Tepat pukul satu pagi, Stanley tiba di vila. Dia segera masuk ke dalam dengan langkah berat. Dia berharap semua orang yang menghilang telah kembali ke rumah dengan selamat. Dengan begitu dia bisa menebus waktu tidurnya.
Sudah tiga hari berturut-turut dia tidak memejamkan mata sama sekali. Dulu dia bisa melakukannya dengan mudah. Dia bisa bertahan meski tidak tidur selama seminggu. Tapi semenjak menikah dengan Meisya, tidurnya lebih teratur. Apalagi semenjak Meisya mau tidur sekamar dengannya. Dia membiasakan diri untuk mengikuti jam tidur istrinya.
Itu sebabnya, tidak tidur selama tiga hari berturut-turut sangat menimbulkan efek berat untuk fisiknya.
Begitu dia memasuki ruang keluarga, Stanley langsung disambut pelukan erat istrinya. Secara refleks, Stanley membalas pelukannya.
"Kau belum tidur?"
"Dia menolak istirahat sebelum kau pulang." jawab Tanya dengan wajah letih. Tampaknya tidak ada satupun penghuni rumah ini yang tidur, kecuali anak-anak.