Chereads / Sistem Transmigrasi: Cinta Pertama Tuan Penjahat / Chapter 2 - Istri Kecil Raja Setan (1)

Chapter 2 - Istri Kecil Raja Setan (1)

Raina merasakan kepalanya begitu sakit karena tindakan tiba-tiba sistem. Betapa kasar...

Dia membuka matanya dan segera waspada saat mengamati lingkungan di sekelilingnya.

"..." Sistem, apa kamu ingin mengatakan beberapa kata?

[Ding! Memuat alur cerita...]

[Ding! Memuat ingatan tuan asli...]

"Tuan, bersabarlah sebentar~" Suara manja sistem terdengar di dalam benak Raina.

Raina mengeluarkan persetujuan diam-diam sebelum dengan hati-hati menjelajahi sekitarnya. Melihat dari rak-rak buku yang penuh dan buku-buku yang berceceran di meja, sepertinya dia sedang berada di perpustakaan.

[Ding! Alur cerita selesai dimuat.]

[Ding! Membuka alur cerita.]

Ini adalah dunia di dalam sebuah buku novel berjudul yang memiliki latar dimana sihir adalah sumber daya utama yang digunakan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari.

Raina agak tertarik saat melihat rekaman tentang latar belakang dunia ini. Bagunan-bangunan di sini terlihat seperti sebuah kerajaan kuno. Namun, sistem pemerintahan yang mereka gunakan lebih maju dan condong ke cara pemerintahan modern yang demokratis.

Dan yang lebih menarik, kendaraan di sini memiliki bentuk yang sama persis dengan kereta kuda. Hanya saja, tidak ada kuda yang menariknya karena kereta itu digerakkan dengan energi sihir.

Sihir, huh?

Menarik sekali.

Dia segera mengalihkan perhatiannya ke alur cerita setelah puas mengagumi semua itu.

Dalam alur cerita, pemimpin utama pria, Ganesha, adalah seorang siswa unggulan dari divisi pejuang di Sekolah Ibukota.

Diceritakan bahwa awalnya pemimpin utama pria hanyalah anak dari panti asuhan yang secara tidak sengaja bertemu dengan kepala sekolah dan menarik perhatian pria tua itu dengan bakatnya di perkelahian pasar. Jadi, pada akhirnya, dia diadopsi dan dididik oleh kepala sekolah secara langsung hingga memasuki usia yang cukup untuk memasuki sekolah.

Dengan jari-jari emasnya, pemimpin utama pria mendapatkan banyak harta karun, kemampuan khusus, dan pendukung-pendukung kuat di belakangnya. Membuat orang-orang kagum dan merasa iri sampai mati karenanya.

Dengan semua yang dia miliki, dia juga berhasil menarik banyak wanita yang mengaguminya dan orang-orang yang ingin menjilatinya. Hanya saja, dia tidak memperdulikan mereka dan hanya mau berteman dengan teman masa kecilnya, Amelia, yang mana membuat semua orang melampiaskan ketidakpuasannya kepada gadis itu.

Di dalam cerita, Amelia dikisahkan sebagai gadis cantik dengan kemampuan biasa-biasa saja. Jika dia bukan nona muda dari keluarga terbesar ketiga yang menguasai ibukota dan anak dari jenderal tertinggi di kerajaan, dia mungkin tidak akan diperhatikan oleh siapapun.

Tidak disebutkan apakah pemeran utama pria menyukai gadis ini atau tidak tapi sepertinya dia cenderung menyayangi dan melindunginya sebagai seorang adik perempuan. Dia melindungi Amelia begitu berlebihan hingga gadis itu menjadi ketergantungan terhadapnya dan tidak mengetahui hal-hal buruk tentang dunia. Amelia... adalah definisi sesungguhnya dari lotus putih berdasarkan alur cerita.

Hanya saja, hal itu berubah ketika pemimpin wanita datang memasuki kehidupan pemimpin utama pria. Pemimpin wanita, Sekar, adalah gadis yang kikuk dan selalu membuat masalah. Entah apa yang pemimpin utama pria pikirkan tapi pada akhirnya dia jatuh cinta pada gadis itu.

