"Ternyata ini Sekolah Sihir Amreta" kata Liana dan Siana secara bersamaan.
"Sekolah Sihir Amreta"
Itulah yang tertulis di samping gerbang yang di lihat Liana dan Siana.
Liana dan Siana berdiri di depan gerbang.
Dalam Hidup Mereka tidak pernah melihat hal yang mengagumkan di depan mereka itu.
Mereka tidak sabar apa yang akan mereka lihat di dalam gerbang itu. Gerbang Sekolah itu Sangatlah besar, mewah sekali, dan kalau di lihat dari dekat di gerbang itu terlihat ada sesuatu yang menarik dan berkilau.
.....
Ketika dalam perjalanan ke Sekolah Sihir Amreta, Mereka dijelaskan oleh Pelayan Istana, dikatakan Walaupun kalian adalah bangsawan ataupun putri kerajaan ataupun putra kerajaan di sekolah sihir akan diperlakukan sama, jadi walaupun kamu rakyat biasa akan di perlakukan sama dalam Sekolah Sihir Amreta.
Liana dan Siana yang lagi berdiri di depan gerbang sekolah, mereka melihat satu sama lain, dan mereka menganggukkan kepala mereka, mereka seperti mengatakan Aku tidak takut dan itulah yang mereka pikirkan.
....
Tiba-tiba ada cahaya yang berkilau di gerbang itu, Triinggggg,,,, cahaya itu membuat mata Liana dan Siana merasa silau sekali.
Ketika mereka menutup mata mereka karena silau itu, terdengar suara gerbang terbuka, Ngek, Ngek, itulah yang mereka dengar.
Ketika mereka membuka mata mereka.
Ada rasa kaget dalam mata mereka, dan mulut mereka terbuka melihat pemandangan yang mereka lihat sekarang.
Yang mereka lihat itu bagaikan cerita dalam dongeng, Bunga bermekaran, pohon yang hijau, sungai kecil yang jernih sekali, dan juga terdapat bangunan yang megah sekali.
Apa yang paling membuat Liana dan Siana kaget adalah bahwa terdapat binatang yang tidak pernah mereka lihat dalam 12 tahun mereka hidup.
....
Di tengah kekaguman Liana terhadap pemandangan yang dia lihat sekarang,
Liana sedang berpikir dalam hatinya "sepertinya aku harus mengatakan kegelisahanku pada Siana" itulah yang dia pikirkan sambil meremas tangannya ke rok yang dia pakai.
Liana menghela napasnya dan melihat ke arah Siana. Liana melihat sosok Siana, itu membuatnya kagum, dia berpikir apa dia bisa seperti Siana. Setelah kejadian itu, Ketika ayahnya meninggalkan dia sendirian. dalam pikiran Liana, bahwa Ayahnya tidak menyayangi dia. Ketika Liana berpikir itu ada kesedihan dan kekecewaan dalam mata Liana. "Rasanya dalam hatiku sakit ketika membayangkan ayah meninggalkan aku sendiri di ruangan itu." itulah yang Liana pikirkan. "Sepertinya aku harus menceritakan kegelisahanku pada Kak Siana" kata Liana dalam hatinya.
Tanpa sepengetahuan Liana, Siana melihat adiknya yang sedang bertingkah aneh.
"Sepertinya Liana mulai bertingkah aneh sejak uji bakat waktu itu" itulah yang sedang di pikirkan Siana dan dia merasakan ada yang mencurigakan dalam sikap Liana sekarang.
Siana melihat ke arah Liana, Siana bisa melihat ada kesedihan dan Kekecewaan di matanya Liana.
Siana terlihat kaget melihat kesedihan dan kecewaan dalam Liana. Dalam pikiran Siana, dalam 12 tahun ini, walaupun mereka kerja, dari pagi sampai malam, Siana tidak pernah melihat kesedihan dan kekecewaan waktu itu.
Jadi di dalam hati Siana berpikir "Darimana asal kesedihan dan kekecewaan itu berasal"
Tiba-tiba ada sebuah tekad di mata Siana
"Sepertinya aku harus menanyakan apa yang terjadi pada Liana" kata Siana dengan penuh tekad. Tiba-tiba menghilangkan tekadnya untuk menanyakan pada Liana.
"Sepertinya aku harus menunggu Liana memberitahu aku tentang kegelisahannya" kata Siana dalam hati.
"Kalau dia tidak memberitahunya, baru aku tanya sama Liana." kata Siana dalam hati.
Tanpa sepengetahuan Liana dan Siana, mereka memikirkan hal yang sama.
....
"Tuan Putri Siana, Tuan Putri Liana, Selamat datang di Sekolah Sihir Amreta!!" Kakek tua yang mendekati Liana dan Siana.
Kedatangan kakek tua itu adalah Orang yang pertama mereka temui di Sekolah Sihir Amreta.