"Sayangku..?" ucap Aris
Aris merasa heran Shina mengirimkan sms seperti itu padanya. Apalagi dia sebelumnya telah mereject beberapa kali panggilannya. Untuk memastikannya kembali, dia menghubungi Shina lagi.
"Si brengsek ini.. Sudah dibilang jangan menghubungi.." ucap Ryan kesal
Ryan kembali mereject panggilannya. Aris kembali bingung dibuatnya. Akhirnya Aris, dia kembali mengirim sms pada Shina saat itu.
"Apa semuanya baik-baik saja?"
"Kau dimana?"
"Bisa kita melakukan vcall sekarang?"
tulis Aris dalam pesan singkatnya itu
Terlihat tanda centang dua garis biru. Shina sudah membaca pesannya, pikir Aris saat itu. Sementara itu Ryan,
"vcall? Enak saja mau vcall.." pikir Ryan kesal
"Apa sms ku tadi terlalu aneh.. Benar juga. Tidak mungkin Shina berkata manis seperti itu kan pada Aris." dan Ryan pun kembali mengiriminya pesan
"Suamiku tampan bukan tipeku, aku sedang sibuk sekarang. Mohon pengertiannya. Aku tidak bisa melakukan vcall denganmu..đđ "
"Apa kau sedang berada dilokasi syuting? Maaf kalau aku mengganggumu sebelumnya." balas Aris
"Iya." balas Ryan
"Apa kau pulang malam ini? Aku sekarang sedang berada direstoran sate favoritmu. Kau mau aku pesankan satu porsi? Aku tidak keberatan jika harus mengantarkannya ke tempatmu sekarang." balas Aris
"Tidak usah." balas Ryan
"Apa kau yakin?" tanya Aris kembali memastikan
"Iya." balas Ryan
"Kemungkinan aku tidak akan pulang malam ini." tulis Ryan kembali
"Baiklah. Jaga dirimu baik-baik. Jangan sampai pingsan. Hubungi aku kapanpun kau membutuhkanku."
"Aku juga mencintaimu." balas Aris
Ryan terkejut bahwa Aris akan menuliskan pesan seperti itu pada Shina.
"Aku juga mencintaimu.." ucap Ryan membaca ulang pesannya itu
"Aris juga mencintai Shina?" pikirnya heran, tak percaya. Kemudian Ryan pun mematikan handphonenya.
Sambil menatap Shina yang sedang tertidur, Ryan pun berkata
"Sepertinya cintamu itu tidak bertepuk sebelah tangan. Walaupun aku tidak begitu yakin.. tapi kurasa Aris dia memiliki sedikit perasaan padamu. Jadi kau tidak perlu cemas memikirkannya.."
Dan setelah mengatakan itu, Ryan keluar kamar dan memilih untuk tidur di sofa tengah.
Saat tengah malam ketika Shina sudah terbangun, dia terkejut mendapati dirinya tertidur dikamarku.
"Apa Ryan yang membawaku kemari? Bagaimana mungkin??" pikir Shina bingung, tak percaya.
Kemudian dia melihat ada secarik kertas yang dituliskan oleh Ryan disana.
"Tadi kau pingsan, jadi aku membawamu kesini karena kau bilang tidak ingin Aris mencemaskanmu. Dokter berkata tekanan darahmu rendah 90/70 mmHg dan kau harus meminum obat dan vitaminmu ini. Dokter tadi juga sempat mengatakan kau perlu memeriksakan dirimu ke dokter kandungan untuk memastikan secara langsung apakah kau benar-benar hamil atau tidak. Kalau kau tidak mau kesana, kau bisa menggunakan testpack 2-3x untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Note : jika ternyata kau hamil, kau dilarang mengkonsumsi obat-obatanmu itu. Maaf sebelumnya aku telah lancang bercerita pada dokter tersebut bahwa aku sempat melihatmu berkunjung ke dokter psikiater.
Hubungi Aris, tadi dia menghubungimu beberapa kali dan juga mengirimu pesan. Dia terlihat khawatir.
Shina kemudian membuka handphonenya dan membaca semua percakapan antara Ryan dan Aris. Dia terlihat tersenyum saat itu.
Shina kemudian keluar kamar dan melihat Ryan yang sedang tertidur di sofa kala itu.