Sejak pemimpin utama pria berkencan dengan pemimpin wanita, Amelia diabaikan begitu saja dan mengalami kesulitan karena tidak terbiasa dengan keadaan tersebut. Apalagi, dengan hilangnya Ganesha, orang-orang yang sebelumnya hanya bisa menyimpan ketidakpuasan dalam hati mereka mulai berani mengungkapkannya.

Karena tidak tahan dengan itu semua, Amelia mendatangi Ganesha dan meminta bantuannya yang malah ditolak dengan dingin oleh pria itu. Bukan hanya dia menolak permintaan Amelia, Ganesha juga dengan sembrono menunjukan kasih sayang kepada Sekar yang mana membuat Amelia sakit hati. Siapa yang tidak tahu bahwa Amelia mencintai Ganesha? Bahkan orang buta pun bisa melihat kasih sayang di mata Amelia dengan jelas.

Bagaimana bisa nona muda yang dimanja sejak kecil tahan menghadapi hal semacam itu? Pada akhirnya, dia terus melampiaskan amarahnya kepada Sekar yang pastinya tidak akan pernah berhasil karena kehadiran Ganesha.

Ganesha merasa tidak puas dengan sikap Amelia tetapi terus berusaha mengabaikannya mengingat persahabatan mereka selama ini hingga suatu hari dia mencapai puncaknya dan membunuh Amelia, umpan meriam ini, dengan kejam.

Sedangkan, untuk penjahat, alur cerita tidak terlalu menceritakannya secara detail tapi Riana merasa bahwa dia sedikit kurang beruntung.

Tuan penjahat awalnya hanyalah seorang anak laki-laki yang diam-diam jatuh cinta pada seorang gadis yang dia selamatkan, Amelia. Ketika Amelia dan Ganesha berusia lima tahun, mereka mengalami kebakaran di sebuah toko.

Tuan penjahat yang saat itu masih berumur delapan tahun sedang berjalan-jalan di sekitar ketika kebakaran itu terjadi. Dia mendengar teriakan Amelia dan dengan naifnya masuk ke dalam kobaran api untuk menolongnya. Sejak saat itulah dia jatuh cinta pada Amelia dan terus mengikutinya dengan identitas yang berubah-ubah.

Sayangnya, Amelia yang salah paham dan mengira bahwa Ganesha, sang pemimpin utama pria, sebagai penyelamatnya dan itulah alasan mengapa dia bisa jatuh cinta padanya. Tuan penjahat yang melihat bahwa gadis yang disukainya mengejar pria lain menjadi patah hati.

Dengan mengumpulkan semua keberaniannya, dia mendatangi Amelia dan mengaku kepadanya yang malah membuat Amelia lari ketakutan. Bukankah mengerikan saat mendengar bahwa seseorang yang tidak dikenal menyukaimu dan diam-diam mengamati setiap gerakanmu tanpa sepengetahuanmu?

Tuan penjahat yang merasa malu dan marah memutuskan untuk pergi dan diam-diam mengumpulkan kekuatan yang akan dia gunakan untuk membuktikan pada gadis itu bahwa dia mampu memilikinya.

Sayangnya, Amelia dihancurkan sesuai dengan namanya sebagai 'umpan meriam' saat kedatangan pemimpin utama wanita. Tuan penjahat yang mengetahui hal ini menjadi menghitam dan memutuskan untuk melampiaskan kemarahannya pada Ganesha dan Sekar yang dia anggap sebagai penyebab kematian gadis yang disukainya.

Mereka mengalami pertarungan sengit yang panjang hingga akhirnya pemimpin utama pria dan wanita memenangkannya dengan halo protagonis yang dimilikinya.

Di akhir cerita, pemimpin utama pria dikisahkan hidup bahagia dengan pemimpin wanita yang mana keduanya memiliki haremnya masing-masing.

Setelah Raina membaca cerita itu, dia kehabisan akal.

"Sistem, drama darah anjing macam apa yang kamu berikan padaku?" Raina bertanya pada sistem.

"..."

"Apa misiku?" Raina mengganti pertanyaan saat tidak mendapatkan tanggapan dari sistem.

[Memuat misi dunia...]

[Ding! Misi telah dimuat.]

[Misi utama: Kumpulkan poin cinta dari tuan penjahat hingga seratus persen.]

"..." Siapa sebenarnya tuan penjahat?

