Chereads / My New Neighbour / Chapter 210 - Gangguan Kecil Roy

Chapter 210 - Gangguan Kecil Roy

Malam itu sekitar pukul setengah sembilan, aku dikejutkan oleh suara ketukan pintu didepan rumahku. Begitu aku membukanya, aku terkejut mengetahui itu Roy. Bagaimana dia mengetahui tempat tinggalku disini?

"Lena.. Malam!" ucap Roy tersenyum

"Roy..?"

Karena panik, saat itu aku langsung saja mengatakan,

"Mas Ryan saat ini belum pulang kantor.. jika ada yang mau kau sampaikan padanya, katakan saja padaku.." aku berakting, seolah aku dan Ryan masih tinggal bersama disini

"Aku tidak tahu kalau Ryan berada dikantornya saat ini.. Karena aku baru saja bertemu dengannya diapartemen tadi.." jawab Roy berbohong yang membuatku terkejut

Bagaimana ini..? Apa Roy sudah tahu kondisiku dan Mas Ryan yang sudah bercerai.. Masa iya Mas Ryan menceritakan semua padanya, pikirku tak mungkin.

Saat itu tiba-tiba saja Roy,

"Aku tahu.. kau dan Ryan, kalian berdua tinggal terpisah kan? Ryan saat ini sedang berada diapartemen kalian. Dia menceritakan itu semua padaku. Begitupun dengan alamat rumahmu disini. Memangnya kau pikir, darimana aku mengetahui tempat tinggalmu disini Lena? "

Aku benar-benar tidak menyangka, Mas Ryan mau menceritakan itu semua pada Roy. Apa selama ini hubungan pertemanan mereka cukup dekat, pikirku dalam hati.

"Oh, iya. Maaf.. Kedatanganku kemari pasti sangat mengejutkanmu kan? Tenang saja. Aku tidak berniat buruk padamu Lena, hanya ingin menanyakan beberapa hal.. Ngomong-ngomong, kau tidak mempersilahkanku untuk masuk kedalam?" tanyanya kembali

Melihat ekspresi wajahku yang mulai curiga padanya, kemudian Roy lanjut berkata

"Hahahaa.. Tenang saja, aku tidak akan masuk kedalam. Ryan pasti akan membunuhku begitu dia mengetahui aku masuk ke dalam rumahmu ini Lena. Dia saja bahkan tidak tahu, aku diam-diam mengunjungimu disini. Dan kuharap kau mau bekerjasama denganku untuk tidak menceritakan hal ini padanya.." ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya

"Lalu untuk apa kau datang kemari?"  tanyaku tiba-tiba sinis

"Dengar, ini mengenai Shina. Aku tidak bisa menemuinya dimana pun. Dia sudah lama berhenti dari dunia hiburan. Dan aku juga tidak bisa menghubungi handphonenya.."

"Lena, apa kau tahu sedikit hal mengenai dirinya? Apa dia sudah bercerai dari Aris? Dimana dia tinggal sekarang? Dia sudah lama tidak tinggal diapartemennya itu lagi kan?Aku sangat mengkhawatirkannya.."

Entah kenapa begitu Roy menyebut tentang Shina, seketika itu juga emosiku menjadi tersulut. Aku tidak begitu senang mendengar namanya disebut, hingga tanpa sadar.. saat itu aku menjawab pertanyaan Roy

"Kenapa tidak kau tanyakan saja hal itu pada Mas Ryan? Dibandingkan dengan siapapun, temanmu itu lebih mengetahui tentang orang itu dibandingkan aku.. Sudahlah, ini sudah malam. Lebih baik kau pulang, aku ingin istirahat.." dan aku pun langsung menutup pintu dengan kasar.

Saat itu Roy, dia sepertinya menyadari sesuatu. Dia langsung dapat mengira bahwa pertengkaran yang terjadi antara aku dan Ryan adalah karena Shina. Dirinya terlihat mengembangkan senyumnya saat itu.

Keesokan harinya, begitu aku membukakan pintu, aku melihat ada sebuket bunga didepan pintu rumahku. Bunga yang sangat cantik dan terlihat masih segar. Apa Mas Ryan yang mengirimkan bunga ini? pikirku dalam hati.

Aku pun mulai mencari surat atau kertas yang mungkin diselipkan disana, tetapi ternyata tidak ada. Aku lalu memasukkan bunga tersebut kedalam pot yang berisikan air. Lalu kemudian bergegas pergi menuju tempat kerjaku yakni dapur cateringku.

