Chereads / My New Neighbour / Chapter 187 - (Mulai) Bermain Hati?

Chapter 187 - (Mulai) Bermain Hati?

Ryan begitu frustasi mendengar syarat tidak masuk akal yang diajukan oleh Mamanya. Bagaimana mungkin menyuruhnya berpisah dari istrinya untuk membuat Shina dapat kembali bekerja. Dia pun mulai memikirkan kata-kata Mama, apa benar dia masih memiliki perasaan terhadap Shina. Padahal yang dia tahu perasannya itu hanyalah sebatas rasa simpati dan bersalah atas apa yang telah dilakukannya dulu.

Sebenarnya Ryan, dia tidak mau hal buruk apapun terjadi pada Shina saat ini. Untuk menebus kesalahannya di masa lalu, dia berupaya sebaik mungkin untuk melindungi Shina dan kandungannya. Itulah mengapa dia sampai rela menyewa bodyguard, menyuruh untuk menjaganya selama 24 jam, memberinya hadiah bunga, kue, dan berbagai jenis makanan kesukaannya untuk membuat Shina bahagia. Karena dia tahu Shina itu sangat moody dan itu berpengaruh buruk terhadap kebiasaannya mengkonsumsi obat-obatannya yang dapat berisiko bagi kandungannya.

Apa perbuatanku ini terlalu berlebihan, pikir Ryan saat itu.

Ryan kemudian mulai mencari cara agar Shina dapat diterima kembali didalam manajemennya. Tidak sampai disitu, Ryan juga ingin mengusahakan agar Shina dapat kembali menjalani proses syuting sinetronnya.

Saat itu, Ryan mengambil handphonenya dan mulai menghubungi beberapa kenalannya di industri entertainment. Dia meminta bantuan kepada mereka, namun ditolak. Meskipun Ryan sudah berusaha membujuknya, bahkan menawarkan kerjasama yang lebih menguntungkan bagi mereka, sampai-sampai Ryan rela membagi saham yang dimilikinya agar Shina dapat masuk kembali ke dunia yang membesarkan namanya itu, tetap saja hasilnya nihil. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau membantunya. Mereka semua takut, tidak berani menentang keputusan keluarga Pratomo (Mama Ryan) karena pengaruh dan kedudukannya yang besar jika dibandingkan dengan posisi Ryan yang hanya sebagai anak tunggalnya saja.

Ryan putus asa. Dia terlihat kesal dan mengacak-acak rambutnya. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi dari sana dan berniat menemui Shina untuk menjelaskan semua masalah ini secara langsung.

Ryan melajukan mobilnya menuju apartemen karena mendapat kabar dari orang suruhannya bahwa Shina masih berada di apartemennya saat itu. Dan setibanya dia disana, tiba-tiba saja handphonenya berdering. Itu panggilan dariku. Ryan kemudian menjawabnya.

"Halo Mas.." sapaku ditelpon

"Apa Mas sedang sibuk? Aku tidak mengganggu kan?" tanyaku yang tidak direspon olehnya.

"Mas, aku izin mau pergi ke apartemen sebentar ya untuk mengambil beberapa baju dan barang."

"Sebenarnya aku sekalian mau membereskan barang disana. Mengenai kepindahan kita nanti.. maksudnya aku mau nyicil membereskan semuanya dari sekarang. Sekalian memindahkan barang-barang itu ke rumah Papa untuk sementara. Mungkin nanti aku juga.."

Saat itu aku belum menyelesaikan kata-kataku, namun Ryan tiba-tiba saja memotongnya

"Jangan!! Gak usah! Kamu gak usah kesini!" tolak Ryan tiba-tiba yang membuatku bingung.

"Kesini?" responku mengulang perkataan Ryan

"Maksud aku kamu gak usah ke apartemen dulu Sayang.. Nanti. Nanti aku saja yang menyuruh orang untuk membereskan barang-barangnya. Kamu gak usah capek-capek ngelakuin itu semua." ucap Ryan kembali menjelaskan

"Memangnya Mas sedang berada diapartemen sekarang?" tanyaku kembali karena merasa aneh dengannya.

"Nggak. Kok apartemen sih? Ngapain aku ke apartemen coba. Aku sekarang dikantor."

"Kamu gak percaya? Mau ngobrol sama Heru biar aku panggilin dia sekarang?" ucap Ryan kembali berusaha meyakinkanku.

Saat itu aku tidak tahu kalau Ryan sedang berbohong.

"Nggak. Nggak usah Mas. Aku percaya kok.." jawabku

"Kamu dirumah aja ya Sayang. Kalau kamu bosen nanti aku suruh supir buat jemput kamu terus anterin kamu ke Mall, siapa tahu kamu mau nyalon atau shopping.."

"Gak usah Mas. Aku gak apa-apa dirumah aja.."

