Setibanya di unit kami, saat itu Ryan terheran melihatku yang seperti sedang gelisah memikirkan sesuatu.
"Sayang.." ucapnya yang tiba-tiba mengagetkanku
"Kamu gak apa-apa?" tanyanya
"Iya..?" jawabku bingung
"Katanya kebelet mau ke toilet kok malah masuk ke dapur?" tanyanya kembali
"Ohh.." responku bingung
Tiba-tiba saja Ryan, dia berdiri tepat didepanku. Sambil menatap lekat-lekat kedua mataku itu dia pun berkata
"Semuanya baik-baik saja.. Kamu gak perlu khawatir.." ucapnya sambil memegang pipiku menggunakan tangannya
Saat mendengar Ryan berkata seperti itu, seketika perasaan bersalah kembali menyelimutiku.
"Ya Tuhan, Lena.. apa yang kau lakukan. Kenapa kau masih bisa memikirkan orang lain, padahal suamimu ini ada dihadapanmu.." pikirku dalam hati merasa bersalah sambil menatapnya
Seketika itu juga aku langsung memeluknya.
"Mereka pasti bisa menyelesaikan masalahnya. Oka, anak kita itu sudah dewasa. Walaupun dia kelihatan manja didepanmu, tapi dia cukup bisa diandalkan. Aku yakin Rani pasti mau memaafkannya nanti. Kau tak perlu cemas.." ucap Ryan kembali sambil memelukku
"Iya Mas.." aku menjawab. Padahal saat itu aku bukan memikirkan masalah pertengkaran Oka dan Rani, melainkan Aris.
"Maafin aku.."
"Kok kamu malah minta maaf." respon Ryan heran
"Maafin aku Mas.. Maafin aku.."
"Iya.. iya. Sudah minta maafnya.. Katanya kamu mau ke toilet tadi. Gak jadi nih mau ke toiletnya?"
Aku pun kemudian melepaskan pelukanku itu lalu tersenyum padanya.
"Kalau gitu aku ambil pakaian dulu, mau sekalian mandi.."
"Mau sekalian dimandiin gak? Biar nanti gak bingung lagi mau ngapain didalam sana?" ucapnya meledekku
Aku kemudian tersenyum mendengar ucapannya itu.
"Terima kasih Mas. Berkat dirimu hatiku jadi sedikit lebih tenang.. Maafin aku yang telah berkhianat dengan memikirkan Aris tadi. Harusnya aku bangga menjadi istrimu.. menjadi istri dari seorang Ryan Adji Pratomo, Raja tukang gombal yang sedikit mesum ini.."
Aku kemudian kembali mendekat ke arahnya, lalu kukecup singkat pipinya hingga membuatnya terkejut.
"Ya kok pipi sih.." ucapnya kecewa sambil memegang pipinya itu
Kemudian aku kembali mengecup bibirnya
"Yaa..aaa.. cuma gitu doang.." ucapnya kembali mengeluh
Lalu ketika aku akan kembali menciumnya, dia pun tiba-tiba menciumku terlebih dahulu. Kami berciuman cukup lama saat itu, sampai akhirnya Ryan.. dia memaksakan diri mengikutiku masuk ke dalam kamar mandi dan ikut memandikanku.
Ditempat lain di unit Aris,
"Apa kau mau memasang lilinnya sekarang?" tanya Aris pada Shina
"Tapi bagaimana dengan Rani. Masa kita meniup lilin ini tanpanya?" jawab Shina
"Kalau begitu, kau ikut aku kemari sebentar.." ajak Aris pada Shina
Saat itu tiba-tiba Aris membawa Shina kembali ke kamar mereka. Kemudian Shina,
"Apa kita akan melakukannya lagi?" pikirnya gugup, senang
Lalu Aris, dia tiba-tiba menggambil boneka chuckynya dan menghadap ke arah Shina
"Boneka ini.. Sebenarnya aku tidak tahu apakah kau akan menyukainya atau tidak. Saat itu aku hanya terpikirkan untuk memberimu hadiah. Dan karena waktu itu kau bilang kau sangat menyukai filmnya, jadinya aku berniat memberimu boneka ini. Jadi boneka chucky ini bukan sebagai hadiah ulang tahunmu yang sebenarnya.." ucap Aris menjelaskan
"Berarti akan ada kejutan hadiah lain?" balas Shina sambil tersenyum senang, antusias
"Sayangnya tidak.. Aku kan lupa kalau hari ini ulang tahunmu." ledek Aris
"Oh ya, lalu bagaimana dengan kue itu?"
"Kuenya baru hari ini aku pesan.. Mereka kan baru mengantarnya siang tadi.."
"Ohhh.." ucap Shina tersenyum. Padahal Rani sudah memberitahukan padanya tadi bahwa Aris telah memesan kue ini jauh-jauh hari, saat dirinya masih terbaring di Rumah Sakit waktu itu.
