Chereads / 17 Years Mystery / Chapter 1 - Terbangun di 17 Tahun Masa Depan

17 Years Mystery

🇮🇩ShiinaSilvia
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 36.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Terbangun di 17 Tahun Masa Depan

" hsss hsss "

" suara apa itu. ! "

terdengar seperti nafas yang terengah-engah.

" dimana aku? " ku lihat sekelilingku yang gelap. hanya sebercak cahaya dari celah pintu yang hampir saja tertutup.

" kapan aku tertidur? apakah ini kamarku? " pikirku bingung. setengah pikiranku aku rasa lenyap bagai hilang ingatan.

" ckrkkssss " terdengar suara basah dibawah kasurku. suara itu bersambung setelah suara nafas itu.

" siapapun!!!! jangan ganggu akuu!!!! " teriakku sembari menutup tubuh dan wajahku dengan selimut tebal yang awalnya berada di kakiku.

tiba-tiba terdengar langkah seseorang yang datang dan membuka pintu itu, aku masih menutupi wajahku. langkahnya begitu berat dan lamban..

" kau sudah bangun shuu ? " suaranya bergetar serak basah layaknya nenek tua berusia 85 tahun.

" shuu ?!?! " pikirku bingung.

" pergilah mandi, hari ini adalah hari ulang tahunmu yang ke 17. ingat?" sambung nenek itu.

" ulang tahun? ke - 17 ? " pikirku semakin bingung, namun karena aku yakin ia adalah manusia dan tak menyakitiku, aku pun membuka selimut itu dari wajahku dan langsung memandangnya.

" siapa kau.. " tanyaku gemetar.

" ada apa sayang, kau melupakan nenekmu? " katanya sebelum ia menyalakan lampu dikamar itu.

betapa terkejutnya aku saat ia menyalakan lampu itu. aku bisa melihat jelas wajahnya yang keriput itu, aku sangat mengenalnya, namun mengapa ?

" mam.. m maamaa?!!!!!?! " teriakku histeris, sangat terkejut, hingga aku lupa untuk berkedip. bagaimana tidak? dia mirip sekali dengan mamaku, hanya saja keriput dan rambut putihnya saja yang berubah. ia tampak seperti mamaku yang sudah menua.

nafasku tak beraturan, aku bingung, apa yang terjadi, apakah ini mimpiku? aku sangat bingung.

" mengapa kau memanggilku mama.. apakah kau merindukannya? ayolah sayang dia telah tiada.. " katanya dengan perlahan-lahan bagaikan mengeja.

" sss si.. si siapa kau!!! mama tidak mungkin mati !!! " teriakku sembari ku menangis.

" aku nenekmu sayang.. aku nenek margaretamu.. " sahutnya pelan.

" margaretta?!!!!! hh margaretta ya??? margaretta?????????? " apa maksud mama!!!! ayolah aku tahu kau mamaku ..... apa yang telah terjadi.... di di.. dimana aku.. apa yang terjadi.. !!!!!!!! arrghhhhhhhhh !!!!! " teriakku menangis.

" cepatlah bergegas, pestamu dimulai pukul 10 ingat? untungnya hari ulang tahunmu hari minggu ya.... " dia menjawabnya pelan dan seolah tak menghiraukan yang aku tanyakan tadi.

" hh " tawaku sinis.

aku belum mengerti apapun, dan bagaimana waktu ini bergulir tanpa kusadari, apa yang telah terjadi selama aku tertidur? dan bagaimana bisa aku kembali ke 17 tahunku?

-***-

sejenak aku melupakan apa yang terjadi tadi. lalu aku mencoba mengikuti alurnya dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Akupun keluar dari kamar itu, aku mengenal rumah ini, ini memang rumahku. namun hanya saja warna catnya yang dulu ku kenal telah berubah klasik berwarna coklat kayu. dengan hias-hiasan vas bunga antik kesukaan mama yang jumlahnya bertambah dari yang kuketahui dulu.

" semuanya berubah.. " gumanku.

lalu.. kamar mandiku..

" yahh berubah lagi.. " gumanku. bagaimana tidak? shower yang aku tau saat aku gunakan dulu pengaitnya telah copot kini terkesan antik dengan rantai berwarna emas yang berkilau, nampak seperti lebih modern dari jamannya dulu.

dipikiranku.. hanya ada perbandingan hitam putih dan perbandingan duniaku saat ini yang klasik dan modern. entah apa yang terjadi.

