"RYANN..!!!" Mama berteriak marah seraya membangunkan Ryan yang saat itu sedang tertidur dengan posisi memeluk Shina
Ryan kemudian terkejut mendapati Mamanya dan aku berada disana. Tidak hanya itu, bahkan dia juga baru sadar, kalau saat itu dirinya tertidur sambil memeluk Shina.
"Jahat kamu Mas!! Jadi selama ini kamu masih berhubungan dengan Shina seperti ini dibelakangku?" ucapku sambil menangis
"Tidak Sayang! Ini semua salah paham.. Bisa aku jelasin.." ucap Ryan sambil membuka selimut dan tiba-tiba bangun.
Ketika itu, Shina tiba-tiba terbangun dan melihat situasinya sudah menjadi kacau. Ryan yang melihatnya pun kemudian
"Shina, bantu aku jelaskan pada Lena bahwa ini semua hanya salah paham. Tidak ada apapun yang terjadi disini, selain kita yang hanya tertidur bersama. Kita tidak melakukan apapun disini, iya kan?" ucap Ryan sambil mengarahkan pandangannya pada Shina
Namun tiba-tiba, Mama langsung menarik Shina dan menamparnya. Tidak hanya itu, Mama yang geram kemudian menarik rambut Shina
"Dasar perempuan jalang!! Aku sudah tahu kalau kau ini seorang pelacur sama seperti ibumu dulu.."
"Aakkkhh.. Aaakkh.. Aaaakkhhh.." Shina meringis kesakitan saat Mama menjambak rambutnya
Ryan yang tidak tega melihatnya kemudian membantu Shina melepaskan rambutnya yang dijambak oleh Mamanya itu.
"Sudah Ma.. Sudah! Jangan seperti ini! Shina tidak bersalah. Ini semua salah paham.." ucap Ryan sambil melepaskan tangan Mama dari rambut Shina
"Ryan..!! Kau ini benar-benar keterlaluan. Seharusnya kau memikirkan perasaan Lena, bukannya malah membela pelacur ini." ucap Mama geram
"SUDAH CUKUP..!!" Ryan berteriak keras
"Dengarkan penjelasanku dulu! Aku dan Shina, kita tidak melakukan apapun disini.." Ryan mulai mengontrol suaranya
"Dengar Sayang, aku tidak melakukan sesuatu yang mengkhianatimu.. apalagi pernikahan kita. Sungguh! Aku tidak melakukan apapun dengan Shina disini. Aku berani bersumpah!"
"Saat itu aku memilih bersama dengan Shina dibandingkan denganmu karena Shina sedang mengalami depresi dan tekanan hebat."
"Aku melihatnya menangis ketika aku hendak membeli susu untukmu di Joymart kemarin. Meskipun dia berusaha untuk menutupinya, tapi aku tahu, saat itu dia sedang menangis.."
"Selain itu, aku juga pernah melihatnya berkunjung ke Rumah Sakit "N" saat aku hendak berkonsultasi dengan dokter saat dirimu mengalami amnesia waktu itu.."
"Shina, dia mengalami gangguan psikis akibat trauma atas kejadian yang menimpanya dulu saat aku pergi meninggalkannya. Itulah mengapa aku memilih untuk pergi dengannya, berusaha menenangkannya dan meninggalkanmu saat itu.."
"Aku benar-benar merasa bersalah dan bertanggung jawab disini. Maafkan aku, kalau keputusanku saat itu membuatmu kecewa. Aku tidak bermaksud melukai perasaanmu, Sayang.. Aku harap kamu ngerti."
"Lalu, kenapa Mas tidak menceritakan semua ini padaku?? Kenapa Mas juga tidak berusaha menjawab atau membalas pesanku? Mas pikir aku akan percaya kalau Mas mengatakan semua ini padaku?"
"Semalaman aku berusaha terus menerus menghubungimu.. Jangankan menjawab panggilanku, bahkan kau saja tidak mau membuka atau membaca semua pesan dariku itu.."
