Semenjak hari itu, Roy.. dia sering kali terlihat mengunjungi apartemen kami. Meskipun Oka sangat merasa jengah dengan kehadirannya disana, tapi kelihatannya hubungannya dengan Ryan semakin akrab.
Kalau kuhitung-hitung, sepertinya sudah 3 kali kami (aku, Ryan, dan Roy) mengunjungi unit Jessy, tapi tetap saja.. saat itu Jessy tetap tidak mau membukakan pintunya, meskipun kami sudah menunggunya hampir sepuluh menitan didapan pintunya itu.
Kalau kalian bertanya apakah selama Roy mengunjungi apartemen kami, sering terlihat oleh tetangga sebelah kami (Aris, Shina, dan juga Rani) jawabannya adalah tidak. Entahlah.. tapi sudah lama semenjak kejadian yang Mas Ryan menciumku di lift waktu itu, aku tidak pernah melihat mereka.. terutama Aris. Aku bahkan tidak pernah sekalipun berpapasan atau bertemu dengannya belakangan ini. Hingga suatu saat, pada saat itu Mas Ryan belum pulang kantor (tetapi dia sudah mengijinkan aku untuk pergi bersama dengan Roy untuk menemui Jessy diunitnya), kami berpapasan dengan Aris yang sepertinya baru pulang dari kantor, di lorong apartemen saat kami akan menuju pintu lift. Saat itu aku memilih untuk tidak menyapanya, begitu pula dengan Aris, dia juga hanya berlalu sesaat setelah melihat aku dan Roy berjalan bersama (seolah tidak mempedulikan kami).
Jujur saja.. ada perasaan aneh dalam diriku. Aku tidak tahu apakah karena aku tidak diacuhkan oleh orang yang aku kenal atau karena orang itu adalah Aris. Yang jelas aku merasakan sedikit perasaan kecewa saat itu. Mungkin aku berharap Aris akan menyapaku atau dia akan merasa sedikit khawatir dan kembali bereaksi dengan mengikutiku dan memata-matai kami seperti waktu itu, tapi ternyata.. tidak dilakukannya. Aku terlihat menarik nafas panjang saat itu, hingga tiba-tiba Roy
"Kau tidak apa-apa Lena?" tanyanya
"Memangnya aku kenapa?"
"Terlihat seperti orang yang sedang kecewa atau mengalami depresi." jawab Roy
"Hahahaaa.." aku tertawa (sebenarnya menertawai diriku sendiri karena aku masih saja tidak bisa untuk tidak memikirkan Aris ketika suamiku Ryan tidak ada disisiku saat ini).
"Sebenarnya kalau ku perhatikan, kau itu cantik. Sayang saja suamimu Ryan sangat posesif.." ucap Roy tiba-tiba menggoda yang membuatku terkejut.
Saat itu aku sedikit takut dan khawatir, maksudku Roy.. dia tidak sedang berusaha untuk merayukukan? Yang benar saja.. tidak hanya Shina, Jessy, bahkan aku juga yang telah berstatus sebagai istri dari temannya itu.. pikirku kesal dan tidak senang.
"Tidak perlu merasa tersinggung. Ucapanku itu tulus yang memujimu bahwa kau itu cantik.." ucap Roy kembali
"Aku tidak akan merebutmu dari Ryan, terlebih lagi aku tahu sifat Ryan itu seperti apa, kecuali.. jika kau sendiri yang memutuskan untuk meninggalkannya dan pergi denganku.." ucapnya kembali
Saat itu aku memilih untuk tidak merespon perkataan Roy. Hingga dia terus berkata
"Kau pasti mengira bahwa aku ini playboy, karena berusaha mendekati wanita manapun termasuk kau, Shina, dan juga Jessy.."
"Tenang saja. Aku tahu semuanya. Semuanya dapat terbaca dari ekspresi wajahmu itu Lena.." ucap Roy kembali
"Apa aku semudah itu dapat terbaca?" tanyaku tidak percaya
"Sebenarnya tidak.. tapi karena kau berkata seperti itu. Aku justru semakin yakin bahwa hal itu memang yang kau pikirkan tadi." ucap Roy
Aku pun tersenyum mendengar penjelasan darinya.
"Kau itu sebenarnya polos Lena. Mudah sekali dikelabui.. Tidak perlu rencana khusus atau strategi untuk membuatmu masuk kedalam sebuah perangkap atau jebakan. Bahkan jika saat ini aku menculikmu dan menjadikanmu sebagai istriku pun, aku sanggup melakukannya.." ucap Roy yang seketika membuatku takut
Saat itu aku mendadak menghentikan langkahku. Kemudian Roy, dia langsung tertawa terbahak-bahak seolah perkataannya tadi hanyalah sebuah lelucon.
"Nggak lucu Roy. Bercandamu sungguh gak lucu.." ucapku kesal
Namun Roy tetap saja menertawaiku dan tidak berhenti.. hingga tiba-tiba Aris datang dan langsung mencengkram kerah bajunya. Sungguh.. hal itu membuatku sangat terkejut. Aku hanya tidak menyangka.. berarti Aris, dia sedari tadi terus memperhatikan kami disini.
