usah... aku sudah mengetahui isinya."

Keesokan harinya aku melakukan aktivitas seperti biasanya. Dan setelah pulang sekolah aku pergi ke ruang klub.

Aku pun langsung duduk di kursiku.

"Suzune... sudah lama tidak bertemu."

"Aku kira kamu sudah lupa dengan klub ini... jadi, apa kamu sudah menemukan orang yang menyimpan surat di lokermu."

"Ya..."

Setelah itu Bu Hajime datang sambil membuka pintu.

"Kalian berdua sedang apa, apa kalian sedang bermesra-mesraan."

Suzune pun langsung menjawab perkataan Bu Hajime.

"Tentu saja tidak bu, mana mungkin aku bermesraan dengan orang yang seperti ini."

"Oh begitu ya. Selamat kepada kalian berdua karena sekarang kalian mendapatkan anggota baru."

Lalu, seorang perempuan pun masuk kedalam ruangan klub.

"Lisa!!!"

Bu Hajime pun langsung pergi keluar.

"Jaga dia ya Fritz..."

Lalu Lisa pun berlari menghampiriku. Tidak bisa diprediksi, dia memeluk tanganku. Melihat kejadian itu, Suzune langsung marah.

"Fritz!!! Lisa!!! ini bukan tempat untuk berpacaran."

Aku pun langsung menanyakan alasan Lisa masuk klub.

"Lisa apa alasanmu datang kesini?"

"Tentu saja untuk bertemu denganmu, bukannya aku sudah tulis di surat yang kemarin kalau aku akan masuk Klub Detektif."

Aku sedikit merasa menyesal karena tidak membaca suratnya yang terakhir. Kalau aku tahu, hari ini aku tidak akan datang ke klub.