*Flashback 18 tahun yang lalu
Ketika itu Roy sedang dalam masa kejayaannya. Dia memenangi beberapa penghargaan sebagai aktor dan seniman pendatang baru favorit diberbagai ajang penghargaan di televisi nasional. Wajahnya terus menghiasi layar kaca, baik itu sebagai bintang iklan, pemain ftv, ataupun bintang sinetron, hingga suatu hari dia mendapatkan tawaran sebagai pemeran utama di sinetron "Istri yang Tertukar" dan menjadi lawan main Shina.
"Shina Caroline.." ucap Roy tersenyum, begitu dia mengetahui bahwa dia akan bermain satu sinetron dengan Shina
Seperti yang sudah kalian ketahui, kisah Shina dan Roy sudah lebih dulu ada dibandingkan dengan kedatangan Ryan pada kehidupan Shina. Masalah "penjahat kelamin" dan pengalaman Shina yang hampir saja dilecehkan oleh Roy, tetapi tidak berhasil karena Shina berhasil melarikan diri dengan sebelumnya dia menendang alat kelamin pria mesum yang sangat dibencinya itu.
Bagaimanapun Roy masih mengingat jelas peristiwa yang telah berlalu satu tahun sebelumnya. Peristiwa yang membuat Shina harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang hampir saja membuat dirinya cacat (tidak bisa menjalankan masa depannya sebagai laki-laki karena alat kelaminnya yang mengalami "trauma" akibat ulah Shina). Sampai saat ini, bahkan dirinya masih dibuat penasaran oleh sosok Shina yang tidak herhasil menjadi salah satu buruannya dulu.
*Note: Sebenarnya Roy tidak melakukan tindakan pelecehan apapun pada wanita-wanita yang menjadi korban buruannya itu. Dia hanya mengancam mereka dengan berdalih, jika mereka tidak membayarkan sejumlah uang kepadanya, maka dia akan menyebarkan video panas mereka bersama dirinya. Padahal tidak ada apapun yang terjadi antara Roy dan para wanita-wanita itu, selain Roy yang hanya memberikan obat kepada mereka, membuat mereka tidak sadarkan diri, membawanya ke hotel, lalu melepaskan seluruh pakaian mereka, dan meninggalkan mereka disana (seolah merela telah menghabiskan malam bersama dengannya).
Ada alasan lain mengapa Roy sampai nekat melakukan seluruh tindakan kotor itu. Bahkan, hingga membuat namanya di cap sebagai "penjahat kelamin" diindustri ini. Itu semua dilakukan demi membiayai pengobatan adiknya yang menderita kanker otak.
Roy sangat mencintai adik satu-satunya yang bernama Selena. Semenjak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat, hanya Roy yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia sangat menyayangi adiknya. Apapun dilakukannya agar bisa membuat adiknya itu bahagia, hingga suatu hari.. dia mengetahui bahwa sang adik kesayangannya itu menderita kanker otak. Saat itu Roy sudah terjun didunia entertainment. Hanya saja, semua hasil jerih payah yang didapat dari pekerjaannya itu belum bisa memenuhi semua biaya pengobatan adiknya yang terbilang sangat mahal. Oleh karena itu, disamping hasil pekerjaannya sebagai artis, Roy melakukan cara-cara kotor demi mendapatkan banyak uang.. termasuk dengan menjebak semua artis-artis wanita agar bisa menghasilkan banyak uang melalui mereka.
Hari itu pertemuan pertama pembacaan naskah syuting "Istri yang Tertukar", dimana dia dan Shina yang menjadi pemeran utamanya. Dia berperan sebagai Bayu dan Shina sebagai Mawar.
"Aku tidak menyangka bahwa semesta masih mengijinkan kita untuk bisa bertemu disini.. didalam satu set dan sinetron yang sama. Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk berjodoh Honey.." ucap Roy sambil mencoba merangkul bahu Shina.
Shina yang tidak senang, kemudian langsung melepaskan tangan Roy itu dari bahunya.
"Kenapa? Apa kau masih belum bisa melupakan kejadian waktu itu, hah? Tenang saja, kali ini aku tidak akan berbuat macam-macam denganmu karena kita ini kan rekan satu tim.." Roy terus meledek Shina sambil berusaha untuk menggodanya
"Dengar ya Roy, pertama, aku itu tidak tahu bahwa akhirnya Pak Sutradara memilihmu dari 3 calon kandidat yang menjadi lawan mainku itu. Kalau tahu akhirnya kau yang akan menjadi lawan mainku disini, maka hari itu juga aku akan langsung menolaknya.." balas Shina
"Kalau begitu sayang sekali.. Padahal yang kudengar mereka telah menyiapkan budget cukup besar untuk menggarap ini semua. Ada beberapa investor dan produk ternama yang mendukung jalannya produksi sinetron ini. Jika kita berhasil menjadi salah satu pemain disini, bukankah akan sangat menguntungkan? Karena selain mendapat bayaran sebagai pemain, kita juga berkesempatan menjadi bintang iklan dari salah satu produk-produk ternama mereka.."
"Apapun itu.. bukan bentuk kesialan, asalkan aku bisa menjauh dari pria brengsek dan mesum seperti dirimu." balas Shina dingin. Dan diapun pergi meninggalkan Roy untuk membatalkan kontraknya.
Sebenarnya saat itu Shina berusaha melobi Pak Sutradara agar bisa lebih memilih dirinya dibandingkan Roy. Akan tetapi, karena karir Roy saat itu sedang bersinar, jadi sutradara terpaksa mengambil keputusan untuk tidak memilihnya dan lebih mempertahankan Roy.
