Setibanya diapartemen,
"Oh iya Mas. Nasi goreng kamu masih ada gak? Aku mau makan.." ucapku
Lalu Ryan, dia tiba-tiba berkata
"Nasi gorengnya.. tadi udah aku suruh Oka bungkus. Biar dia makan rame-rame sama temannya." jawab Ryan grogi
Saat itu aku tidak tahu kalau Ryan, dia berbohong padaku.. hingga ketika aku masuk ke dapur, aku melihat sekantong nasi goreng yang sudah dibungkus itu dibuang ke tong sampah. Aku terkejut..
Seketika perasaan bersalah muncul dihatiku. Gara-gara aku tidak memakan nasi gorengnya.. Mas Ryan mungkin sempat kesal dan kecewa, lalu membuang semuanya.
Aku pun segera menemui dia dikamar, dimana saat itu dia hendak melepaskan kemejanya. Lalu, tiba-tiba saja aku memeluknya dari belakang sehingga membuatnya terkejut.
"Maafin aku.. Aku bener-bener udah buat kamu kecewa.. Maaf tentang nasi gorengnya.."
Saat itu Ryan, dia kemudian melepaskan tanganku yang memeluknya tadi dan berbalik menghadap ke arahku.
"Bukan gara-gara kamu.. Aku buang nasi gorengnya saat itu karena memang nasi goreng itu tidak layak dimakan..
"Benar kata Shina, rasanya tidak enak.. Nanti bisa buat kamu sakit perut kalau dimakan.."
"Beneran gak enak? Padahal pas tadi kamu masak, dari aromanya aja udah kecium sepertinya rasanya bakalan enak.."
"Maaf Sayang, aku masih belum bisa buat nasi goreng buat kamu.." ucapnya dengan ekspresi sedih sambil memegang kedua tanganku
"Kalau gitu gagal deh aku kasih rewardnya ke kamu Mas.." ucapku meledeknya
Namun saat itu Ryan, dia tiba-tiba memelukku.
"Gak usah kasih reward. Cukup kayak gini aja aku udah seneng.." ucap Ryan ketika dia memelukku
"Ihh kamu mah. Buruan lepasin baju kamu dulu deh.." ucapku
"Ahh, jadi kamu mau kita.. Oh, okey.." ucap Ryan senang sambil kemudian segera melepaskan semua kancing kemejanya itu
"Ehh.. Bukan itu maksudku." ucapku tiba-tiba malu
"Kamu ganti baju dulu sana.." aku melanjutkan
"Yah.. Kirain kamu mau ajak aku itu.." ucap Ryan kecewa
"Aku lapar Mas. Aku mau buat makanan dulu."
"Kalau gitu habis makan ya kita lanjutin.." ajak Ryan kembali
Tanpa menjawab pertanyaan Ryan aku langsung keluar kamar dan pergi menuju dapur. Sementara Ryan, dia masih saja membujukku dari dalam kamar
"Sayang.. Nanti habis kamu makan ya?" ucapnya sambil setengah berteriak
"Kan kamu tadi yang bilang kangen sama aku dan mau meluk aku sepuasnya.. Sayang.." ucapnya kembali masih terus memohon padaku
Sementara ditempat lain, Shina, Aris, dan Karin.. Setelah mereka bertiga selesai berkaraoke ria.
"Shina, bagaimana kalau kita langsung pulang. Kasihan Rani, dia sendirian dirumah.." ajak Aris
"Terus Karin?" tanya Shina tiba-tiba
"Gw ikut sama kalian. Gw mau nganterin tasnya Lena ini, skalian mau ngerusuh ditempatnya.."
Akhirnya mereka bertiga pun pergi pulang menuju apartemen. Sepanjang perjalanan, Karin terus memperhatikan Aris dan Shina dengan seksama.
Shina.. kalau dia sepertinya benar-benar jujur dan tulus mencintai Aris. Terlihat dari gestur tubuhnya, dimana dia terlihat bersender manja di pundak Aris sambil memegang erat lengannya, pikir Karin. Sementara Aris.. Apakah dia juga mencintai Shina sama seperti Shina juga mencintainya. Pada saat memikirkan hal itu, ternyata tatapan Karin terlihat oleh Aris dari kaca spion itu. Dengan cepat Aris kemudian menarik tubuh Shina itu untuk lebih mendekat ke arahnya. Karin terus memperhatikan tingkah pola Aris saat itu, apakah Aris sengaja berbuat demikian karena dia memperhatikannya.
Karin terus memperhatikan mereka berdua, hingga mobil yang mereka tumpangi pun akhirnya tiba diapartemen.