" setidaknya aku masih bernafas walau apa yang telah terjadi.. " kukatakan itu saat tengah menyirami tubuhku dengan air dari shower klasik itu.

tiba-tiba.

" crkss ckrskk crkss ckrskk " suara langkahan basah yang tadi aku dengar saat kamarku gelap, kembali aku dengar. suara itu serasa dekat denganku. membuatku takut.. namun penasaran.

-***-

begitu segar.. yah namanya aja habis mandi kan yah.. ku lihat gaun yang manis sudah tergantung didepan lemariku.

" gaun yang indah " sembari ku mencoba melihatnya dicermin.

mama memang mengetahui warna kesukaanku. yup merah muda, ia memilihkannya dengan klasik seperti biasanya. dia juga melengkapinya dengan jepit rambut indah ala korea, dengan baluran mutiara pink yang berkilau. aksesoris lainnya terlihat banyak sekali menemani gaunku. gelang, anting, semua senada dengan elegant. sangat menawan.

" dulu aku berulang tahun tidak menggunakan gaun indah dan aksesori sebanyak ini. hahah " pikirku saat mengingat ingatan hitam putihku.

" dulu.. aku hanya menggunakan kaos merah, dan celana panjang hitam. kupikir itu paling keren.. tanpa warna favoritku, dan tanpa aksesori hehe. " gumanku kegirangan.

-***-

" aku terlihat bagai putri raj.. "

" hssshhh hssshhh crksk crksk "

" siapa itu !!!! "

suara itu serasa terus menghampiriku sejak pagi, entah apa yang diinginkannya.

" ting.... " terdengar suara benda semacam rantai atau besi kecil yang jatuh.

aku mencoba mencari benda apa itu, ..

" hey.. hey hey hey.. ini.. " aku yang terheran-heran melihat kalung liontin dengan inisial S itu kembali mengingat masa hitam putihku, aku sangat ingat kalung emas ini, ini adalah hadiah ulang tahunku yang ke 17 dari mama waktu itu.

" bagaimana kau bisa ada disini? " pikirku heran, sebab aku pikir semua telah berubah. kupikir juga kalung ini.

" baiklah, aku akan memakaimu lagi, apa kau ingin aku memakaimu? " ku kalungkan kalung itu pada leherku, semua serasa lengkap. aksesori yang mewah.

-***-

jam pun menunjukkan pukul 10. aku heran pada mama yang terlihat seperti nenek tadi, mengapa merayakannya pagi hari? bukankah pesta layaknya diadakan pada malam hari?

tak lama, suara ricuh pun datang, seperti suara keramaian, aku yakin itu undangan yang disebarkan oleh nenek tadi dan mereka telah datang.

" shuu.. shuu.. ayolah sayang jangan biarkan teman-temanmu menunggu.. " teriak nenek itu basah.

" tunggu dulu, shuu? iya namaku dulu memang berawalan S, namun bukanlah shuu panggilanku. dulu mereka memanggilku sia. lalu shuu? " pikirku terheran-heran.

-***-

aku pun keluar dari rumah dan menuju halaman rumahku, disamping nenek aku lihat papa, h maksudku kakek. mungkin. karna wajahnya mirip papa yang berusia 85 tahun.

aku juga melihat teman-temanku yang ramai yang menurutku sangat tak ku kenal, aku belum mengenal mereka sebelumnya namun mereka berteriak menyapaku.

" shuu waahh kau cantik sekali "

" shuu mirip sekali dengan mamanya yang telah tiada "

mereka yang terheran-heran dengan segala pujian mereka membuatku bingung,

"siapa yang mati? papa dan mamaku ada disini, apa maksud mereka?" gumanku.

-***-

aku yang tak mengenal siapa nama temanku jadi aku hanya dapat menyapa mereka dengan " hy cantik, makasih ya udah datang., " hmm aku gak tau namanya jadi aku pake sebutan pujian saja. 2 jam pun berlalu, kami pun bercanda tawa dan bergosip layaknya gadis remaja. namun ada 1 tamu undangan yang aku pikir.. " aneh " .

gadis yang memakai gaun putih dengan rambut panjangnya duduk dikursi didekat tembok belakang halamanku, sulit untuk melihatnya dengan jelas karena teman-temanku yang berada disisiku tak mengijinkanku berpaling dari mereka.

tampak gadis itu memperhatikan diriku, ia tidak tampak seperti kami, ia tampak lebih dewasa dari kami, menatatap kearahku tanpa berkedip.

"sungguh aneh. " gumanku.

-***-