Setelah meninggalkan apartemen, aku dan Shina.. kami berdua memutuskan untuk pergi ke rumah Karin. Saat itu sebenarnya aku ingin menanyakan pada Shina mengenai masalah yang terjadi antara dirinya dengan Aris. Apa benar seperti yang dikatakan oleh Mas Ryan tadi, Aris tidak mengingat ulang tahunnya sehingga Shina akhirnya memilih untuk menghabiskan ulang tahunnya itu bersama kami.. tapi bagaimana mungkin. Mereka kan sudah lama berumah tangga. Kalau tidak salah.. sama seperti usia pernikahanku dan Mas Ryan. Mana ada suami yang melupakan ulang tahun istrinya sendiri, terlebih lagi itu Aris. Namun saat itu, tanpa ku tanyai, Shina sendiri yang kemudian mulai membuka pembicaraan mengenai hal ini.
"Aku kecewa dengan Aris.." ungkap Shina tiba-tiba dengan ekspresi sedih
"Sewaktu dia berhubungan denganmu dulu, apa pernah dia tidak mengingat ulang tahunmu atau hari-hari tertentu, seperti contoh hari anniversary kalian?" tanya Shina
"Aku rasa dia tidak mungkin tidak mengingat hari ulang tahunmu ini Shina. Aris yang kutahu.. dia itu orangnya penuh kejutan. Terkadang dia jahil dan sering mengerjaiku.. tapi percayalah.. apapun yang dia lakukan itu semua demi menunjukkan rasa perhatiannya padamu.."
"Mungkin sebenarnya dia tidak melupakan ulang tahunmu. Dia hanya sedang berpura-pura mengerjaimu dan membuatmu kesal.." jawabku berusaha menjelaskan
"Apa benar begitu.." gumam Shina dengan suara pelan
"Hah.. Apa?" tanyaku bingung karena saat itu aku tidak mendengar jelas apa yang diucapkan oleh Shina
"Aahhh.. Sudahlah. Pokoknya hari ini aku kesal dengan si bodoh itu. Tidak usah membicarakan dia lagi.." ucap Shina kesal
"Aku penasaran.. Sudah lama sebenarnya aku ingin menanyakannya padamu. Kenapa kau selalu memanggil Aris dengan sebutan bodoh? Apa kau tahu kalau dulu Aris itu mahasiswa berprestasi. Nama julukannya di kampus itu "Pak Ketua" karena dia selalu menjadi ketua di organisasi dan berbagai even kampus. Diangkatannya dulu dan angkatanku juga, siapa mahasiswa Indonesia yang tidak kenal dengannya.."
"Selain pintar dalam kuliah, seorang aktivis, bahkan dia juga terkenal ulet. Kau bisa bayangkan Shina, disela-sela waktu sibuknya sebagai mahasiswa dan setumpuk kegiatannya itu, dia masih bisa membagi waktunya untuk bekerja part time.."
"Memang apa hebatnya bekerja sambil kuliah.. saat menjadi pelajar SMA aku juga bekerja?" balas Shina
"Kau serius? Pekerjaan apa?" tanyaku penasaran.
Shina melirikku sesaat, setelah itu dia kemudian mengalihkan pembicaraannya
"Kau ingin tahu kenapa aku mengatainya bodoh? Sebab Aris.. dia itu termasuk orang yang lebih mementingkan perasaan orang lain dibanding dengan dirinya sendiri. Terus terusan merasa tidak enak, merasa bersalah, minta maaf, sampai-sampai mengorbankan perasaannya sendiri hanya demi membuat orang lain senang dan tidak terluka. Menurutmu.. apalagi sebutan yang lebih pantas untuknya selain bodoh."
Aku tersenyum lucu mendengar penjelasan dari Shina mengenai Aris. Ya, dia benar. Memang seperti itulah seorang Aris yang kutahu.
"Kau benar Shina. Aris.. dia itu terlalu baik. Kalau boleh jujur, sampai saat ini aku masih merasa bersalah karena telah pergi meninggalkannya waktu itu.." ucapku tiba-tiba tanpa kusadari
Shina terkejut mendengar pernyataanku barusan, hingga kemudian
"Apa kau menyesal Lena?" tanya Shina padaku dengan ekspresi serius sambil menatap mataku
"Saat itu mungkin iya.. tapi sekarang tidak lagi. Aku senang, Aris.. dia memiliki seseorang sepertimu disisinya. Aku rasa kalian berdua itu cocok. Itulah sebabnya kalian berdua berjodoh.." jawabku yang membuat Shina terlihat senang ketika mendengarnya
"Aku rasa kau juga sama dengan Ryan. Ryan itu orangnya sangat manja dan menyebalkan. Mungkin hanya kau satu-satunya wanita yang tahan dengan sifatnya itu didunia ini.." balas Shina sambil seolah menertawaiku
Ditempat lain, saat itu terlihat dilorong apartemen Ryan yang hendak ingin pergi ke unit tetangga sebelahnya Aris. Namun tiba-tiba Roy muncul disana. Dia baru saja keluar dari dalam lift. Roy yang melihat Ryan pun kemudian mendekat padanya dan memanggilnya.
"Ryan.." panggil Roy
"Ohh kau.." balas Ryan
"Bagaimana semalam?" tanya Roy pada Ryan
"Berkat saran darimu semuanya baik-baik saja. Thanks Bro.." sambil Ryan meninju pelan bahu Roy
"Aku akui bakat aktingmu luar biasa. Kau pantas menjadi seorang aktor.." balas Roy
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ryan kembali
Sambil tersenyum Roy pun menjawab,
"Menjemput My Baby Queen.. Hari ini dia ulang tahun."
