"Tuan Putri Siana, Tuan Putri Liana, Selamat datang di Sekolah Sihir Amreta!!" Kakek tua yang mendekati Liana dan Siana.
Kedatangan kakek tua itu adalah Orang yang pertama mereka temui di Sekolah Sihir Amreta.
.....
Kakek tua itu yang pertama datang melihat Siana dan Liana di antara sekian banyak orang yang mereka lihat. Penampilan Kakek tua itu kelihatan berumur 65 tahun, rambutnya panjang berwarna putih, mukanya berkeriput, tetapi kakek tua itu kelihatan sangat segar dan sehat.
Siana dan Liana terlihat kaget ketika Kakek tua itu mendatangi mereka, dan itu membuat mereka sangat gugup.
Kakek tua itu bisa melihat kegugupan Siana dan Liana, Dipikiran Kakek tua itu memikirkan untuk membuat sebuah lelucon dan mulut kakek tua itu terlihat ada senyum kecil. Ketika kakek tua itu ingin membuat aksi leluconnya itu, tidak ada yang menyangka Siana mengatakan sesuatu sambil menunjuk si Kakek tua itu.
"Kakek tua! Kamu itu siapa??"
"..." Semua orang terdiam.
Setelah semua orang mendengar perkataan Siana membuat semua orang kaget sekali.
"!!!!"
Tiba-tiba ada seseorang berkata sambil berbisik di antara semua orang itu.
"Dia adalah Tuan Putri?"
"Iya, tapi Aku tidak menyangka orang seperti itu adalah Tuan Putri" .
"Ya, aku juga gak menyangka"
"Apa kalian tidak mendengar, 12 tahun yang lalu, kalau Putri kembar Raja dan Ratu di culik?"
"Iya, aku juga pernah dengar itu."
"Setelah 12 tahun mereka di culik, Aku mendengar mereka ditemukan oleh Raja Amreta beberapa hari yang lalu, dan setelah itu Raja Amreta membuat Pesta yang besar untuk kembalinya mereka"
"Begitu ya...."
"Tapi, kamu tahu tidak mereka ditemukan dimana?"
"Di mana??"
"Di tempat paling kumuh di Kerajaan Amreta"
"Apa kamu yakin?"
"Iya, itu yang aku dengar"
Ketika semua orang mendengar itu membuat semua orang kelihatan kaget.
"Kamu yakin mereka adalah Putri dari Raja dan Ratu?"
Semakin Siana dengar, dia ingin mengepalkan tangannya dan menonjok yang mengatakan hal tentang dia dan Liana.
"Mungkin mereka sebenarnya bukan putri dari Raja dan Ratu"
Ketika Siana mendengar itu, Kemarahannya memuncak, Dia melihat siswi yang mengatakan dia dan Siana bukan anak Raja dan Ratu membuatnya menjadi ingin memukulnya.
"Kamu!!!" teriak Siana ingin menonjok siswi itu.
Sebelum ingin menonjok siswi itu, Liana menghentikan Siana dengan memegang tangannya Siana dan Liana berkata dengan lembut
"Siana, jangan lakukan itu"
"Tapi, Liana..." kata Siana dengan mengerutkan alisnya dengan enggan menghentikan untuk menonjok siswi itu.
Ketika Siana melihat Liana, dia menghentikan aksinya itu, tapi siswi itu tidak menghentikan ejekannya pada Siana dan Liana, malah siswi itu mengatakan sesuatu lagi.
"Sepertinya kalian berdua itu benaran bukan Putri dari Raja dan Ratu." kata siswi itu sambil tertawa.
Amarah Siana yang tadi mulai tenang itu, akhirnya meledak karena perkataan siswi itu.
Tangan yang di pegang Liana akhirnya terlepas karena kemarahan Siana memuncak.
Liana melihat bahwa Siana akan menonjok siswi itu membuatnya takut dan berkata ingin menggapai Siana dengan tangannya.
"Jangan! Siana!"
Ketika Liana melihat tangan Siana akan mencapai muka siswi itu, Liana menutup matanya dan berpikir "Jangan!".
Liana yang merasa ketakutan sampai jantungnya berdetak dengan kencang.
"dak dik duk dak dik duk" itulah suara jantung Liana berdetak dengan kencang.
Liana yang masih menutup matanya dan mendengar masih sunyi. Liana perlahan-lahan membuka matanya dan dia melihat kakek tua menghentikan tonjokan Siana dengan tangannya yang sudah tua.
Liana kaget melihat pemandangan itu.
"Kakek itu???"
.....
Kakek tua yang menghentikan tonjokan Siana yang akan menuju ke siswi itu.
Kalau tidak dihentikan kakek itu pasti siswi itu akan kena pukulan dari Siana.
"Tuan Putri, Hentikan Amarahmu" kata Kakek tua itu sambil tersenyum kepada Siana.
Ketika Siana mendengarkan itu, Dia menurunkan tangannya.
"Baiklah..." kata Siana dengan enggan mengatakan itu.
"dan juga kamu! Apakah sekolah ini mengajarkanmu untuk bergosip!" kata Kakek tua itu kepada siswi itu.
Ketika siswi mendengar itu, membuatnya ketakutan sampai tidak berbicara.
"Dengar!! Kepada siswa dan siswi yang lain! Aku sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Sihir Amreta tidak ingin mendengar kejadian ini terulang lagi! Apa kalian mengerti!!!" kata Kakek tua itu.
"....." mereka masih diam.
"Apa kalian mengerti!!!" teriak Kakek tua itu.
Ketika kakek tua berteriak lagi, akhirnya mereka merespon.
"Kami mengerti!!!" kata mereka dengan kompak.
....
Ketika Siana dan Liana melihat itu, mereka hanya berpikir.
"Kakek tua itu adalah Kepala Sekolah!?"