"Apa Mas tahu, aku sampai memutar otakku untuk terus saja berbohong dan berbohong pada Papa dan juga Mama. Aku bahkan sampai harus berpura-pura pingsan segala untuk mengalihkan perhatian mereka yang terus saja menyuruhku untuk menghubungimu dan membawamu ke rumah. Mas tahu semua itu??!" ucapku benar-benar kesal dan emosi
"Kalau sekarang memang Mas mau bertanggung jawab pada Shina karena merasa bersalah telah meninggalkannya waktu itu kenapa kita tidak bercerai saja?"
"Lena??!" ucap Mama tak percaya dengan perkataan yang baru saja kuucap itu
"Aku benar-benar sudah capek dengan semuanya.." ucapku menambahkan sambil menangis
"Cerai?" ucap Ryan sambil tertawa dingin
"Jadi sekarang kau ingin kita bercerai karena kau ingin bersama dengan Aris si keparat itu?"
"Aku tahu. Aris dia sudah mengungkapkan semua perasaan cintanya padamu. Dan tentu saja kau senang karena sedari awal itu merupakan hal yang sangat kau nanti-nantikan, bukan? Kau sengaja mencari momen terbaik untuk bisa melepaskan diri dariku agar seolah aku disini yang dipersalahkan atas perceraian kita ini. Aku tidak menyangka kalau kau akan begitu picik melakukan semua hal ini padaku.." ucap Ryan sinis
"Picik?" ucapku mengulang perkataan Ryan seraya tidak senang
"Iya. Kau munafik dan picik.." ucap Ryan menambahkan
Hatiku begitu sakit mendengar semua perkataan dan tuduhan itu dari Mas Ryan. Aku tidak menyangka bahwa selama hampir 16 tahun kita bersama, tetapi dia masih belum bisa percaya dan memahami diriku. Aku tidak bisa lagi membendung perasaan kecewa dan terluka yang aku rasakan saat itu, hingga akhirnya aku memilih untuk meninggalkan tempat itu dan pergi menjauh meninggalkannya sambil menangis.
Sementara itu Mama,
"Ryan, apa yang kau lakukan? Cepat pergi kejar Lena!" ucap Mama
Ryan hanya terdiam ditempatnya. Tidak menghiraukan ucapan Mamanya.
"Hey, apa kau benar-benar berniat ingin Lena menceraikanmu?" tanya Shina tak percaya pada Ryan
"Diam dan tutup mulutmu itu!! Ini semua bisa terjadi karena ulahmu. Apa kau tidak sadar itu? Dasar perempuan jalang!!" ucap Mama marah
"Perempuan Jalang?" ucap Shina tidak senang mengulang perkataan Bu Tomo
"Iya. Kau perempuan jalang yang telah merusak rumah tangga anak dan menantuku.."
"Apa tidak salah? Kau yang telah merusak semua ini dasar perempuan tua!!" balas Shina
"Kalau bukan kau yang terobsesi untuk memisahkan aku dari Ryan, maka semua ini tidak akan pernah terjadi. Ryan tidak akan menikah dengan Lena dan anakku Rani juga tidak harus memiliki Aris sebagai Ayah penggantinya?"
"Shina..!" ucap Ryan terkejut begitu Shina mengungkit soal Rani pada Mamanya
"Biar saja. Biar Ibumu ini tahu kalau sebelum memiliki cucu Oka, dia terlebih dahulu telah memiliki cucu yang bernama Rani, anak dari hasil hubunganmu dulu denganku."
Mama begitu terkejut memdengar ucapan Shina.
"Rani? Ryan apa itu benar?" tanya Mama tak percaya
Ryan hanya terdiam. Seperti seseorang yang rahasianya baru saja terbongkar.
"Kau pasti hanya mengarang. Anakku Ryan tidak mungkin melakukannya. Atau mungkin bisa saja itu anak dari orang lain dan kau menuduh Ryan yang melakukannya. Jangan kau kira aku tidak tahu bahwa kau ini adalah perempuan murahan yang berhubungan dengan banyak laki-laki. Selain dengan Ryan, kau juga berhubungan dengan pria lain kan dibelakangnya. Aku melihat berita skandalmu itu. Jadi kau tidak bisa mengelak.."