"Tuan perlu mencari tahunya sendiri~"

"Oh." Raina terdiam sebentar. "Apa ada informasi yang perlu kamu berikan padaku?"

"Ya, ya, tentu saja~" Sistem segera teringat sesuatu.

"Ap..."

[Ding! Ingatan tuan asli selesai dimuat.]

[Ding! Membuka ingatan tuan asli.]

Tiba-tiba saja sakit kepala yang keras menyerang Raina. Itu terasa begitu menyakitkan seakan-akan kepalanya sedang dibelah dengan paksa.

Sistem menjadi panik saat melihat kondisi tuannya yang memucat. "Tuan, apa kamu baik-baik saja?!"

Raina mendengar pertanyaan sistem tapi tidak bisa menjawab karena rasa sakit yang semakin meningkat diikuti aliran ingatan yang memasuki otaknya dengan cepat. Dia membutuhkan beberapa saat sebelum bisa menerima semua ingatan dan memeriksanya dengan baik.

"Tuan~"

Raina tak menjawab dan hanya menatap lantai untuk waktu yang lama.

"Tuan, apa yang kamu rasakan?" Ah!! Tuannya begitu tidak bisa dimengerti! Apa yang harus aku lakukan?! Memohon bantuan, darurat!

Raina masih tak menyahut dan malah mengalihkan pandangannya ke arah buku-buku yang berserakan di meja. Dia menghampirinya dan meneliti satu per satu dari buku tersebut.

Sistem: "Tuan!~"

"Diam," perintah Raina dengan nada dingin. "Kamu begitu berisik."

Setelah memastikan bahwa sistem akan berhenti mengatakan omong kosong, Raina kembali memfokuskan dirinya pada buku-bukunya.

Sistem yang baru saja dimarahi hanya bisa berjongkok di pojokan dengan wajah yang dipenuhi air mata. Hiks! Hiks! Tuan begitu galak. Apa yang harus aku lakukan?~

Meskipun Raina tidak menginginkan misi-misi ini, dia adalah tipe orang yang harus menyelesaikan semuanya dengan sempurna. Jadi, setelah tadi menerima ingatan asli tubuh yang dia tempati, dia segera memulai untuk bekerja.

Sekarang Raina sedang berada di perpustakaan sekolah dan tubuh yang dia tempati sekarang adalah tubuh Amelia. Ya, si umpan meriam tanpa otak.

Sebentar lagi adalah ujian akhir tahun dan seingatnya pemimpin wanita belum bertemu dengan pemimpin utama pria untuk saat ini. Ini jauh lebih mudah karena setidaknya dia tidak dipaksa untuk langsung menghadapi situasi kritis.

"Amelia?"

Raina berbalik dan menemukan seorang pria jangkung dengan kulit kecoklatan dan mata persik yang sedang berjalan mendekatinya. Dengan tubuh sempurna dan aura protagonis yang mengelilinginya, dia langsung tahu kalau pria ini adalah pemimpin utama pria, Ganesha.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya pemimpin utama pria.

"Membaca." Raina menjawab dengan singkat dan dingin.

Sistem: ", kamu tidak boleh OOC [1] atau poinmu akan dikurangi!~"

"..." Merepotkan.

Amelia menekan tombol inventaris dalam benaknya dan mengambil paket lotus putih yang baru saja diberikan sistem.

"Amel, ada apa denganmu?" Ganesha terkejut saat melihat ekspresi datar di wajah gadis itu.

Raina diam untuk sesaat sebelum tersenyum lembut. "Ah, maafkan aku, ujian akhir ini benar-benar membuatku merasa tertekan dan aku rasa aku sedikit terguncang hari ini," ucap Raina dengan nada manja yang diwarnai sedikit keluhan.

Sistem: "..." Dewi, apa ini benar-benar tuannya?!

Sistem menatap gadis yang tersenyum dengan penuh ketakutan. Ya Tuhan, wajah tuannya tersenyum menakutiku sampai mati!

Lihat, betapa hebatnya paket hadiah yang aku berikan! Hehehe.

Ganesha sedikit lega saat melihat Raina yang berbicara dengan nada manja seperti biasanya. Dia khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada gadis ini.

"Apa yang sedang kamu pelajari?" Ganesha bertanya sambil mengamati buku-buku yang berserakan.