"Aku tahu bahwa kau memang orang baik Ryan.. Yah, walaupun kadangkala suka bertindak menyebalkan dan egois. Tapi aku menghargai bantuanmu kali ini sebagai mantanku dulu dan Ayah kandung bagi anakku Rani. Terima kasih.." ucap Shina sambil mengecup singkat pipi Ryan
Akan tetapi, tiba-tiba saja tangan Ryan refleks menarik Shina dan memeluk tubuhnya.
"Sayang.." ucapnya mengigau
"Kau jangan pergi meninggalkanku.." ucap Ryan kembali sambil mengeratkan pelukannya itu pada Shina
Shina menjadi terkejut. Dia tidak mengira bahwa Ryan akan memeluknya secara tiba-tiba seperti ini. Jantungnya berpacu sangat cepat. Dan dia pun segera berusaha melepaskan diri dari situasi itu.
Semakin dia berusaha semakin Ryan mempererat pelukannya. Bahkan terlihat Ryan seolah menarik tubuh Shina itu untuk bisa tidur bersama dengannya dipelukannya. Shina pun akhirnya pasrah. Untuk sesaat, dia membiarkan keadaan dirinya seperti itu (berada dan tertidur dalam dekapan Ryan).
Sesaat bayangan masa lalu kembali menghantui pikirannya, dimana saat itu hubungannya dengan Ryan terlihat begitu harmonis dan intim. Tubuh pria yang sama.. begitu pun aroma parfumnya. Tidak ada sedikit pun yang berubah darinya dari masa itu, pikir Shina.
Mungkin.. jika ada sesuatu yang berbeda darinya.. pasti itu hatinya. Kini hatinya tidak lagi terpaut olehku, tetapi orang lain, pikir Shina sedih. Tanpa terasa, ada air mata yang mengalir dari sela-sela matanya. Shina kemudian menepisnya. Dengan segera dia pun melepaskan diri dari Ryan dan pergi menuju pintu depan. Saat hendak keluar, tiba-tiba ada suara bel pintu berbunyi.
Shina mengintip dari lubang pintu, dan dia terkejut. Ternyata itu Aris.
"Apa yang dilakukan si bodoh ini disini? Mau apa dia datang malam-malam kesini?" pikir Shina panik
Dia segera masuk kedalam dan membangunkan Ryan disana.
"Ryan.. Ryan.. Bangun.."
"Aris.. dia ada didepan pintu unitmu saat ini." ucap Shina sambil mengguncang tubuh Ryan
"Aduh Sayang.. Kepalaku masih pusing akibat minum minuman tadi. Tolong biarkan aku tidur sebentar lagi.." ucap Ryan sambil masih memejamkan matanya
Shina yang kesal, akhirnya berpikir untuk memancing emosi Ryan demi membangunkannya.
"Aris saat ini ada di depan apartemenmu untuk bertemu dengan Lena. Sepertinya ada yang mau mereka bicarakan berdua. Kau mau membiarkan mereka bertemu seperti itu, hah?" ucap Shina agak mengeraskan suaranya didekat telinga Ryan
Ryan tiba-tiba saja dia langsung bangun terduduk sambil terkejut dan berkata,
"Aris katamu..??"
Dan ketika kesadaran Ryan mulai pulih, dia pun terkejut ketika melihat Shina ada disampingnya.
"Tidak usah memasang ekspresi terkejut seperti itu. Aris, dia ada didepan sekarang.." ucap Shina ketus
"Aris..? Mau apa dia kemari?" tanya Ryan pada Shina
"Tidak tahu.. Mungkin ingin bertemu Lena.." jawab Shina meledek
Akhirnya Ryan pun segera pergi ke pintu depan diikuti oleh Shina dibelakangnya. Namun saat tiba-tiba akan membukakan pintu, Ryan terkejut karena mendengar suara Aris yang sedang berbicara denganku disana.
"Aris dengan Lena??" ucap Shina tidak senang
Tanpa sadar, akhirnya Shina dia yang terlebih dahulu membukakan pintu depan dibandingkan dengan Ryan. Aku begitu terkejut melihatnya ada disana, begitupun dengan Aris.
"Aris.. apa yang kau lakukan disini? tanya Shina tidak senang sambil melirik ke arahku
Saat itu terlihat juga ekspresi Ryan seolah menanyakan hal yang sama pada Aris. Dengan tatapan mata benci dan tidak senangnya itu, Ryan terus memandangi Aris.. seolah ingin mengintimidasinya.