Chereads / two named girl / Chapter 5 - chapter 4

Chapter 5 - chapter 4

ivan dan aku berjalan keluar dari mansion menelusuri pohon pohon dan sungai sungai seperti yang ku lakukan dengan Roland semalam ,tapi yang membedakan nya dengan semalam adalah kami melewati semua yang ada di sana dan terlihat sebuah desa kecil dan terdapat pasar ramai dibawah bukit .

"wah jauh sekali ya ,namun pemandangan dari sini membuat nya indah" aku terkagum.

Ivan melihat ku sekilas lalu menarik kembali tangan ku yang masih ada dalam genggaman nya sambil berkata "itu memang terlihat jauh karena kita saja butuh satu hari untuk sampai di sana ,jadi jika kamu penasaran kenapa mereka dua mendadak ada kerjaan itu karena mereka ingin menghindar pergi ke pasar".

aku pun menjawab dengan terkejut "ehh satu hari? kamu bercanda kan Ivan?" karena kami berada diatas bukit yang samping nya adalah jurang , aku terpeleset saking terkejutnya ,Ivan menarik ku ke atas namun tidak berhasil dan kami berdua akan jatuh ke bawah ,Ivan dengan cepat memeluk ku dan melantunkan posisi tubuh nya ke bawah tanah menggantikan ku. --baaam-- suara jatuh kami berdua sudah hampir bisa disamakan dengan suara bom aku pun hanyut dalam pikiran ku. "baaam? ini orang apa baja?''.

tersadar dari lamunan pikiran ku aku segera bangun dan mengguncang tubuh Ivan sambil berteriak "Ivan sadar lah ,kau masih hidup Van? kamu bisa dengar aku?''

Ivan yang terpekak kan dengan suara indah nan cempreng ku terbangun "hey! kamu mau bunuh aku ya?" sambil meletakkan lengannya ke dahi nya . dia kembali berkata sambil menatap ku ''tolong jangan timpa aku ,walau kau kelihatan kurus sekali ,aku ga nyangka kamu segini berat ya?".

aku yang tersadar bahwa aku masih tetap diatas nya berdiri dan menunduk berkali kali "maaf ,maaf kan aku".

dia pun bangun dari tanah tempat kami jatuh tadi ,darah bercucuran dari kepala ivan yang membuat ku kaget. tersentak aku langsung berkata ''ivan kepala mu berdarah ,ahh bagaimana ini?" saking panik nya aku tidak melihat bahwa Ivan membawa kotak p3k , dan dia sedang mengobati dahinya sendiri ,saat aku tersadar Ivan sedang kesulitan mencari luka yang harus di bersihkan ,aku menawarkan bantuan untuknya ,aku mengusap semua darah yang bercucuran dari dahi sampai ke dagu nya. saat aku mengusap darah dari segala aspek wajah nya aku menyadari bahwa Ivan hanya terdiam dan tidak berkomentar apa pun.

setelah itu aku dan Ivan melanjutkan perjalanan kami ke desa ,setelah berjalan selama beberapa jam kami pun beristirahat sementara

aku mengerutu sambil melihat keadaan kaki ku "uhhh kaki ku sakit sekali". sambil memegang bagian kaki ku yang terluka akibat terlalu lama berjalan.

Ivan menyadari bahwa kaki ku sedang luka ,dia menghampiri ku dan berkata "kamu tidak apa apa? kaki mu sakit?". ia mengangkat kaki ku lalu dipijat.

aku yang tersipu malu karena kaki ku di angkat oleh Ivan hanya berdiam dan menggangukan kepala saja.

--keesokan harinya--

aku tidur dengan sangat pulas di sebuah hotel antara hotel dan desa ,namun sepertinya ada suara yang menggangu ku seperti -li-li-ly suara samar samar , tiba tiba membangunkan ku

"Estelle!! bangun" teriak ivan

aku terkejut dan menatap Ivan "eh Ivan?"

Ivan menjawab tatapan ku dan berkata "sepertinya kamu memiliki mimpi buruk ,jadi aku membangunkan mu ,kamu baik baik saja?"

aku menjawab dengan wajah berseri "aku baik baik saja tidak perlu khawatir ivan''

Ivan menjawab ku sambil terlihat sibuk "baiklah itu sarapan nya sudah ada di depan meja ranjang mu ,ayo sebentar lagi kita sampai ke desa kok".

aku bergegas membereskan barang ku dan segera memakan sarapan yang sudah di siapkan Ivan di atas meja. dan masih berpikir tentang mimpi tadi ''suara samar apa itu?''.

setelah itu aku dan Ivan beranjak keluar dari hotel dan kami pun sampai ke desa setelah berjalan agak lama terdengar suara dan tercium wangi segar ,terlihat banyak orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

setelah Ivan selesai membeli semua bahan makanan kami berdua pun berjalan mengelilingi pasar ,tiba tiba ada lima orang anak kecil yang lewat di samping kami dan menjerit "festival akan dimulai ,festival akan dimulai!" ,dengan itu aku terkejut dan menatap Ivan lalu bertanya "Ivan apa itu festival?" .Ivan yang sedang mengecek lengkap tidaknya bahan makanan yang kami beli, melihat ke arah ku lalu menjawab "kau mau mencoba pergi? ke festival maksud ku". sesaat setelah dia menjawab aku mengangguk kan kepala ku.

sesampai nya kami di festival ,Ivan mengencangkan genggaman tangan nya ,lalu kami berjalan menyelusuri festival. festival yang diadakan di desa ini setiap 5 tahun sekali ,sangat lah random. setiap 5 tahun sekali warga desa dan sekitar nya mengadakan festival untuk bersenang senang dalam gaya negara apa pun . tahun ini festival di adakan dengan tema Jepang.

aku menyelusuri semua tenda tenda yang menjual banyak makanan ,mata ku terpikat oleh sesuatu benda berbentuk bulat nan merah. Ivan yang melihat ku terpikat dengan makanan itu ,menghampiri stand makanan itu dan membeli satu ,lalu ia menyodor kan permen itu padaku dan berkata "nih untuk mu ,kamu mau coba?". aku menolaknya dan berkata "tidak terimakasih ,kamu saja".

setelah itu Ivan menghembuskan nafas ,dan menyodor kan permen itu ke bibir ku ,dan berkata "coba nih enak kan?" ,aku yang belum pernah merasakan makanan ini langsung mengambilnya dari tangan ivan. "wah enak sekali ternyata!'' seru ku. setelah itu kami berdiam disana dan bersenang senang ,lalu setelah itu kami berjalan pulang ke mansion.

entah kenapa Ivan menyuruh ku menunggu nya di dekat festival, sementara dia mengambil barang aku melihat sekitar festival semua orang terlihat bahagia begitu juga aku.

saat aku hampir masuk ke dunia lamunan ku suara klakson mobil menyadarkan ku dari lamunan yang bahkan belum ku masuki. dari pintu mobil itu terlihat Ivan dengan rambut putih dan mata merahnya. dia berkata "masuk lah ,ayo kita pulang!" .aku pun mengangguk dan masuk kedalam mobil.

~IVAN POV~

tadi di festival si Estelle seneng banget dah lompat sini lompat sana ,sekarang ketiduran dah. aku tertawa kecil melihat Estelle yang tergeletak di kursi mobil dengan wajah yang tenang .setelah itu kami pun pulang ke mansion ,tetapi Estelle masih juga belum bangun ,ia terlihat sangat nyenyak ,aku tidak tega membangunkannya. aku mengangkatnya di kedua lenganku dan kubawa ke kamar nya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

thanks for reading

to be continued in chapter 5~

______________________________________________