Chereads / My New Neighbour / Chapter 207 - Perkelahian Aris dan Ryan

Chapter 207 - Perkelahian Aris dan Ryan

Saat itu Ryan langsung mereject panggilan Aris. Aris yang masih penasaran, dia terus saja menghubungi Ryan, seolah tidak menyerah. Sementara Ryan, dia terus mereject panggilannya sambil berusaha memblokir nomornya, hingga tiba-tiba

*Buggh.. (Aris menghajar Ryan)

"Kau memang laki-laki brengsek. Bisa-bisanya kau melakukan itu semua pada Shina dan juga Lena.." sambil Aris kembali menarik kerah baju Ryan, bersiap kembali untuk menghajarnya.

Ryan yang tidak terima mendapat perlakuan seperti itu dari Aris, kemudian berusaha melepaskan diri dan lalu menghajarnya. Aris kemudian menepisnya dan berhasil menghajar Ryan kembali.

Tidak seperti biasanya, dimana Aris berusaha mengalah dan seolah tidak membalas pukulan Ryan padanya.. Aris kali ini benar-benar meluapkan emosinya itu pada Ryan. Dia mendaratkan pukulan demi pukulan, hingga membuatnya babak belur.

Namun saat itu, reaksi Ryan dia malah tertawa sambil berusaha menahan ringisan kesakitannya. Dia terus tertawa seolah menertawai Aris.

"Kau memang benar-benar bodoh Aris. Aku kini paham kenapa Shina terus memanggilmu dengan sebutan bodoh.. karena memang kau ini lelaki bodoh dan tidak peka. Kau bahkan tidak tahu apa yang berusaha disembunyikan oleh istrimu sendiri dari dirimu.." ucap Ryan sambil tertawa

"Berhenti membicarakan soal Shina. Lebih baik kau pikirkan bagaimana perasaan Lena. Apa ada lelaki yang rela mengorbankan rumah tangganya sendiri demi melindungi orang lain, mantan pacarnya sendiri?"

"Entah kau itu tidak waras atau memang sudah benar-benar gila.. Kasihan Lena. Aku tidak tahu kalau kau selama ini terus berupaya membuat hidupnya menderita.." ucap Aris

"Untuk apa kau mengkhawatirkan masalah Lena, hah? Lebih baik kau urus masalah istrimu sendiri.."

Saat itu Aris kembali menghajar Ryan.

Kemudian, setelah berhasil mendaratkan pukulan padanya

"Aku harap Lena mau menjernihkan pikirannya untuk tidak mau menerimamu kembali sebagai suami.." lalu Aris pun pergi meninggalkan Ryan.

Ryan yang tidak senang mendengar Aris mengatakan itu padanya, tiba-tiba saja bangkit mengejar Aris dan langsung menghajarnya dari belakang. Kali ini posisinya berbalik, terlihat Ryan yang lebih unggul dan lebih banyak mendaratkan pukulannya pada Aris.

"Jangan pernah pancing emosiku dengan mengatakan hal seperti itu didepanku.." ucap Ryan marah

"Kalau kau berani sekali lagi jalan bersama Lena, aku benar-benar akan mematahkan kakimu.." ucap Ryan sambil memegang baju Aris berusaha untuk mengancamnya

"Mematahkan kakiku?" tanya Aris sinis mengulangi perkataan Ryan

"Lalu bagaimana denganmu? Apa aku juga harus mematahkan kedua kakimu itu untuk membuatmu berhenti menemui Shina diam-diam dibelakangku, hah?" sambil Aris berusaha melepaskan diri darinya

"Itu karena kau sebagai seorang suami begitu menyedihkan dan tidak berguna.."

"Menurutmu, kenapa Shina selalu menghubungiku dan meminta bantuanku? Karena dia merasa lebih nyaman menceritakan itu semua denganku dibandingkan kau suaminya.. Suami yang bahkan sampai saat ini belum bisa juga melupakan kisah masa lalunya dengan mantan kekasihnya dulu.." jawab Ryan

"Brengsek.." ucap Aris kesal sambil kembali menghajar Ryan

Dan perkelahian tak terelakkan pun kembali terjadi, sehingga memancing semua orang disekitar untuk datang mendekat.

Saat itu, tiba-tiba saja Roy kembali muncul disana. Dia kemudian berusaha menghentikan mereka berdua.

"Ryan.. Aris.. Hentikan..!" ucap Roy sambil berusaha melerai mereka

"Ryan sudah.." Roy berusaha menarik Ryan yang ingin menghajar Aris.