"Ah, ini tentang mantra sihir," jawab Raina dengan cemberut. "Aku berusaha menghafalkan mantra-mantra dan artinya tetapi aku merasa seakan-akan otakku begitu bebal hingga tidak ada satupun yang bisa terukir di dalamnya."

Ganesha tertawa. "Bagaimana kalau kamu beristirahat sebentar?" tawarnya.

Mata Raina bersinar tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu lalu menggeleng dengan setengah hati. "Aku tidak bisa bersantai. Kalau nilaiku kali ini tidak meningkat, aku akan dipindahkan dari kelas unggulan."

Ganesha tersenyum. Gadis ini selalu bekerja keras dan mencoba berdiri dengan kemampuannya sendiri tanpa ada seorang pun yang mengetahui betapa beratnya itu. Dia merasa ingin membantu meringankan bebannya...

"Bagaimana kalau aku membelikanmu minuman dan beberapa camilan?" tanya Ganesha.

Raina mengangguk cepat.

Ganesha menepuk kepalanya lembut sebelum berbalik pergi, meninggalkan gadis yang kini menatap kosong pada buku-buku di hadapannya.

"Sistem, apa tuan asli tubuh ini seorang idiot?" tanya Raina pada sistem.

Sistem kebingungan. "Uh, ada apa?"

Gadis itu mendesah. "Aku tidak menemukan satupun ingatan tentang materi ini di otaknya."

Bukan hanya dia tidak pandai berurusan dengan perasaan, dia juga tidak pandai dalam pelajaran di sekolah! Oke, aku tahu dia bodoh tapi tidak akan menyangka kalau dia sebodoh ini.

Sistem: "..."

"Apa ini berarti aku harus mempelajari hal-hal asing ini?"

Sistem berusaha membujuk tuannya. "Tuan, kamu tidak akan mengalami kerugian kalau kamu mau mempelajarinya dengan serius~"

"Hm?"

"Kalau kamu bisa memenuhi kriteria sistem untuk suatu keahlian, sistem akan memasukkannya ke dalam kolom keahlian di profilmu dan nanti bisa kamu gunakan di dunia-dunia berikutnya dengan bebas~"

"Baguslah kalau begitu."

Gadis itu menatap buku-buku di hadapannya untuk sejenak sebelum mulai membacanya dengan perlahan. Dia terus mengulang-ulang kalimat yang dia anggap kurang sesuai hingga dia merasa yakin bahwa itu benar.

Tiba-tiba ruangan jatuh dalam kegelapan. Raina menjadi waspada karenanya.

"Eheheheheh..." Terdengar suara serak yang mengeluarkan tawa yang berbahaya, terus bergema di dalam ruang perpustakaan yang gelap. "Makhluk fana mana yang berani memanggil tuan ini?"

Tak ada jawaban.

"Hei!" Suara itu berteriak kesal, dia mencoba mencari sesosok manusia tapi tidak bisa menemukannya.

Raina yang mengamati pria yang berdiri di tempatnya berada tadi dengan waspada. Kulit putih pucat, rambut perak, dan mata merah menyala yang mencolok itu... Dia merasa tidak asing tapi dia tidak ingat dimana dia melihatnya.

Pria itu tersenyum mengerikan saat dia tidak menemukan sesosok pun manusia bahkan setelah menggunakan perspektif ilahinya. Kalian makhluk lemah berani mempermainkanku?!

Tepat sebelum pria itu mengamuk, Raina keluar dari tempat persembunyiannya dan menatapnya dengan dingin. "Siapa kamu?"

Tentu saja makhluk fana biasa tidak akan bisa bersembunyi dari perspektif ilahi pria itu. Sayangnya, Raina memiliki sistem yang merupakan cheat dalam misinya kali ini. Sistem sudah melindunginya dan dia telah berhutang lima ratus poin karena hal itu bahkan sebelum dia menyelesaikan misi. Menyedihkan...

Pria itu sedikit terkejut saat melihat kemunculan Raina yang tiba-tiba. Raina bisa melihat dia membeku untuk beberapa saat sebelum kembali ke ekspresi jahat dan jahat yang sebelumnya dia miliki. "Apa kamu tidak tahu siapa aku?"

"Siapa kamu?" tanya Raina lagi.

