Seseorang hadir sebagai teman baruku. Aku fikir dia adalah lelaki yang masih jomblo alias belum menikah. Setelah 3 bulan mengenal dia, ternyata ada informasi bahwa dia adalah seorang lelaki dengan satu orang anak dan masih menikah. Aku fikir, aku harus segera mundur dan tidak pernah berharap pada lelaki ini karena akan terulang cerita yang sama dengan pahitnya kisah masa laluku. Aku agak kapok bertemu pria tampan dengan usia yang lebih muda dari aku, alias berondong. Aku berusaha menutup rasa itu, dengan mencoba mencari pria tua dengan status duda. Namun ternyata belum berhasil dan aku seperti nya jatuh hati pada pangeran ini. Aku merasakan bahwa hadirnya adalah memberikan obat pada luka batin ku. Aku tidak bisa hidup sendiri dan kesepian. Dia selalu ada, kapanpun aku membutuhkannya. Rasa bahagia membuat aku bisa sembuh dengan luka batin yang dalam. Aku berusaha untuk bangkit. Aku kembali tertawa bersama nya, dan aku bahagia. Belum pernah aku merasakan rasa bahagia dan indah seperti yang sedang aku rasakan bersama nya. Aku masih wanita gembrot yang belum bisa tampil seksi dan mempesona. Aku akan berjuang untuk menjadi wanita terbaik dalam hidupnya jika aku menjadi istri nya. Tapi aku tetap saja masih takut dan khawatir bahwa lelaki tampan ini akan mencari wanita lain yang sexi dan menarik hati. Aku cuma punya Alloh saja, untuk memohon yang terbaik dalam hidupku. Lukaku sudah sembuh, dan itu sudah sebuah hal yang berarti dalam hidupku.