"INI SEMUA KESALAHANMU!! SEHARUSNYA KAU TIDAK BERTEMU DENGAN KAKAKKU! PERGI SANA! JANGAN TUNJUKKAN WAJAHMU DIHADAPAN KAMI LAGI!"
Raja biru membiarkan dirinya dipukuli, dihajar hingga babak belur oleh sang adik. Dia tidak peduli lagi ada bagian tulang rahang yang retak. Rasa sakit yang dirasakan saat ini sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit akibat lubang besar dihatinya.
"Sebenarnya kau menganggap putriku sebagai apa, huh?" tanya sang ibunda dengan suara pilu. "Seenaknya memaksanya menikah, lalu menceraikannya. Sekarang kau malah membunuhnya!" tuduh sang ibu dengan tatapan yang dipenuhi kebencian membuat raja biru tidak bisa bernapas.
"Maaf." hanya itu yang bisa dikatakannya. Dia tidak tahu lagi apa yang bisa dikatakannya.
Bug! Dug! Sekali lagi hantaman keras mengenai wajahnya dan raja biru sama sekali tidak melawan.
"PERGI! SEKARANG JUGA!" perintah sang adik dengan nada amarah yang besar.