Kemudian Aris,
"Kau.. sepertinya kau masih belum percaya kalau aku memesan kuenya itu hari ini." ucap Aris
"Aku juga baru tahu kalau kau ternyata bisa berbohong untuk hal-hal semacam ini Aris.. Manis sekali.." ucap Shina tersenyum lebar sambil menatap bola matanya
Aris yang malu karena sepertinya Shina telah mengetahui semuanya kemudian berdehem. Dan tiba-tiba dia menjentikkan jarinya di kening Shina sehingga membuatnya meringis kesakitan.
"Aww Sakit.. " ucap Shina sambil memegang keningnya itu
Kemudian Aris, dia mengambil tangan Shina yang digunakannnya untuk memegang keningnya tadi dan menaruh sebuah cincin disana.
"Aris.. Ini kan.." ucap Shina terharu senang sambil menatap cincinnya
Sambil setengah berlutut, Aris kemudian
"Aku tahu ini seharusnya dilakukan diawal pada saat sebelum kita memutuskan untuk memulai hubungan ke tahap yang lebih serius yakni pernikahan... Tapi karena pada saat itu kita malah.."Aris yang belum menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba terkejut oleh Shina yang turut berjongkok dihadapannya sambil memegang kedua tangannya itu
"Aku mau.. Aku bersedia.. Apapun yang akan kau katakan nanti, aku pasti akan menjawabnya dengan iya.. Aku mau menjadi istrimu Aris.." ucap Shina menjawab dengan antusias
Mendengar jawaban Shina yang seperti itu membuat Aris tertawa. Sambil kemudian memeluk Shina, dia pun berkata
"Sepertinya tidak butuh hal-hal romantis atau manis untuk membuatmu terkesan dan kagum. Aku bahkan belum mengatakan apa-apa untuk merayumu, tetapi kau langsung menerima semuanya.."
"Itu karena aku percaya padamu.." jawab Shina
"Terima kasih sudah mau percaya dan menerimaku.."
Shina kemudian mengecup pipi Aris singkat sambil kembali memeluknya,
"Jangan berubah.. Apapun yang terjadi nanti jangan pernah kau berubah Aris. Tetaplah seperti ini.. Tetaplah disisiku selamanya.. menemaniku sampai akhir. Jangan tiba-tiba pergi dan menghilang tanpa kabar.. Jangan pernah tinggalkan aku.. Aku ingin selamanya mendampingimu dan menjadi istrimu.. Ku mohon, ijinkan aku melakukannya.." ucap Shina tiba-tiba menangis
"Hey Shina.." jawab Aris terheran ketika melihat Shina mulai menitikkan air matanya itu
"Harusnya kan aku yang mengatakan semua kata-kata tadi.. Kau telah mencuri semuanya, sehingga aku tidak tahu lagi apa yang harus ku katakan.." ucap Aris melanjutkan
Namun saat itu Shina, dia masih saja terus menangis haru sambil masih memeluk Aris dalam posisi itu.
"Shina.. Shina.." panggil Aris
"Memangnya kakimu tidak capek setengah berjongkok seperti ini." ucap Aris yang membuat Shina malu hingga tiba-tiba melepaskan pelukannya
Kemudian, ketika dia akan berdiri, Shina kakinya tiba-tiba keram. Aris kemudian membantunya berdiri. Tidak sampai disitu, bahkan Aris pun terlihat menggendongnya. Dia kemudian mendudukkan Shina diatas kasur.
"Karena kau telah menerima lamaranku yang sangat terlambat ini, bagaimana kalau hari ulang tahunmu ini kita jadikan sebagai hari peringatan pernikahan kita? Aku ingin kita memulai semuanya kembali dari awal.." ucap Aris
*Flashback pernikahan Aris dan Shina dulu
Ketika Aris memutuskan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya yang dilakukan pada Shina dihotel waktu itu (walaupun sebenarnya mereka tidak melakukan apapun disana).. beberapa hari setelahnya, Shina talah menyiapkan segalanya,seperti dokumen-dokumen persyaratan pernikahan, penghulu, dan seperangkat alat sholat sebagai mas kawin mereka. Setelah melakukan ijab kabul dan menandatangani buku nikah, Shina kemudian kembali menyodorkan surat perjanjian dan telah menyiapkan seorang pengacara untuk mengikat Aris sebagai suaminya.
Dari sana, Aris.. dia baru mengetahui bahwa Shina itu merupakan seorang artis terkenal. Pengacara tersebut meminta Aris untuk tidak membocorkan pernikahan mereka tersebut kepada siapapun karena menyangkut nama baik Shina sebagai public figure. Dan selesai melakukan itu semua, segala bentuk dokumen pernikahan serta buku nikah dipegang oleh Shina. Aris tidak memiliki bukti apapun yang menyatakan dirinya itu sebagai suami Shina pada saat itu. Tidak ada cincin kawin, buku nikah.. bahkan Shina telah mengikat Aris didalam kontrak perjanjiannya bahwa Aris tidak boleh berhubungan atau terikat dengan wanita manapun selama dia masih berstatus sebagai suami Shina.
