Chereads / My New Neighbour / Chapter 146 - Kunjungan Mendadak Shina

Chapter 146 - Kunjungan Mendadak Shina

Saat itu, sambil tersenyum memegang handphonenya, Shina terlihat menghubungi Aris. Mungkin kalian sebelumnya bertanya-tanya, belakangan ini kemana Shina pergi. Apakah dia tahu mengenai masalah yang terjadi antara Aris, aku, dan Roy? Apakah selama ini Aris dan Shina masih tetap berhubungan baik sebagai pasangan?

Shina, setelah pesta kejutan ulang tahunnya, dia meminta izin pada Aris untuk mengambil tawaran bermain sinetron stripping. Aris tentu saja langsung memberikannya izin karena dia tahu betul bahwa istrinya itu sangat menyukai pekerjaannya sebagai pemain film.

Sejak saat itu Shina, dia terlihat jarang pulang karena kesibukannya menjalani proses syuting di sinetron terbarunya yang berjudul "Pemeran Pengganti". Dia memilih untuk tinggal dilokasi syuting untuk menjaga totalitas perannya itu agar tidak merasa lelah jika harus pulang pergi ke apartemen dari lokasi syuting. Meskipun begitu, hubungan komunikasi dengan keluarga kecilnya berjalan dengan sangat lancar, terutama Aris. Walaupun tidak setiap hari dia menghubungi mereka, tetapi paling tidak 2- 3 hari sekali dia pasti menghubunginya.

Tidak ada masalah yang terjadi diantara keluarga mereka (Aris dan Shina), tidak membuat Aris untuk selalu menceritakan semua hal yang terjadi pada dirinya pada Shina. Jadi Shina sama sekali tidak mengetahui apapun yang terjadi belakangan ini.. masalah Aris yang terlibat perkelahian dengan Roy untuk membelaku, hingga keputusan Aris yang memilih untuk menghindar dariku selamanya dengan tidak lagi tinggal diapartemennya itu.

Saat itu, ketika Shina menghubungi Aris

"Halo Aris.. Kau ada dimana sekarang?" tanya Shina begitu telponnya mulai terhubung

"Aku dikantor.."

"Aku tidak mengganggumu kan? Ngomong-ngomong jam berapa nanti kau pulang?"

"Aku?? Apa kau akan pulang malam ini?" tanya Aris tiba-tiba curiga

"Tidak.. tidak. Aku masih ada dilokasi syuting. Masih ada beberapa scenes lagi yang harus diambil. Jadi aku tidak mungkin pulang dalam waktu dekat ini.." jawab Shina berbohong. Padahal saat itu dirinya sudah berada di lobi apartemen

"Aku mungkin pulang agak malam. Mungkin diatas jam 9."

"Lagi? Masa setiap hari kantormu itu lembur terus sih Aris.." ucap Shina tidak senang

"Iya, karena tenggat waktunya sudah dekat, tinggal dua bulan lagi.. sedangkan masih ada beberapa desain yang harus diubah.."

"Harusnya perusahaan memberikan bonus tambahan lebih banyak padamu karena kau bekerja sebagai Ketua tim. Aku yakin pasti hanya kau saja yang bekerja keras sampai akhir. Dan semua bawahanmu itu, mereka pasti memilih untuk pulang lebih awal dengan membuat berbagai macam alasan.."

Saat itu Aris hanya tersenyum mendengar komplain dari Shina tentang dirinya.

"Ngomong-ngomong kau sudah makan siang? Tadi sarapan pakai apa? Oh iya, Bagaimana kabar Rani? Apa dia ada masalah disekolahnya?" tanya Shina kembali menginterogasi

"Rani dia baik-baik saja. Dia tidak pernah menceritakan ada masalah apapun padaku.. Dia sering terlihat pergi dan pulang sekolah bersama dengan Oka.." ucap Aris menjelaskan

"Kalau Ayahnya bagaimana?" tanya Shina kembali

"Ayahnya yang lugu dan polos itu.. yang mengaku dirinya itu lumayan tampan, walaupun dia sebenarnya bukan tipeku.." ledek Shina pada Aris

"Apa kau sedang mengalami masalah dilokasi syuting?"

"Aku?? Kok kau malah menanyai aku Aris, bukannya menjawab pertanyaanku. Aku tentu saja baik-baik saja disini.."

"Baguslah.. Jangan sampai pingsan ya." ledek Aris

"Hahahaa.." tawa Shina senang mendengar Aris mengatakan hal tersebut

"Kau itu lucu sekali. Apa kau tidak bisa berkata lebih romantis sedikit, dibanding menyuruhku untuk jangan sampai pingsan.."

Aris terdiam tidak memberikan respon.

"Kalau kau belum makan siang tadinya aku berpikir untuk mengantarkan sedikit makanan untukmu melalui pesan online.."

"Kalau kau memang mau melakukannya aku akan sangat senang.." jawab Aris

"Benarkah?" tanya Shina antusias

"Iya, aku tidak masalah.."

"Oh iya, jam istirahatmu sampai jam berapa?" tanya Shina kembali

"Tidak masalah bagiku untuk kau mengantarkannya jam berapa saja. Kalau bisa jangan yang berat-berat makanannya.."

"Pizza??" tanya Shina kembali

"Boleh.." jawab Aris

"Baiklah kalau begitu nanti aku akan memesannya.." ucap Shina senang

"Terima kasih Shina.."

"Tidak masalah.." jawab Shina

"Ariss.. Jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu.." kemudian Shina pun langsung menutup telponnya.

