Chapter 58 - Move On

Melatih diri untuk hidup mandiri tanpa pasangan hidup. Aku hidup sebagai seorang janda adalah sebuah takdir. Mencoba memberikan cinta kepada lelaki yang aku idam-idamkan namun karena perbedaan usia , maka cinta ku kandas. Aku harus menata hati karena kehilangan suami dan juga tidak mendapatkan cinta dari lelaki yang aku dambakan adalah luka yang besar dalam hidup ku. Aku harus bangkit tanpa perlu lagi cinta dari lelaki. Aku hanya bisa berharap bahwa doaku akan terkabul suatu saat nanti dengan memiliki imam yang akan menjadi teladan buat anak anakku. Apakah ada lelaki yang ingin membangun rumah tangga bersama ku dan memiliki anak-anak yang Sholeh? Impianku hanya itu saja. Jika belum memiliki rumah, maka aku tidak perlu pasang target karena aku yakin rezeki berupa harta bukan hal yang penting lagi dalam hidup ku. Aku yakin bahwa karir dan bisnis ku bukan problema kehidupan ku. Aku hanya merasa gagal dalam hal cinta dan rumah tangga. Impian terbaikku adalah mendapatkan imam dalam rumah tangga ku yang seperti Syurga. Jika Syurga dunia bisa didapatkan maka suatu saat nanti, akan mendapatkan Syurga akhirat, itulah nasehat dari guru ngajiku. Adapun jika dunia fatamorgana saja yang aku impikan, maka maksiat yang pernah dilakukan akan menyebabkan dunia ini seperti di neraka dan akhirnya akhirat pun bisa jadi akan mendapatkan neraka juga. Ramadhan datang, hatiku tenang. Semua kekacauan dalam bisnisku bisa aku handel dengan karunia dari Nya. Aku hidup dengan beberapa orang karyawan yang tidak banyak jumlahnya, hanya 4 orang saja karena kondisi di Indonesia sedang ada Pandemi virus Corona. Dan aku bersyukur bahwa aku masih punya sedikit rezeki untuk membayar THR karyawan aku. Semoga Ramadhan ini memberikan cinta yang indah dalam hidup ku. Aku move on dari semua masa lalu yang menyakiti ku dan aku mencari sosok imam yang aku dambakan. Allohu akbar. Kakiku melangkah maju walaupun seorang diri.