*Flashback off
"Anniversary kita yang pertama bertepatan dengan hari ulang tahunku? Tentu saja.. Aku senang sekali Aris. Ini merupakan kado terindah yang aku dapatkan selama ulang tahunku ini. Terima kasih.." ucap Shina sambil memeluk Aris
"Selamat ulang tahun istriku dan Happy Anniversary.." ucap Aris membalas sambil mengecup pipi Shina
Sementara ditempat lain, Oka dan Rani
"Rani kau kenapa?" tanya Oka bingung
"Jangan ceritakan apapun pada Mamiku soal artis tadi.. Aku tidak ingin kembali dimarahi olehnya nanti.." ucap Rani memperingatkan Oka
"Apa tante Shina mengenalnya?" tanya Oka
"Bukan hanya mengenalnya, tapi.. Coba Oka lihat video ini.." ucap Rani sambil memperlihatkan beberapa video pada Oka menggunakan handphonenya
Video pertama yaitu ketika peristiwa Shina yang mencium Aris sewaktu direstoran. Dan video lainnya memperlihatkan klarisfikasi dari Roy dan Shina tentang video itu bahwa mereka memang sedang menjalin hubungan dan telah bertunangan.
"Itu kan Om Aris, kok bisa Om mesum itu yang ngaku-ngaku jadi dia.. Apa Tante Shina sengaja melakukan hal ini?" tanya Oka tidak senang
"Iya. Ini mungkin Mami yang merencanakan semuanya. Dari dulu Mami itu selalu menjaga nama baiknya, aku, dan juga Ayah. Mereka tidak ingin public tahu kalau ternyata dirinya sudah menikah dan bahkan memiliki seorang anak.."
"Oka tahu kan masalah Papa Oka dan Mami itu.. Kali ini Mami sangat berusaha sekali untuk menjaga hubungannya dengan Ayah. Jadi dia tidak mau Ayah Aris terkena skandal dan masalah jika orang-orang mengetahui dia yang menjadi suami Mamiku itu.."
"Tapi kan tetap saja hal itu tidak benar. Kenapa Tante Shina melakukan hal itu kalau dia memang mencintai Om Aris. Terus juga Om Aris.. Apa dia itu bodoh, kok mau-maunya diperlakukan seperti itu oleh Tante Shina.. Kalau aku jadi dia, aku tidak akan mau istriku berbuat seperti itu terhadapku.." ucap Oka yang dibalas oleh tatapan tidak senang Rani, karena dia telah mengatai Ayahnya itu bodoh
Menyadari hal itu, Oka kemudian
"Oh, Maaf Rani.. Bukan maksudku mengatai Ayahmu Om Aris itu bodoh.."
"Iya Rani tahu.."
"tapi Rani, kenapa kamu malah mengidolakan Om mesum itu.. Dia kan sudah jelas-jelas merusak hubungan Mamimu dengan Om Aris.."
"Oka tidak mengerti. Justru gara-gara skandal ini Mami jadi terlihat lebih dekat dengan Ayah. Ayah jadi merasa cemburu padanya sehingga dia mau lebih berusaha untuk menunjukkan rasa cintanya itu pada Mami.. Selain itu juga, berkat Paman itu.. Nama baik Ayah juga terlindungi. Dia mau membantu Mami untuk memposisikan dirinya sebagai Ayah divideo itu.. Memang kalau dilihat sekilas, postur mereka berdua itu terlihat mirip. Paman itu mirip seperti Ayah.." ucap Rani menjelaskan sambil tersenyum
"Mirip apanya. Om Aris jauh lebih baik dan bisa dipercaya dibandingkan dia.." ucap Oka membantah
"Selain itu dia juga seorang artis dan juga sangat ganteng.." ucap Rani kembali memuji Roy
"Ganteng darimana.. Model kayak gitu.."
"Ihh.. Oka. Oka itu tidak mengerti. Penilaian ganteng itu hanya bisa dinilai oleh kaum perempuan saja. Laki-laki tidak akan mengerti.. Coba lihat saja berapa banyak fans perempuannya dia di cherrygram.."
"Rani follow dia?"
"Iya.."
"Jangan.. Cepat unfollow dia..!!"
"Hah..?"
"Cepat unfollow!"
"Unfollow?? Tapi kenapa? Itu kan akunnya Rani. Jadi ya terserah Rani mau follow siapa saja disana.."
"Unfollow dia atau aku beritahu semua sama Tante Shina mengenai hal ini.."
"Ishh.. Oka nyebelin.."
Dan saat itu Oka.. tiba-tiba dia mengambil handphone Rani dan langsung meng-unfollownya.
"Pokoknya kalau aku tahu, Rani menfollow akunnya lagi.. Aku akan beri tahu Tante Shina mengenai semua yang Rani ceritain tadi.."
Tanpa membalas ucapan Oka, Rani yang kesal langsung pergi meninggalkan Oka. Sementara Oka,
"Rani tunggu.. Rani.." ucap Oka sambil mengejar Rani