Shina yang sudah mendapat respon lampu hijau dari Aris berpikir untuk mengantarkan makanannya sendiri langsung pada Aris di kantornya. Dia kemudian bergegas masuk ke dalam unitnya untuk mengganti pakaiannya dan bersiap-siap. Saat itu sesuatu terjadi. Begitu dia masuk ke dalam kamarnya, dia melihat bahwa dilemari pakaiannya itu sudah tidak ada lagi kaca disana.

Apa kacanya pecah dan Aris mencopot semuanya, pikir Shina heran saat itu. Dan begitu dia melihat pakaian Aris, jumlah pakaiannya juga berkurang.

Aris.. Apa dia memindahkan beberapa pakaiannya itu ke kantor. Tapi masa sampai setengah dari jumlah pakaiannya disini.. pikirnya heran.

Shina yang sudah merasa ada suatu kejanggalan disana, kemudian mencoba menghubungi Rani. Dari Rani dia memperoleh informasi bahwa Aris telah satu minggu yang lalu tidak tinggal diapartemennya lagi. Rani mengatakan bahwa Ayahnya itu mencari kos di daerah Tangerang agar memudahkan dirinya dalam mengawasi proyek pembangunan disana. Tentu saja Shina terkejut, sebab selama ini Aris tidak pernah menceritakan hal tersebut padanya.

Ada sedikit perasaan kecewa dalam dirinya saat itu, kenapa Aris menyembunyikan hal ini darinya. Padahal mereka rutin saling berkomunikasi, tetapi dia tidak pernah sekalipun menceritakan mengenai kondisinya. Apa Aris belum bisa mempercayaiku sebagai seorang istri, pikir Shina sedih.

Saat itu ketika Shina tiba didepan kantor Aris, dimeja resepsionis, semua orang sibuk memperhatikannya. Memang saat itu penampilannya tidak seperti wanita kantoran pada umumnya. Walaupun menurut Shina penampilannya itu sudah terlihat sangat biasa dan sederhana, tetapi tetap saja dia yang paling terlihat menonjol disana. Dirinya saat itu menggunakan dress span pendek diatas lutut dengan riasan wajah yang natural, kacamata berframe kotak (pemberian Aris waktu itu), sepatu sneakers, dan topi yang digunakannya untuk menutupi penampilannya sebagai seorang artis.

Begitu Aris tiba dilobi, Shina kemudian berlari dan langsung memeluknya sehingga membuat orang-orang disana terkejut. Aris yang malu kemudian,

"Shina, aku mohon jangan disini.." ucap Aris berbisik sambil berusaha melepaskan tangan Shina dari tubuhnya

"Kenapa? Kau malu ya?" ucap Shina tersenyum sambil melepaskan pelukannya

Kemudian Shina, setelah dia melepaskan pelukannya itu, dia kembali mengecup singkat pipi Aris sambil kemudian berkata

"Biar saja.. agar orang-orang disini tahu kalau kau itu sudah mempunyai pasangan. Jadi Jessy dan yang lainnya tidak akan berani berbuat macam-macam lagi denganmu.." ucap Shina

Kemudian Aris, untuk mengalihkan Shina agar tidak berbuat hal-hal yang membuatnya lebih malu lagi

"Pizzanya?" tanya Aris tiba-tiba

"Ohh Iya.." sambil Shina kemudian pergi ke meja resepsionis tadi dan mengambil Pizzanya disana

Saat itu Aris menyadari bahwa istrinya itu memakai pakaian yang cukup mini, hingga kemudian

"Kau tunggu disini dan jangan duduk.." ucap Aris

"Memangnya kau mau pergi kemana?"

"Pokoknya kau jangan duduk. Tetap berdiri disini seperti itu dan tunggu aku.."

Tak lama berselang, kemudian Aris dia membawa jaketnya dan mengikatnya di pinggang Shina untuk menutupi dress span-nya yang kependekan itu.

"Ohh manis sekali suamiku ini.." ucap Shina ketika Aris mengikatkan jaketnya di pinggangnya

Saat itu tiba-tiba Shina menyadari sesuatu disana.

"Aris.. tanganmu kenapa?" ucap Shina terkejut ketika melihat puggung tangan kanan Aris ada beberapa luka goresan

"Ini bekas terkena pecahan kaca.." jawab Aris

"Kaca?? Apa kaca di lemari kamar kita itu?"

Aris kemudian mengangguk menjawabnya.

"Ya ampun.. Bagaimana bisa, hah?" respon Shina cemas sambil memegang tangan Aris yang terluka itu

"Aku yang ceroboh.." jawab Aris

"Ceroboh bagaimana maksudmu? Bagaimana bisa kaca itu pecah?" tanya Shina kembali

Aris, dia terlihat bingung menjawab pertanyaan Shina. Dia tidak mungkin berkata pada Shina bahwa kaca itu pecah karena dia sendiri yang meninjunya.

*Flashback setelah Aris menghajar Roy dilorong apartemen

Aris kemudian terkejut begitu aku meneriakkan namanya untuk membuatnya berhenti memukul Roy. Saat itu Aris berpikir bahwa tidak seharusnya dia memperlihatkan sisi amarahnya itu padaku. Kemudian dia pun lalu memilih untuk pergi dari sana dan meluapkan amarahnya ditempat lain. Begitu masuk kedalam kamarnya, Aris yang melihat pantulan wajahnya di kaca lemari menjadi kesal dan langsung memukulnya. Tanpa sadar dia menghancurkan kaca tersebut menjadi berkeping-keping hingga membuat tangannya itu terluka.

*Flashback off

"Ariss.." tanya Shina berusaha menyadarkannya

"Sebenarnya ada masalah apa? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?" tanya Shina khawatir sambil menatap dalam matanya