"Kamu yakin?" tanya Ryan kembali

"Iya.." jawabku

"Yasudah kalau gitu. Aku tutup dulu ya telponnya Sayang?"

"Iya Mas.." jawabku. Dan Ryan pun langsung menutup telponnya.

Ryan, dia tidak terlihat seperti biasanya. Saat menjawab telponku tadi, seperti ada sesuatu yang sedang berusaha ditutupinya. Dia tidak mungkin sedang bersama Shina kan?

Tidak. Tidak. Aku harus mempercayainya. Mas Ryan tidak mungkin melakukannya, aku berusaha meyakinkan diriku sendiri didalam hati.

Ditempat lain di apartemen Shina dan Aris

Saat itu Shina terlihat sedang mengatur barang-barangnya. Belakangan ini dirinya merasa bahagia karena menerima beberapa kiriman hadiah, bunga, kue, dan makanan dari penggemarnya. Tidak seperti biasanya, respon penggemar terhadap sinetron barunya kali ini begitu baik. Apa karena bakat aktingku telah berkembang pesat, pikir Shina saat itu memuji dirinya.

Sesaat, terbesit dibenaknya bahwa hal ini juga pernah terjadi dulu. Saat itu, Ryan yang melakukan semua ini untuknya. Demi berusaha mendapatkan perhatiannya, Ryan mengirimi berbagi macam hadiah, bunga, dan juga makanan. Shina terlihat tersenyum saat mengingat itu semua. Kemudian,

"Tidak. Tidak mungkin. Ini tidak mungkin dia yang melakukannya." pikir Shina dalam hati menolak

"Seandainya disetiap hadiah yang dikirim ini terdapat surat romantis bertuliskan for My Shisi.. mungkin aku akan percaya bahwa semua kiriman ini memang darinya." pikir Shina kembali tersenyum

Saat itu, tiba-tiba saja bel pintu apartemennya berbunyi. Shina kemudian membukakan pintu dan melihat Ryan ada disana.

"Ryan..?" ucap Shina terkejut karena bagaimana bisa dia tiba-tiba muncul disana disaat Shina sedang memikirkan dirinya.

"Shina, bisa kita bicara? Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan padamu." ajak Ryan

"Masalah apa?" tanya Shina penasaran

Ryan, dia terlihat melihat sekeliling sebelum menjawab pertanyaan Shina tadi.

"Kau kenapa?" tanya Shina kembali melihat tingkah Ryan yang aneh.

"Didalam ada Aris?" tanya Ryan kembali

Shina mengangguk pelan menjawabnya.

Ryan kemudian segera menarik tangan Shina dan langsung mengajaknya untuk masuk ke dalam unitnya.

"Ryan sebenarnya ada apa?" tanya Shina heran begitu mereka memasuki apartemen Ryan.

"Dengar Shina, mungkin berita ini akan membuatmu sedikit terkejut. Aku hanya akan berusaha untuk menjelaskannya padamu. Aku.."

"Tunggu dulu!" ucap Shina tiba-tiba

"Kau.. Apa semua hadiah-hadiah itu darimu?" tanya Shina kembali sambil menatap mata Ryan mencoba untuk membacanya

"Ahh. Ohh.. Itu.." Ryan terlihat bingung ketika akan menjelaskannya

"Ryan kau.." ucap Shina tak percaya

"Dengar Shina, ini semua tidak seperti yang kau bayangkan.." Ryan berusaha menjelaskan

"Kalau begitu jelaskan, apa maksudmu mengirimi semua hadiah-hadiah itu padaku?" tanya Shina kembali

Ryan tahu Shina pasti tidak akan senang jika mengetahui alasan dia mengirimi itu semua karena ingin membalas semua perlakuannya dulu terhadapnya. Dia ingin menebus kesalahannya dimasa lalu. Tapi takut Shina akan menjadi marah karena merasa dikasihani oleh Ryan saat ini, maka Ryan pun memilih menjawab,

"Tentu saja sebagai hadiah." Ryan mencoba tersenyum

Shina terlihat mengerutkan keningnya saat itu karena bingung.

"Hadiah atas ucapan selamat karena kau telah membintangi sinetron barumu itu.. Apa ya judulnya.. Oh,  Pemeran Pengganti. Kau begitu sukses memerankan sosok Rara dan Riri seolah memang ada dua orang berbeda yg memerankan peran tersebut.." ucap Ryan menjelaskan

"Kenapa? Kau tidak percaya aku mengikuti cerita drama sinetronmu itu?" ucap Ryan kembali

Saat itu, tiba-tiba saja Shina berjalan perlahan mendekati Ryan sambil terus menatap matanya dalam. Dan ketika Shina akan melakukan sesuatu terhadap Ryan, terdengar suara seseorang yang sedang memencet kode akses pintu di apartemennya itu. Ryan menjadi panik. Dia kemudian menarik tangan Shina dan membawanya masuk ke dalam kamar untuk bersembunyi.