Kemudian Aris, dia mendadak menghentikan perkelahiannya dengan Ryan, ketika menyadari Roy ada disana. Dia kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Ryan,

"Hey Aris, brengsek.. berhenti!! Kenapa malah kabur, hah?" teriak Ryan tidak terima ketika Aris pergi begitu saja meninggalkannya

Kemudian Roy,

"Sudahlah Ryan. Biarkan saja.." Roy berusaha menenangkan Ryan saat itu.

Akan tetapi, sama seperti Aris, Ryan juga lalu menepis tangannya dengan kasar, lalu pergi meninggalkannya disana.

"Ryan.. Tunggu..!"

"Hey Ryan..!" ucap Roy memanggil sambil berusaha mendekatinya.

Ryan tidak menggubrisnya dan terus berjalan pergi meninggalkannya.

Saat itu hati Aris begitu panas. Dan begitu dia sampai dikediamannya, terlihat Shina yang datang menyambutnya seperti biasa.

"Sayang, kau sudah pulang.." ucap Shina tersenyum

Namun tiba-tiba, senyuman itu menjadi lenyap seketika ketika dia melihat wajah Aris yang terluka dengan ekspresi wajah yang tidak biasa itu.

"Aris.. Wajahmu? Ada apa dengan wajahmu?" tanya Shina cemas

"Kau.. Apa kau bertengkar lagi dengan Ryan, hah?" ucap Shina tidak senang sambil berusaha memegang wajah Aris

Tanpa menjawab pertanyaan Shina, Aris terus melangkah menuju kamar.  Shina yang tidak terima dengan sikap Aris kemudian turut mengejarnya

"Apa ini karena Lena? Kau terlibat perkelahian dengan Ryan apa gara-gara Lena?" tanyanya kembali sambil mengikuti Aris didalam kamar.

Saat itu Aris, dia terlihat membongkar isi tas Shina satu per satu. Tidak hanya satu atau dua tas, tapi hampir seluruh tasnya.. bahkan beberapa tas yang ada didalam lemarinya sekalipun.

"Aris..!! Apa yang sedang kau lakukan, hah?" tanya Shina heran ketika Aris membongkar isi tasnya itu satu per-satu

Hingga beberapa saat kemudian, akhirnya dia berhasil menemukan beberapa obat-obatan yang berhasil disembunyikan Shina darinya. Saat itu Shina terkejut. Lalu kemudian,

"Aku bisa menjelaskannya.." ucap Shina tiba-tiba merasa bersalah

"Aris maafkan aku.. Aku selama ini berusaha untuk tidak memberi tahumu mengenai kondisiku.. Aku tidak ingin membuatmu cemas dan khawatir.. Aku tidak ingin nantinya kau hanya mengasihaniku.."

"Jadi kau lebih memilih untuk menyembunyikan ini dariku dan memberitahukannya pada Ryan?"

Shina begitu terkejut. Darimana Aris tahu mengenai obat-obatannya itu. Apa Ryan yang memberitahukan hal ini padanya? tetapi.. tidak mungkin.. pikir Shina berusaha menolak.

"Aku tahu selama ini kau selalu bertemu dengan Ryan secara diam-diam.."

"APA KAU MASIH MENGANGGAP AKU INI SEBAGAI SUAMIMU SHINA??" ucap Aris marah membentak Shina

Untuk pertama kalinya, Aris benar-benar meluapkan rasa kesal dan kekecewaannya pada Shina, sehingga membuat Shina takut. Shina hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaan Aris. Tanpa sadar, dia mengeluarkan air matanya saat itu.

Rani yang ada didalam kamarnya tiba-tiba keluar karena mendengar suara keras Aris yang membentak Shina.

"Ayah.. Jangan membentak Mami. Kasihan dede Arsy nanti.." ucap Rani pada Aris sambil memegang bajunya

Aris yang tersadar kemudian langsung memeluk Rani dan meminta maaf padanya.

"Maafkan Ayah Sayang.." dan Aris pun langsung membawa Rani keluar kamarnya.

Untuk sesaat, Aris jadi mengingat kata-kata Ryan yang mengatakan bahwa Rani bukanlah anak kandung Shina dan Ryan. Dia pun lalu mengusap-ngusap lembut kepala putrinya itu.

"Siapapun dirimu.. Kamu tetaplah putri Ayah. Ayah akan selalu ada untukmu dan melindungimu.." ucap Aris sambil mengecup kepala Rani

Sementara ditempat lain, Ryan lalu mengemudikan mobilnya menuju rumahku. Saat itu dia tidak sadar kalau Roy terus mengikutinya di belakang.

Dan setibanya dia disana, dia lalu mengetuk-ngetuk pintu rumahku. Aku terkejut melihat kehadirannya disana.

"Sayang.. Maafkan aku.." ucapnya memelas sambil kembali memohon padaku