"Hey apa masalahmu?" ucap Roy marah sambil berusaha melepaskan tangan Aris yang mencengkram kerah bajunya itu
"Kau itu yang bermasalah. Untuk apa kau melakukan itu pada Lena?" ucap Aris marah
"Mas Aris.. Roy.. Hentikan!!" aku berusaha melerai mereka
"Sintingg..!! Untuk apa kau peduli dan memperhatikan istri tetanggamu ini, hah? Kau ada rasa dengannya? Kau mencintainya??" ucap Roy membentak mendesak Aris
Tanpa menjawab perkataan Roy
*Brugghh (Aris kemudian memukul Roy tepat diwajahnya)
"Mas Ariss..!!" ucapku terkejut melihat Aris yang tiba-tiba memukul Roy saat itu
Namun saat itu Aris, dia tiba-tiba menatapku hingga membuatnya tersadar. Tak lama setelah itu dia pun kemudian melepaskan Roy dan pergi meninggalkan kami semua disana, hingga Roy..
"Hey brengsek.. Jangan pergi!! Ayo sini lawan aku.." teriak Roy pada Aris
Tetapi pada saat itu Aris, dia tidak menghiraukannya, dia terus pergi berlalu hingga akhirnya dia pun kemudian masuk ke dalam unitnya.
"Sudahlah Roy.." ucapku berusaha menenangkan Roy
"Maafkan aku.." ucapku tiba-tiba merasa bersalah
"Mungkin Aris dia salah paham akan apa yang telah terjadi disini.. Aku harap kau mengerti dan mau memaafkannya.." ucapku
"Memaafkannya, hah? Enak saja.. Setelah apa yang dia perbuat.. Pokoknya aku akan menuntutnya atas tindakannya ini.." ucap Roy tidak terima
"Aku minta maaf Roy. Maafkan aku.. Dan aku juga mohon kau mau memaafkannya.."
"Untuk apa kau yang meminta maaf Lena. Ini semua salah si bajingan itu. Untuk apa dia emosi seperti itu. Lagi pula, memangnya aku telah melakukan apa padamu, hah? Bahkan jika aku telah melakukan sesuatu pun, dia tidak berhak marah seperti itu. Memangnya dia pikir dia itu suamimu apa.." ucap Roy marah dengan menggebu-gebu
"Aku mohon Roy, tolong jangan lakukan perbuatan apapun padanya. Jangan tuntut dia.."
"Lena, Kau gila ya? Untuk apa memohon demi diriya? Apa dia itu suamimu, hah? Atau jangan-jangan.. kau juga mencintainya sama seperti dia juga yang mencintaimu." ucap Roy kembali
"Tidak. Bukan seperti itu Roy. Dia itu tidak mencintaiku. Dia hanya merasa khawatir padaku. Karena kita teman dekat dulu.."
"Kau pikir aku akan percaya kalau kalian itu hanya teman dekat?"
"Baiklah, aku akan jujur padamu. Aris, dia itu dulu adalah mantanku.."
"Mantanmu?" ucap Roy berpura-pura terkejut karena sebenarnya dia sudah tahu lebih dulu informasi itu dari Karin.
"Iya.." jawabku
"Bagaimana bisa?" tanya Roy yang masih berakting itu
Akhirnya, mau tak mau aku pun menceritakan semua kejadian itu pada Roy. Semuanya.. kecuali masalah Zuriawan yang bekerjasama dengan Mama untuk menjodohkanku dengan Ryan. Aku hanya menceritakan Aris yang telah melamarku pada saat itu, namun tiba-tiba perusahaan Papaku bangkrut dan akhirnya Papa menjalankan pernikahan bisnis dengan keluarga Ryan untuk mempertahankan bisnis perusahaan kami.
Mendengar semua ceritaku itu, kemudian komentar Roy
"Aku rasa Aris.. dia benar-benar masih ada perasaannya padamu Lena.. bahkan hingga detik ini. Kau lihat apa yang dilakukannya tadi.. Pria normal tidak akan berani melakukannya, terlebih lagi dia telah mengetahui bahwa aku ini seorang artis. Aku bisa saja menuntutnya dan membuatnya masuk penjara kalau aku mau.. tapi kau lihat. Dia bahkan rela mempertaruhkan itu semua hanya untuk melindungi dirimu, orang yang sangat dicintainya.."
Saat mendengar Roy mengatakan itu semua membuatku sedikit yakin bahwa Aris mungkin memang masih menyimpan sedikit perasaannya itu padaku. Aku sedikit merasa bahagia saat itu..
Tidak.. tunggu.. tunggu.. Kenapa aku bisa merasakan bahagia ketika mengetahui bahwa Aris masih memiliki sedikit perasaannya padaku. Apa aku juga.. saat sedang memikirkannya tiba-tiba saja Roy, dia berkata
"Bagaimana denganmu Lena? Bagaimana perasaanmu yang sebenarnya pada Aris? Apa kau masih terus memikirkannya, mencemaskannya, atau mengkhawatirkannya?"
"Aku rasa kalau kau masih melakukannya.. semua pernyataan yang kutanyakan padamu tadi.. berarti kau masih peduli padanya. Kau masih mencintainya Lena.. Kau mencintai Aris.." ucap Roy yang tiba-tiba membuatku terkejut.. karena Ryan tiba-tiba saja muncul disana, seperti telah mendengarkan semuanya. Terutama bagian akhir ketika Roy mengatakan bahwa aku masih mencintai Aris.