Di bagian timur kastil, Cathy berjalan mondar-mandir di depan sebuah pintu kamar selama hampir dua jam. Saat ini sekelompok dokter sedang berusaha mengobati luka Kitty serta mengeluarkan racunnya. Namun hingga detik ini, masih belum ada kabar mengenai sahabatnya. Para dokter juga belum keluar dan masih belum mengizinkannya untuk masuk. Di dalam hati, Cathy tidak berhenti berdoa agar Kitty bisa bertahan dan selamat.
"Cathy,"
Air mata Cathy mengalir begitu melihat wajah pemilik suara yang memanggilnya. Kedua tangan pria itu terbuka lebar saat Cathy berjalan ke arahnya. Tanpa ragu Cathy menghambur masuk ke dalam pelukannya. Dia berusaha berbicara tapi suara tangisannya menghalanginya. Karena itu dia hanya bisa menangis didalam dekapan orang itu.
"Sst.. dia akan baik-baik saja. Semuanya akan baik-baik saja." sahut pria itu sambil mengelus punggung Cathy dengan menenangkan.
"Vincent, aku..aku.. Aku tidak akan sanggup hidup jika Kitty mati karena aku. Dia..dia.."