"Aku tidak mengira bahwa seorang Bu Tomo begitu perhatian terhadap gosip dan skandalku diluar sana. Kalau begitu anda juga pasti tahu bahwa selama aku bermain didunia seni peran, aku tidak pernah melakukan hal-hal yang dapat membuat putramu ini cemburu, disamping masalah gosip dan skandalku itu."
Kau tahu alasanku selalu menolak film atau sinetron yang menyuruhku melakukan adegan intim dengan lawan jenis, seperti berciuman atau semacamnya.."
"Kalau aku wanita jalang dan murahan seperti yang kau tuduhkan, tentunya aku tidak akan menolak untuk melakukan semua adegan itu, sebab kau tidak tahu berapa banyak uang yang mereka tawarkan. Tapi karena aku sangat mencintai putramu yang sangat posesif ini, maka aku berani menolak semua tawaran itu.."
"Kalau kau juga masih belum percaya terhadap ucapanku ini, kau bisa menyelediki mengenai beberapa artis pria yang secara tidak adil didepak dari industri entertainment, hanya karena putra kesayanganmu ini tidak mau aku berhubungan dengan mereka karena merasa cemburu. Mungkin diantara mereka juga ada yang pernah digosipkan mempunyai skandal denganku dulu.." ucap Shina tersenyum sinis.
"Dibandingkan denganku, kau dan putramu ini bisa melakukan apapun untuk membuktikan bahwa Rani itu bukan cucumu. Bahkan putramu ini tidak mengelak saat aku memintanya untuk bertanggung jawab dan membuat kesepakatan itu. Apa bukti ini belum cukup untuk mengakui Rani sebagai anaknya dan juga cucumu?" tanya Shina kembali
"Kesepakatan? Kesepakatan apa? Ryan apa itu benar?" tanya Mama
"Kalau anda masih kurang percaya, anda bisa langsung menanyakan pada menantu anda Lena, sebab dia sendiri yang membuat kesepakatan ini, bagaimana kita berempat bisa hidup bersama dan bertukar tempat agar Ryan bisa mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya dulu karena telah menyia-nyiakan Rani dan aku.."
Mama tiba-tiba jatuh terduduk karena begitu shock mendengar semua ucapan Shina tadi mengenai putranya. Dia bahkan sampai saat ini masih sulit menerima bagaimana Ryan dan Shina sampai berbuat hal itu dan menghasilkan cucu untuknya.
Ryan yang merasa bersalah telah menyembunyikan ini semua dari Mama kemudian meminta maaf.
"Maafkan Ryan Ma. Ryan sudah membuat Mama kecewa dengan menyembunyikan ini semua dari Mama.."
"Ryan hanya tidak ingin membuat Mama sedih dan kecewa.."
"Kau tidak seharusnya meminta maaf pada Mama, Ryan.. tapi istrimu Lena. Mama tidak tahu kalau selama ini dia terus berupaya menyembunyikan ini semua dari kami, bahkan dari Papanya sekalipun.."
"Tidak usah membahas Lena disini. Dia sudah tidak lagi mencintaiku tapi Aris.."ucap Ryan kesal
*Plak.. (Mama tiba-tiba menampar Ryan)
"Kau benar-benar tidak tahu mengenai apapun. Kau lebih mendengarkan dan mengikuti semua keinginan perempuan jalang ini dibandingkan dengan Lena istrimu.."
"Apa kau tahu apa yang dikatakan oleh Lena saat Aris berusaha mengakui perasaannya padanya? Dia bilang dia tidak akan pernah menceraikanmu dan itu tidak akan pernah terjadi.."
"Walaupun Mama tahu Lena masih memiliki perasaan padanya, tapi dia berusaha untuk tetap menjaga pernikahan kalian dengan mengatakan itu semua pada Aris.. Tapi lihat apa yang malah kau lakukan disini. Kau lebih membela dan melindungi perempuan jalang ini dibandingkan istrimu yang telah melakukan segala hal untukmu, termasuk menutupi semua aibmu disini.. Mama benar-benar kecewa sama kamu, Ryan. Mungkin sebaiknya Mama tidak usah menjodohkanmu dulu dengan Lena. Kasihan dia.." dan Mama pun langsung pergi meninggalkan Ryan dan juga Shina disana.