Jarak dari rumah ke dapur cateringku itu sangat dekat, hanya berkisar 200an meter. Aku biasanya berjalan kaki menuju kesana untuk membantu proses pembuatan makanan, dari awal sampai akhir, sampai tahap pengiriman makanan. Karena catering kami kecil, aku memperkejakan pegawai hanya sedikit yakni berjumlah 7 orang, termasuk koki dan juga supir yang mengantarkan makanan.

Pagi itu semua prosesnya berjalan lancar seperti biasanya, hanya saja aku tidak mengira bahwa aku akan bertemu dengan Roy kembali, ketika supir kami akan mengantarkan makanan-makanan itu ke perusahaan.

"Lena.." sapa Roy tiba-tiba berdiri didepan mobil kami.

Lalu aku pun turun dari mobil box itu dan menemuinya.

"Ini mengenai Ryan.. ada sesuatu yang harus kubicarakan denganmu.." ucapnya kembali

"Apapun itu, sepertinya aku tidak bisa mengobrol denganmu sekarang Roy. Lihat, aku harus mengantarkan makanan ini ke Rumah Sakit N sebelum jam makan siang.."

"Biarkan aku ikut denganmu kalau gitu.." pinta Roy kembali

Aku yang terkejut mendengar permintaannya, kemudian

"Dengar Roy.. Kau tidak mau kan aku mengadukanmu pada Mas Ryan, kalau kau telah menggangguku seperti ini.."

"Silahkan saja.. Ini juga atas perintah dari Ryan kok. Dia yang menyuruhku mengawasimu dengan ketat agar kau tidak berdua-duaan dengan Aris seperti kemarin.."

"Mas Ryann..?" ucapku tak percaya

"Tenang saja. Aku tidak akan ikut denganmu disini. Aku akan mengikutimu menggunakan mobilku sendiri." sambil Roy menunjuk ke arah mobilnya itu

"Kalau kau tidak keberatan, kau juga bisa ikut denganku menggunakan mobilku. Setidaknya mobilku itu jauh lebih baik dan nyaman dibandingkan dengan kendaraan yang akan kau tumpangi ini.." Roy berusaha membujukku

"Hitung-hitung agar aku juga tidak kerepotan kan, dan bisa mengawasimu dengan lebih dekat.." ucapnya kembali sambil mengedipkan sebelah matanya

Aku yang sudah merasa jengah dengan ulah Roy saat itu, kemudian mengambil handphoneku dari dalam tas dan berniat untuk menghubungi Ryan. Akan tetapi, Roy tiba-tiba kembali menghalangiku dengan berkata

"Ahh.. aku lupa mengatakan padamu Lena. Ryan bilang, kalau kau tidak suka aku yang mengikutimu seperti ini, maka dia sendiri yang akan datang kemari dan langsung mengikutimu kemana pun kau pergi. Coba kau pikirkan baik-baik, lebih baik aku yang menemanimu seharian ini atau Ryan.." ucap Roy kembali sambil sedikit meledekku

"Benar juga. Kalau Mas Ryan yang datang kemari, dia pasti tidak senang melihatku yang memperkerjakan beberapa orang pria disini. Nanti yang ada mereka semua dipecat dan diganti.. Tidak..Tidak.. Lebih baik aku dengan Roy saja." ucapku dalam hati

Akhirnya, aku kembali masuk ke dalam mobil box-ku itu dan Roy pun terus mengikuti kami menggunakan mobilnya dibelakang. Sepanjang hari itu, dia terus mengikuti kami kemana pun kami pergi. Bahkan, ketika kami turun untuk menyiapkan makanan bagi para pegawai, perawat, dan dokter disana. Roy pun ikut membantu kami saat itu.

"Seharusnya kau dan Ryan memberiku gaji tambahan karena telah membantumu melakukan ini semua.." ucapnya tiba-tiba sambil tersenyum ke arahku

"Kalau kau mau melamar menjadi salah satu pegawai cateringku, baru aku akan memberimu gaji.." balasku

"Benarkah? Aku tidak masalah jika harus melamar menjadi pegawaimu. Bahkan jika harus melamarmu menjadi istriku sekarang pun aku juga sudah siap. Tapi.. untuk yang terakhir, sepertinya aku harus menyingkirkan Ryan terlebih dulu, atau dia yang akan langsung membunuhku saat ini juga.." ucapnya kembali sambil tertawa

Tidak mau menanggapinya, aku kemudian

"Oh iya Roy. Ngomong-ngomong, hal penting apa yang ingin kau sampaikan mengenai Ryan tadi?"

"Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?" tanyaku kembali penasaran

Saat itu, Roy tiba-tiba menarik tanganku karena dia tanpa sengaja melihat Aris ada disana.