Chereads / My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu / Chapter 63 - Spin Off Pinpin~Rinrin

Chapter 63 - Spin Off Pinpin~Rinrin

Sudah setahun lamanya semenjak Vincent mengenal Chloe. Karena dia merasa sangat dimanja di Eastern Wallace dia sering datang berkunjung bahkan sering menginap di akhir pekan.

Sayangnya baru saja dia datang, Benjie sudah menjahilinya lebih dulu. Kamar yang seharusnya sudah siap untuknya kini berantakan penuh dengan mainan anak perempuan.

Beberapa minggu lalu, seorang wanita yang pernah mengasuh Chloe sewaktu muda dulu datang bersama anak perempuannya. Kini mereka berdua juga tinggal di Eastern Wallace atas seizin Chloe.

Anak dari wanita itu adalah bayi perempuan berusia lima belas bulan yang baru saja belajar berjalan. Vincent menyebutnya sebagai monster kecil. Karena benda apapun yang dipegang monster itu pasti akan rusak. Benjamin dengan sengaja membawa si monster kecil ini ke kamarnya dengan membawa semua mainannya dan hasilnya... kamarnya seperti telah terjadi perang dunia.

Vincent merasa geram dan langsung saja mengadu... merengek lebih tepatnya pada Chloe. Sayangnya Chloe malah tertawa terbahak-bahak mendengar ulah si monster kecil. Entah kenapa Chloe lebih membela bayi yang baru datang dibandingkan dirinya.

Akhirnya Chloe hanya menyuruh pelayannya untuk merapihkan kembali kamarnya karena malam ini Vincent akan tidur di Eastern Wallace.

Sambil menunggu, Vincent mengeluarkan buku pelajarannya dan membariskannya di atas meja kaca di ruang keluarga. Karena jarak antara meja dengan sofa tidak cukup dekat, Vincent memutuskan duduk di lantai untuk mengerjakan prnya. Untungnya di lantai terdapat karpet berbulu yang lembut, sehingga bokongnya tidak akan sakit kalau duduk di lantai.

Satu menit.. dua menit hingga sepuluh menit... datanglah si monster kecil tanpa diundang.

Entah kenapa monster kecil ini suka sekali mengganggunya. Pertama kali mereka bertemu, monster ini berusaha memanjat ke punggungnya, lalu bergelayutan di kakinya bahkan merangkak diantara kedua kakinya dengan tertawa riang.

Sekarang dia memaksa masuk dan duduk di atas kakinya?!! Apakah si monster ini tidak pernah puas membuatnya merasa jengkel?

"Hush! Jangan ganggu aku belajar. Pergi sana!" tampaknya monster ini belum bisa mengerti bahasa manusia.

Vincent menyerah dan memilih memperhatikan apa yang hendak dilakukan si monster cilik satu ini. Vincent menatap ngeri saat si monster menghadap ke arah buku pelajarannya yang terbuka. Dia takut bukunya akan disobeknya, jadi dia segera mengambil bukunya dan mengangkatnya ke atas.

Pandangan si monster cilik langsung mengikuti buku yang terangkat dan bertepuk tangan dengan tertawa. Nah, apa yang lucu sehingga membuat bayi ini tertawa? Vincent sama sekali tidak mengerti dan menurunkan bayi itu dari kedua kakinya kemudian duduk bersila di sofa.

Luar biasanya, si monster mengikutinya dan berusaha memanjat sofa yang didudukinya. Entah sudah berapa kali si monster mencoba mengangkat kaki sebelahnya untuk naik, tapi terus gagal. Sayangnya si monster kecil tidak pernah menyerah dan terus mencobanya.

"Bibi Rischa!" Vincent sudah tidak sabar lagi.

"Iya tuan muda?" Vincent hanya melirik ke arah monster kecil yang masih berjuang menaiki sofa. "Rinrin, kenapa kau bisa ada disini?" dengan segera Rischa menggendong Rinrin dan anak itu tertawa.

"Mama..mama..tatatatatata.."

"Ah begitu, tapi saat ini tuan muda Vincent sedang belajar. Rinrin tidak boleh mengganggu ya."

