Chereads / Specials (Supesharu) / Chapter 6 - Chapter 05: Kasus Penculikan Artis II

Chapter 6 - Chapter 05: Kasus Penculikan Artis II

eMp.leH@Moonlight Sonata-----!!!!!Treasure_Map-Gold->Cave_$14.25.

#bfordye

Aku mencoba untuk memecahkan kode ini saat Suzune memanggil Bu Hajime.

Aku bisa menyadari kalau eMp.leH itu adalah sebuah kata dari Bahasa Inggris. Jika aku membalikkannya maka yang terbentuk adalah kalimat "Hel.pMe."

Lalu, mungkin @Moonlight Sonata-----!!!!! itu menunjukkan lokasinya. Karena kita bisa menyelewengkan pembacaan @ jadi at.

Hal yang paling membingungkan ku adalah kalimat selanjutnya. Treasure itu harta karun, harta karun itu adalah sesuatu yang berharga jadi kemungkinan tempatnya adalah di tempat yang sedang mengadakan penghargaan.

Lalu, apa arti kalimat selanjutnya. Map-Gold->Cave_$14.25. Mungkin aku bisa mengartikannya kalau cara untuk sampai ke tempat itu adalah dengan menuju tempat yang gelap. Lalu kemungkinan si pelaku penculikannya meminta uang tebusan sebesar 14.25 juta Yen.

Tapi, hal itu sepertinya tidak masuk akal. Jika si pelaku penculikan meminta tebusan, dia harusnya tidak menggunakan kode seperti ini.

Satu-satunya hal yang bisa ku bayangkan saat ia menulis pesan ini adalah pesan yang ia ketik dilihat langsung oleh si pelaku.

Sepertinya aku tidak bisa menyelesaikan bagian ini. Lanjut ke kalimat berikutnya saja. #bfordye mungkin aku bisa mengartikannya kalo #bfordye yang ia maksud itu adalah #beforedie.

Setelah ku berhasil memecahkan kalimat itu, aku jadi tahu arti dari kalimat sebelumnya. Kalimat sebelumnya menunjukkan waktu sebelum ia mati.

Lalu tiba-tiba suara pintu terbuka, dan aku melihat ada Suzune bersama dengan Bu Hajime. Bu Hajime pun datang menghampiriku.

"Fritz, boleh aku lihat kodenya."

Aku pun menunjukkan kodenya.

"Fritz, apa kamu sudah berhasil memecahkan kodenya."

Aku pun menjelaskan hasil pemikiran ku. Bu Hajime pun tepuk tangan.

"Semuanya hampir benar Fritz, hanya saja ada beberapa bagian yang salah."

"Terus bagaimana arti yang sebenarnya?"

"Isi pesan itu seperti ini; Tolong Aku! di acara penghargaan-Moonlight Sonata. Bawakan aku kunci emas untuk ruangan yang gelap ini. Beli tiketnya sebelum jam 14.25. Dari orang yang kamu temui kemarin."

"Ternyata artinya tidak seperti dugaanku, aku bersyukur karena dugaanku salah."

"Tapi, ini hanya kemungkinan. Bisa saja dugaanmu yang benar. Kita harus bergegas ke lokasinya."

"Tapi kan, kita masih ada pelajaran."

"Aku yang akan izinkan kalian berdua, soalnya ini darurat."

Kami pun dipaksa untuk pergi ke lokasinya. Kami bertiga pergi ke lokasinya menggunakan mobil milik Bu Hajime.

~~~

Kami pun sampai di lokasi, di tempat itu sudah banyak yang datang. Bu Hajime membeli tiket untuk menonton.

Aku merasa kalau Bu Hajime itu dulunya adalah seorang detektif. Ia bisa cepat tanggap tentang apa yang harus dilakukannya.

Setelah itu, kami langsung masuk ke ruangan dimana diadakannya acara penghargaan Moonlight Sonata.

Setelah masuk, kami tidak langsung duduk seperti penonton lainnya. Kami menyusuri tempat yang gelap-gelap. Bu Hajime pun membagikan tugas kepada kami.

"Jika kita terus bersama seperti ini para petugas keamanan bisa mencurigai kita. Aku akan pergi ke ruangan staff untuk mengambil kunci, karena untuk kesana tidak mungkin bocah seperti kalian bisa masuk. Suzune kau cari sebuah ruangan yang ada di tempat tunggu yang akan tampil. Sedangkan Fritz, coba kamu cari di ruangan bawah tanah."

"Memangnya disini ada ruangan bawah tanah?"

"Jika kamu pergi ke pintu keluar, saat dilorongnya kamu bisa melihat pintu khusus pegawai di sebelah kiri. Disitu ada tangga menuju bawah tanah."

Kami pun langsung melakukan apa yang Bu Hajime katakan. Rencananya sangat matang, itulah satu-satunya hal yang aku pikirkan tentang Bu Hajime.