Di apartemen Shina
Ketika itu Ryan baru saja pulang kantor. Saat itu Ryan dan Shina baru menjalani 3 bulan hubungan mereka.
"Kau sudah pulang?" ucap Shina sambil kemudian Ryan mengecup singkat bibirnya
"Kenapa Sayang? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Ryan, melihat ekspresi Shina yang tidak biasa sambil duduk disampingnya.
"Iya. Aku tidak apa-apa.." balas Shina mencoba untuk tersenyum
Shina tidak menceritakan semua masalahnya hari itu dengan Ryan. Bahkan soal Roy yang dulu telah berbuat kurang ajar dengannya. Dia hanya tidak ingin bergantung pada seseorang, apalagi untuk masalah karirnya.
"Hari ini aku sangat jenuh. Bagaimana kalau nanti malam kita main ke club.." ucap Shina tiba-tiba sambil menyenderkan kepalanya itu dilengan Ryan
"Anything for My Sisi.. tapi sebelum itu.." Ryan langsung mencium Shina, menggendongnya, dan langsung membawanya ke kamar.
Setelah itu, ketika Shina sedang membersihkan dirinya dikamar mandi, Ryan menghubungi Lucy untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Shina dihari itu. Lucy pun lalu menceritakan semuanya.
Tidak butuh waktu lama, seminggu kemudian Sutradara kembali menghubungi Shina untuk menawarkan perannya kembali pada sinetron tersebut. Awalnya Shina sempat curiga, akan tetapi Ryan telah mengatur semuanya agar segala sesuatunya terkesan alami.
Untuk masalah Roy, Ryan juga sudah berhasil mengatasinya. Saat itu Roy harus menerima kenyataan pahit bahwa namanya kini telah menjadi daftar hitam (di blakslist) di industri hiburan. Tidak ada lagi tawaran iklan, drama, bahkan beberapa kontrak pekerjaannya pada acara reality show, film, dan ftv yang sedang berjalan terpaksa dihentikan, sehingga dia sama sekali tidak bisa bekerja di industri hiburan tersebut.
Shock dan depresi, itulah yang dialami Roy ketika dia tidak bisa lagi bekerja di industri yang membesarkan namanya. Akan tetapi, dia belum sadar kalau semua hal buruk yang menimpanya saat itu terjadi akibat ulah Ryan.. karena Ryan tidak senang melihatnya berani mengusik Shina, yang saat itu menjadi kekasihnya.
Kehilangan pekerjaan juga membuat Roy tidak sanggup lagi untuk membiayai pengobatan adiknya di Rumah Sakit. Dan tak lama dari itu, adiknya pun meninggal.
*Flashback off
Roy begitu terkejut melihat Aris yang tertusuk pisau oleh dirinya dan bukan Ryan. Dia pun lalu mencoba melarikan diri dari sana, tetapi Ryan kemudian mengejarnya. Saat itu aku,
"Mas Aris.." ucapku shock
"Kenapa kau melakukan ini semua Mas? Untuk apa kau datang kemari, hah??!" tanyaku kesal, marah, sambil menangis
"Aku sudah pernah bilang bahwa aku tidak mau lagi melihatmu, tetapi kenapa..? Kenapa kau melakukan semua ini untukku??"
Aku begitu sedih. Aku begitu terpukul. Kenapa lagi-lagi harus dia yang berkorban untukku? Kenapa aku terus saja membuat hidupnya menderita seperti ini? Belum hilang semua rasa bersalahku itu padanya, tetapi dia malah melakukan hal lain dengan berkorban seperti ini untukku.
Kenapa kau masih saja mencintaiku Mas Aris, padahal aku telah berkali-kali membuatmu dalam masalah dan terluka. Kenapa??! ucapku dalam hati sambil masih menangis, berada disisinya.
Saat itu Aris, sambil berusaha menahan ringisan kesakitannya, dia menyuruhku untuk pergi menyusul Ryan.
"Ry - an.. susul Ryan.. Jangan sampai dia membu-nuh Roy.." ucap Aris terbata-bata
"Tapi aku tidak mungkin membiarkanmu sendirian disini Mas. Kau itu sedang terluka parah dan dadamu itu.." aku masih saja panik dan menangis
Kemudian aku mengeluarkan handphoneku, mencoba untuk menelpon ambulan. Namun Aris kemudian menahan tanganku. Dia berusaha tersenyum.
"Aku tidak apa-apa.. Aku telah menyuruh supir taksi itu meminta bantuan. Mungkin sebentar lagi polisi akan datang kemari.."
"Yang perlu kau khawatirkan itu Ryan. Jangan sampai polisi datang dan melihat Ryan yang akan membunuh Roy disini. Kau tidak mau Ryan menjadi seorang pembunuhan kan?"
Aris, dia masih berusaha untuk tegar dangan memaksakan dirinya untuk tersenyum padaku. Dia ingin aku segera pergi menyusul Ryan, tapi aku menolaknya. Saat itu aku tidak mau beranjak pergi dari sana. Aku tidak mau meninggalkan Aris sendirian disini, hingga tiba-tiba.. aku mendengar suara letupan pistol. Saat itu juga aku langsung berdiri dan pergi meninggalkan Aris. Aku segera berlari ke tempat Ryan, tanpa mempedulikan Aris lagi.
Aris kemudian menatap kepergianku. Dia terus menatapku dari kejauhan, tanpa sekalipun beranjak pergi dari sana.. hingga tiba-tiba kesadarannya pun menghilang.