"Kamu memanggil sesuatu tanpa mengetahui apa yang kamu panggil?" tanya pria itu dengan mata main-main. "Sungguh ceroboh."

Raina hanya menatapnya dan pria itu tersenyum semakin lebar karenanya. "Gadis, apa kamu merasa bahwa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya dengan nada yang entah mengapa terdengar sedikit diisi harapan.

"Kamu terlihat tidak asing tapi aku tidak ingat dimana aku pernah melihatmu." Raina mengamati pria di hadapannya dengan hati-hati. Apa Amelia yang asli mengenal pria ini? Tapi kenapa dia tidak menemukan sedikit pun ingatan tentangnya?

Di bawah tatapan intens Raina, pria itu masih mempertahankan senyum menggoda. Sayangnya, dia meninggalkan sedikit celah dalam aktingnya dan Raina bisa melihat sedikit kekecewaan dan amarah di matanya meskipun hanya sekilas.

"Ini tidak masalah. Kita bisa saling mengenal di masa depan asalkan kamu memperlakukanku dengan baik~"

Detik berikutnya, tubuh pria itu menghilang dan muncul kembali tepat di depan Raina. Dia menyentuh wajah Raina dengan jari-jari lentiknya. Gerakan menggodanya membuat Raina geli dan merasa sedikit merinding.

"Kamu tidak terlihat buruk," ucapnya dengan tatapan tergila-gila padanya.

Riana berusaha memanggil sistem kecilnya. "Sistem, kemari dan bantu aku mengetahui apakah pria ini memiliki masalah mental atau tidak!"

Sistem kecil yang sedang menonton sambil memakan berondong jagung: "..." Tuan, tolong jangan panggil aku ketika kamu sendiri sudah tahu apa jawabannya.

"Gadis..."

"Berhenti mengatakan omong kosong!" potong Raina dingin. "Aku sedang belajar mantra ketika kamu tiba-tiba muncul dan membuat semuanya berantakan. Jadi, bisakah kamu segera pergi? Aku tidak bermaksud memanggilmu."

Pria itu masih tetap setia dengan senyumannya saat mendengarkan penjelasan Raina. "Jadi, kamu ingin mengusirku begitu saja?"

Raina mengangguk.

"Gadis kecil, apa kamu benar-benar tidak tahu siapa aku?" Pria itu menghalangi jalan yang ingin dilewati Raina.

"Apa aku perlu tahu?" Raina balik bertanya.

Pria itu tercenung untuk sesaat sebelum terkekeh pelan. "Aku Geni. Apa kamu terkejut?"

Riana menggeleng. "Kenapa aku harus terkejut?"

Senyum di wajah Geni sedikit memudar. "Jangan katakan bahwa kamu tidak mengenalku!?"

Riana mengangkat alis. "Apakah kamu seorang selebritis?"

Senyum di wajah Geni sekarang benar-benar menghilang. Dia mendorong Riana hingga menabrak tembok dan mengurungnya hingga gadis itu tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri. Geni tidak mengatakan apapun tapi Raina merasa bahwa tatapan membakar pria itu bisa menelanjangi dirinya.

Mata hitam kelam gadis itu bertemu dengan mata merah menyala pria di hadapannya. Mereka saling bertatapan untuk waktu yang tidak bisa mereka perkirakan.

Geni hilang didalamnya untuk sesaat. Raina tidak tahu apa yang dia pikirkan tapi dia tidak berani menurunkan kewaspadaannya sedikit pun.

"Apa kamu bersungguh-sungguh untuk mengusirku?" tanya Geni.

Riana mengangguk.

"Kamu sudah memanggil pangeran dari wilayah setan dan kamu bisa memerintahkannya untuk melakukan apapun yang kamu suka. Apa kamu akan melepaskan kesempatan ini begitu saja?"

Riana tersenyum miring. "Apa kamu mau diperintah?"

Geni mengangkat kedua alisnya sambil mengangguk singkat.

"Bagus." Riana mengeluarkan buku catatan dari balik jubahnya. "Lalu kamu seharusnya memahami materi tentang mantra, bukan?"

Geni melirik Riana dengan tersenyum misterius menghiasi wajah tampannya.

Kamus mini:

[1] OOC = Out of character (keluar dari karakter (?))