~~~

Aku sudah sampai di bawah tanah. Disini gelap sekali, tidak ada lampu satupun. Mungkin disini hanya ada tempat untuk mengatur listrik.

Aku menyusuri lorong-lorong ini sambil mencari sebuah ruangan yang terkunci.

Tapi, meskipun aku terus berjalan. Aku tidak menemui satupun ruangan. Yang aku temui hanyalah pipa-pipa.

Lalu aku mencoba untuk mendekati pipa tersebut, dan aku mulai memahami apa yang Lisa maksud dalam pesannya itu.

Ternyata dugaan Bu Hajime juga salah, yang ia maksud adalah apa yang ia lihat. Dia hanya memasukkan teka-teki sederhana, tapi hanya kita saja yang membuatnya menjadi rumit.

Ini adalah maksud kalimat, Treasure_Map-Gold. Treasure menunjukkan harta karun, harta karun yang ia maksud adalah dirinya. Lalu Map menjelaskan kalau tempatnya itu adalah tempat yang terdapat peta/denah. -Gold menjelaskan kalau jika sudah menemukan denah kamu sudah sampai kepada goal/tujuan.

Dan di atas pipa ini ada sebuah denah. Jadi aku bisa memastikan kalau Lisa ada di balik pipa ini. Tapi, bagaimana caraku masuk. Tempat ini hanya dipenuhi oleh pipa.

Aku mencoba untuk berpikir sejenak. Tapi, aku tidak bisa memikirkan bagaimana dia bisa masuk kedalam sana.

Aku pun mencoba menyentuh pipanya, aku tidak merasakan ada tekanan air. Untuk memastikannya aku pun mengetuk pipa ini. Ternyata dugaanku benar, pipa ini sudah tidak terpakai lagi.

Aku pun langsung mencopot semua pipa-pipa. Dan aku melihat sebuah ruangan dibalik pipa ini. Siapa yang menduga ada ruangan dibalik pipa.

Aku melihat Lisa yang sedang bersandar di tembok dengan tangannya yang diikat dan mulutnya yang ditutup.

Aku pun cepat-cepat menghampiri Lisa. Lisa sudah tidak sadarkan diri, tapi ia masih hidup. Aku membuka penutup yang menutupi mulutnya dan juga membuka talinya. Lalu, aku menggendongnya sampai keatas. Aku berharap ia tidak marah karena aku menggendongnya.

Aku sudah sampai di depan pintu karyawan yang tadi aku masuki. Lalu, Suzune pun keluar dari ruangan diadakannya penghargaan.

"Fritz kau berhasil menemukannya."

"Ya."

Tiba-tiba Lisa mencium pipiku, lalu mengucapkan terimakasih dan ia tak sadarkan diri lagi.

"Fritz apa-apaan kau ini."

"Aku tidak salah, dia yang menciumku. Lagipula bukannya ciuman di pipi itu hanya sebuah salam."

"Itu berlaku di negaramu, di Jepang tidak ada adat yang seperti itu."

"Tapi kan aku tidak salah kenapa kamu memarahiku. Kalau mau memarahi, marahi saja Lisa."

Bu Hajime pun keluar dari ruangan itu.

"Maaf Fritz, aku tidak... eh ternyata sudah selamat. Dimana kamu menemukannya?"

"Dibalik pipa yang diatasnya ada denah."

"Oh."

Lalu saat itu juga Suzune melaporkan kejadian tadi pada Bu Hajime.

"Bu Hajime, tadi Lisa mencium Fritz."

"Benarkah itu Fritz?"

"Tentu saja tidak Bu Hajime. Dia hanya mengucapkan terimakasih."

"Bu, tapi dia menciumnya."

"Tapi, dia hanya mencium pipi. Bukannya itu hanya sebuah salam."

"Baiklah, diam semuanya. Suzune, mungkin benar apa yang dikatakan Fritz. Jadi, ayo kita ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian ini."

Kami pun pergi keluar dan masuk kedalam mobil Bu Hajime untuk melaporkan kejadian ini ke kantor polisi.