Sesampainya diunit mereka, sama seperti sebelum-sebelumnya.. pintu unit apartemen Aris itu macet sehingga sulit untuk dibuka. Terlihat saat itu Aris menghubungi salah seorang pengurus apartemen disana. Semantara saat itu di unit sebelah.. Karin, dia terkejut melihat penampilanku saat membukakan pintu untuknya.
"Wow Len, habis pesta kalian? Gila sexy banget lw.." ucap Karin heboh
Saat itu aku tidak tahu kalau ada Aris dan juga Shina disana (belum masuk ke unitnya). Aku kemudian pergi menghampiri Karin untuk mengajaknya masuk. Saat itu penampilanku.. aku hanya menggunakan kemeja Ryan yang kebesaran dan sedikit transparan untuk menutupi tubuhku. Dan pada saat aku keluar, aku pun malu dibuatnya.. ternyata Aris dan Shina ada disana. Dengan segera aku pun langsung masuk sambil menarik Karin dan capat-capat menutup pintu.
"Kok lw gak bilang-bilang sih ada mereka disana.." ucapku malu
"Yah mana gw tw kalau lw bakalan keluar dengan pakaian begitu. Lagian lw juga sih Len.. Gimana kalau yang dateng tadi itu bukan gw.." balas Karin
"Gw tw lw yang datang makanya gw berani keluar pake pakaian begini. Ryan kan masang kamera kecil didepan pintu.." ucapku menjelaskan
"Hahahaa.. Malu ya diliatin mantan habis making love bareng suami." ledek Karin kembali
Aku kemudian mencubit Karin untuk memperingatkan dia bahwa masih ada Ryan didalam kamar mandi. Aku takut Ryan akan menjadi cemburu dan marah jika dia mendengar perkataan Karin tadi.
Sementara itu, di tempat Shina dan Aris.. Shina terlihat tersenyum, sedangkan Aris dia masih memasang ekspresi terkejutnya melihat penampilanku saat itu.
"Dasar Ryan.. Sepertinya dari dulu dia itu memang tidak pernah berubah.." ucap Shina yang berhasil membuat Aris penasaran dan menengok ke arahnya
"Memangnya dia kenapa?" tanya Aris tiba-tiba
Tidak mau membuat Aris cemburu padanya, Shina memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Aris tadi. Sambil tersenyum, dia kemudian mendekatkan wajahnya pada Aris dan mengucup singkat bibirnya sambil berkata
"Tentu saja kau yang lebih baik darinya.." ucap Shina tersenyum sambil masih memperhatikan Aris dari jarak dekat.
Mendengar ucapan Shina barusan membuat Aris malu. Aris, dia tiba-tiba menjadi gugup.. Ditengah keheningan itu, Shina tiba-tiba kembali berkata padanya
"Aris, bagaimana kalau nanti malam kita juga.."
Aris yang masih malu kemudian menjawab,
"Iya iya.. terserah kau saja." jawab Aris sambil berusaha memalingkan wajahnya yang sedari tadi terus menerus diperhatikan oleh Shina itu
"Loh, memangnya kau tahu aku menginginkan apa?" tanya Shina kembali berusaha meledeknya
"Iya nanti malam saja setelah Rani tidur.." jawab Aris
Sambil tertawa kecil Shina pun membalas
"Ya ampun.. Aku tidak mengira kalau kau akan memikirkan hal itu. Sebenarnya maksud omonganku tadi, aku ingin merayakan pesta ulang tahunku itu dengan makan sate nanti malam diluar bersama dengan Rani.. tapi kau malah memikirkan hal lain.."
"Apa kau benar-benar menginginkannya?" tanya Shina kembali berusaha meledek Aris yang saat itu sudah sangat malu dibuatnya
"Hey Aris.. Suamiku yang tampan tapi bukan tipeku.. Apa kau benar-benar ingin kita melakukannya nanti malam?" ledek Shina kembali senang sambil menggodanya
Namun, tiba-tiba pengurus apartemen itu datang. Dengan segera dia pun langsung membuka pintu apartemen mereka dan mengganti handle pintunya beserta perangkatnya dengan yang baru. Sementara Aris, dia langsung melarikan diri dengan masuk ke dalam kamar mandi untuk menghindari Shina yang terus menerus menggodanya.
Saat itu didalam kamar, sambil masih tersenyum senang mengingat tingkah pola Aris yang malu saat Shina menggodanya, tanpa sadar Shina.. dia menyenggol kardus kotak besar yang tadi dibawa oleh Aris. Menurut Aris benda itu sangat penting karena itu adalah miniatur bangunan yang akan digunakannya untuk presentasi besok. Tentu saja shina menjadi panik. Dengan segera dia kemudian membenarkan posisi kotaknya. Namun, saat dia menggesernya.. isi kotak itu ternyata ringan. Shina yang penasaran kemudian mencoba membuka kotak itu. Setelah membuka kotaknya dia terkejut, ternyata isi kotak itu adalah..