Chereads / Kapadokya / Chapter 62 - Koptik

Chapter 62 - Koptik

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Seperti malam yang menginginkan pagi

Seperti padang gurun yang menginginkan telaga

Seperti induk rusa yang menginginkan bukit terjal penuh dedaunan

'Bukan Sasanid, David. Kalau bahasa yang digunakan itu Koptik, kita masih aman. Yunani masih mengadopsi bahasa tersebut bersama dengan campuran Mesir kuno. Tapi jika Koptik yang digunakan, seluruh anggota Enterprise masih akan dapat mengerti dan berbagian dalam sandi dekripsi dan decodenya.' Diana sambil mencoba mencuri dengar test transmisi yang sedang dilakukan oleh system.' Lanjut Diana, 'Roma is still under control.' Dan dia pun menarik nafas lega. 'Kita akan bisa membuka what so ever called 'gembok-Firaun'.

'David, hari ini langit sedang terbuka, pemilihan yang akan dilaksanakan untuk seluruh wilayah dan akan membuka kesempatan siapapun untuk bertahta di ketujuh langit.' Diana menggumam.

'David, hari ini frekuensi sedang ramai sekali. Sungguh sangat berisik.' Lanjutnya, 'Kamu tahu, David. Saya akan pasangkan speaker dengan decoder suara, nanti kamu akan mendengar apa yang saya dengar David.' Diana meneteskan air mata saat mendengarkan frekuensi yang sangat ramai hari ini. 'Siri akan membantu kita membacakan arti kata dalam frekuensi suara manusia.'

'David, Kartagena menang hari ini.' kata Diana saat David masih belum mengerti apa yang dikatakan Siri. 'Ada 6 orang yang selamat, dan itu semua.'

'Siapa mereka itu, Diana yang 6 orang itu ?' tanya David masih tidak mengerti' dan mengapa kamu menyebutnya Kartagena, bukankah itu sebutanmu untuk aku?' lanjutnya.

'Aku tidak tahu David siapa itu mereka. Tapi yang aku tahu bahwa yang berada di transmisi frekuensi adalah seorang teman dalam frekuensi yang sama.' jawab Diana.

'Iya, kamu Kartagena..,' Diana tersenyum sambil mengusap matanya yang basah. 'Kamu sudah selamat sekarang David' bisik Diana dalam hatinya.

'Langit sedang terbuka hari ini David, semua kemungkinan bisa terjadi. Gerbang Kota sedang terbuka, tapi Gerbang itu juga sedang tertutup, ada keputusan yang sudah bulat tapi tetap harus diambil. Seperti akan dan sudah, sudah diputuskan tapi akan diputuskan juga.' Diana melanjutkan, 'Rasanya seperti menunggu antrian di dokter gigi. Sementara giginya sudah menunggu untuk dicabut.'

'Iya, keheningan itu baik. Monster itu sedang berjalan - jalan mencari orang yang bisa dia terkam. Monster itu jahat sekali. Aku takut, David. Aku takut.' Diana mengernyit sambil terus membacakan arti yang diterimanya dari frekuensi yang ditransmisikan tersebut. 'Diam itu bagus, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi.'