"Tatatatatatatata..."

"Iya. Nanti saja. Sekarang ikut mama ya. Mama harus menemani nona pertama."

Vincent menganga lebar mendengar interaksi ibu anak itu. Entah bahasa apa yang digunakan si monster cilik membuatnya tidak mengerti apa yang dikatakannya. Sepertinya hanya sang ibu yang mengerti karena kini Rinrin memeluk leher ibunya dengan erat sambil melambaikan tangannya ke arahnya.

Hmph! Vincent berharap anak itu tidak pernah menganggunya lagi.

Satu jam... dua jam... dia sudah mengerjakan sebagian besar prnya, kemudian dia memutuskan membaca komik pahlawan super. Setelah membereskan buku-bukunya, Vincent kembali duduk bersila dan membaca komiknya. Karena terlalu larut dengan ceritanya, dia tidak menyadari ada seseorang yang berhasil menaiki sofa dan merangkak ke arahnya.

Dan tiba-tiba saja gambar komiknya berubah menjadi rambut bewarna coklat dan kakinya terasa berat karena sesuatu menindihnya.

Ugh! Vincent mengeluh dalam hati.

Anehnya anak ini hanya duduk terdiam melihat gambar di komiknya. Tidak bergerak ataupun bersuara. Apakah monster ini juga tertarik pada komiknya?

Tiba-tiba jiwa kejahilan Vincent bangkit dan mengarahkan komiknya perlahan ke atas sebelah kanan. Si monster kecil berdiri sambil berpegangan pada tangan kanan Vincent untuk melihat komiknya. Kemudian Vincent memindahkan komik ke tangan kiri yang secara otomatis Rinrin berpindah ke sebelah kiri.

Kemudian Vincent menjatuhkan tangan kirinya melentang ke sebelah kiri. Begitu melihat Rinrin merangkak ke arah komiknya, dengan cepat Vincent mengambil komik tersebut dan menyembunyikannya di belakang punggungnya.

Sepasang mata coklat terang menatap bingung ke arahnya seolah bertanya kemana komiknya menghilang? Vincent memasang wajah tidak tahu apa-apa sambil mengangkat kedua bahunya dengan cuek.

Sedetik kemudian, mulut anak itu berbentuk melengkung ke bawah dan matanya berkaca-kaca. Ups.. apakah monster ini akan menangis?

Vincent memang sering membuat Rinrin menangis karena dia sangat sangat dan sangat tidak sabar dalam menghadapi sikap menyebalkan monster ini. Dia malah kena amukan dari Chloe karena dirinya tidak mau mengalah pada bayi yang belum berusia dua tahun.

Akhirnya dia menyerah dan mengeluarkan komiknya kembali sebelum si monster benar-benar menangis.

"Nih.." Vincent memberikan komiknya pada Rinrin sambil mempersiapkan diri kalau monster ini akan merobek-robeknya nanti.

Ajaibnya, Rinrin mendorong tangannya kembali dan merangkak untuk duduk di pangkuannya.

Apakah monster ini ingin mereka membacanya bersama?

Untuk pertama kalinya semenjak kedatangan Rinrin, Vincent membiarkan Rinrin berada disisinya dalam waktu yang lama.

Semenjak itu, Vincent tidak lagi merasa jengkel saat Rinrin selalu mengekorinya. Dia bahkan sudah tidak menyebut bayi itu sebagai monster lagi dan menyebut nama anak itu dengan tanpa tambahan 'monster' di depan namanya.

Sayangnya suatu hari...

"Pinpin, pinpin."

Vincent menepuk keningnya dan bertanya-tanya sejak kapan namanya yang keren berubah menjadi nama yang menggelikan.

Dia kembali menyebut Rinrin sebagai monster cilik karena gara-gara nama menggelikan itu, Benjamin tidak berhenti menggodanya dan menertawakannya. Meski begitu, Vincent masih membiarkan monster Rinrin mendekatinya dan tanpa terasa mereka bersama selama setahun.

Hingga suatu hari Chloe memecat ibu dari monster Rinrin membuat keduanya berpisah. Lambat laun keduanya sama-sama melupakan satu sama lain.