Liana melihat Edna yang kecil berada di depannya, Edna memiliki sepasang sayap yang cantik sekali.
Liana terpesona melihat kecantikan sayapnya Edna. Ed
Edna dengan sombong tersenyum kepada Liana.
"Namaku Edna, Aku adalah Peri yang mengendalikan unsur Api!" kata Edna dengan bangga.
Liana lagi memikirkan sesuatu yang dikatakan Edna. Ketika Liana melihat Edna, rasa kecewa dan sedih sedikit menghilang.
Liana melihat Edna yang di depannya dan di dalam hatinya merasa senang karena dia tidak akan kesepian jika mereka meninggal dia sendirian.
Liana terus berpikir "Aku tidak sendirian, Edna ada bersamaku"
Edna melihat Liana yang terdiam di depannya itu, tidak tahu kenapa sepertianya Edna bisa membaca pikiran Liana.
"Liana..." Kata Edna dengan lembut.
Liana tersadar ketika Edna memanggil namanya.
"Edna..." kata Liana dengan sedikit berkaca-kaca di matanya.
"Gak apa-apa, Liana." kata Edna mendekati kepala Liana dan menepuk kepalanya Liana dengan lembut.
Liana menjadi kaget ketika Edna berkata itu, Liana berpikir dia tidak mengatakan kegelisahannya itu.
Liana tidak berpikir Edna bisa mengerti kegelisahannya itu.
Tidak seperti Mereka, sepertinya tidak mengerti perasaan Liana.
Liana merasa kesepian, lebih baik seperti dulu, walaupun di suruh kerja, Dia tidak akan kesepian. Tidak seperti sekarang dia merasa kesepian sekali.
Ketika Liana memikirkan itu tidak disadari keluar air mata di matanya.
Di matanya mengeluarkan air mata, Liana melihat tangannya yang sedikit kabur karena air matanya itu.
"Kenapa aku menangis." kata Liana pada dirinya sendiri.
Liana merasa dia sangat kesepian dan juga sekarang dia sendirian saja.
Hanya dia sendiri tidak ada orang lain yang bersamanya sekarang, hanya sendirian.
Liana melihat tangannya yang kecil tetapi kalau di lihat dengan jelas tangannya sedikit kasar, karena ketika dia tinggal dengan Ibu Winnie kami di suruh kerja terus.
Liana menangis, air matanya terus menetes dan dia menghapus air matanya dengan tangannya, tetapi air matanya tidak berhenti menangis, akhirnya tangannya memegang dadanya itu.
Liana merasakan hatinya sangat sakit sekali.
Edna melihat Liana meneteskan air matanya, pertama hanya sedikit, akhirnya air matanya terus menetes dan tidak berhenti sampai sekarang.
Edna akhirnya sudah tidak tahan lagi melihat Liana sangat sedih.
Edna terbang dengan sayapnya yang indah itu mendekati wajah Liana, Edna melihat wajah Liana yang indah di depannya. Edna melihat air mata Liana terus menetes tanpa henti.
Edna mendekati wajah Liana dan dia ingin menyeka air matanya Liana.
"Liana, jangan sedih." kata Edna sambil menyeka air mata Liana dengan tangannya yang kecil itu.
Ketika Edna menyeka Air Mata Liana, Ada sesuatu yang dimata Liana, Liana terlihat kaget.
Liana melihat Edna yang ada di depannya itu. Ketika mendengar itu air mata Liana terus menetes.
"Edna...." kata Liana dengan air matanya yang terus menetes.
"Liana!! Jangan sedih! Ingat kata-kata Aku Edna! Liana kamu tidak sendirian, kamu masih memiliki aku! walaupun seluruh dunia meninggalkan dirimu! " kata Edna dengan wajah serius.
"Aku.... tidak sendiri...." kata Liana dengan kagetnya.
"Iya! kamu tidak sendiri! Ingat Liana kamu tidak sendiri, Aku akan terus bersamamu selamanya!" kata Edna dengan senyum yang lebar kepada Liana.
Ketika Liana mendengar itu, masih ada air mata di wajahnya. Tetapi walaupun masih meneteskan air mata.
"Iya... Aku tidak sendiri! Sekarang ada kamu Edna, jadi sekarang aku tidak sendiri lagi" kata Liana dengan air mata menetes di wajahnya, walaupun masih ada air mata, di wajah Liana ada senyuman.
Senyuman yang Indah sekali.