"Baby Queen?? Shina maksudmu?" tanya Ryan memastikan
"Ya.." jawab Roy
"Aku tidak tahu kalau kau masih berhubungan dengannya sampai sekarang. Apa kau tahu kalau Shina itu sudah bersuami?" tanya Ryan kembali
Saat itu, Roy dia bingung. Apa maksud kata-kata Ryan "masih berhubungan dengannya sampai sekarang". Memangnya Ryan tahu darimana kalau dia dan Shina sempat ada hubungan dulu. Tidak mau memikirkannya lebih jauh, Roy pun menjawab
"Aris? Apa kau yakin kalau mereka berdua benar-benar menikah. Maksudku seperti ada sesuatu diantara mereka berdua yang ditutup-tutupi.."
"Seandainya dulu aku berhasil mendapatkan Shina, mungkin dia tidak perlu terjebak dengan pernikahannya dengan Aris.."
"Dulu itu kami sempat dekat, akan tetapi karena suatu hal.. sepertinya berhubungan dengan seseorang yang dulu dekat dengan Shina, entah pacar atau teman dekatnya. Berkat orang itu, karirku sempat hancur. Semua program acara, drama, dan ftv-ftv ku itu terhenti hanya karena orang tersebut tidak mau aku berhubungan dekat dengan Shina. Gila kan.. pasti orang tersebut punya kuasa, entah dia seorang pejabat atau mengenal seseorang yang mempunyai pengaruh didunia entertain.."
"Kalau mengingatnya kembali, benar-benar membuatku kesal.. Bagaimana aku harus survive didunia ini saat dia tiba-tiba memotong jalan karirku itu.." ucap Roy tidak senang
Saat itu Ryan menjadi sangat gugup. Dia tahu betul bahwa orang yang dibicarakan oleh Roy itu adalah dirinya. Dengan cepat, dia kemudian berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ahh iya, aku lupa memberitahukan padamu kalau Shina tadi sempat mampir ke unit kami. Dia tadi mengajak istriku keluar, katanya mereka berdua mau ke salon." ucap Ryan tiba-tiba
"Salon??" ucap Roy mengulang pernyataan Ryan
"Kau yakin mereka berdua ke salon? Maksudku mana ada salon yang buka pagi-pagi seperti ini.." ucap Roy tidak percaya
"Mungkin kalau sekarang mereka pergi ke rumah Karin.." ucap Ryan memprediksi
"Karin?"
"Iya. Dia teman istriku."
"Kau tahu dimana alamatnya?"
Dan Ryan pun kemudian memberikan alamat Karin tersebut pada Roy. Kemudian,
"Kau tidak mau ikut? Siapa tahu istrimu itu mau kabur lagi.." ucap Roy tersenyum sambil meledek Ryan
"Tidak. Dia tidak akan kabur kemanapun. Aku sudah memasang pelacak gps di handphonenya. Sekarang aku ingin ke tempatnya Aris, ada yang mau kubicarakan dengannya.."
"Ok. Kalau begitu aku pergi dulu. Thanks untuk alamatnya.." ucap Roy pamit
"Tidak masalah.. Titip jaga istriku.. Kalau kalau dia berusaha untuk kabur lagi, kau bisa menghubungiku.." balas Ryan tersenyum.
Dan Roy pun ikut tersenyum saat itu, kemudian dia pergi meninggalkan Ryan.
Sementara di apartemen Aris, saat itu terlihat Aris sedang melakukan stalking di instagram Shina menggunakan handphonenya. Kalau kalian bertanya bagaimana Aris bisa memiliki akun instagram, tentu saja dia menggunakan akun Rani saat itu. Dia terlihat memperhatikan semua foto yang diposting oleh Shina disana untuk mengetahui apa saja hal yang disukainya. Bahkan, dia juga sempat melihat beberapa postingan dari akun fanbase Shica Lovers untuk mengenal dan mencari tahu semua hal mengenai Shina. Ada yang membuatnya tertarik saat itu, yakni video yang di post oleh seseorang, dimana saat itu Shina memberikan jam tangan mewah pada salah seorang petugas cleaning service di mall. Saat itu, dia terlihat menyadari sesuatu disana, hingga kemudian dia pun segera bergegas keluar untuk memastikannya.
Saat hendak keluar apartemen, Aris dikejutkan oleh kehadiran Ryan yang saat itu tepat berdiri dipintu unitnya.
"Aris.." sapa Ryan terkejut
"Hey, kau mau kemana?" tanya Ryan kembali sambil memegang lengan Aris, berusaha menghentikan dia untuk pergi
"Aku ada urusan. Kalau kau ada perlu denganku, nanti saja kita bicarakan.." balas Aris sambil melepaskan tangan Ryan itu dari tubuhnya
"Hey, apa kau tahu hari ini ulang tahun Shina?" teriak Ryan saat itu
Sambil berbalik, Aris kemudian menjawab
"Tentu saja. Saat ini aku sedang berusaha memberikan kejutan padanya." balas Aris tersenyum. Dan dia pun kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu lift.
Sementara Ryan,
"Si brengsek itu.. Benar-benar membuatku kesal. Gara-gara dia, aku dan Lena kehilangan moment romantis kami sebagai pasangan.." ucap Ryan menggerutu.
Namun saat itu, Ryan.. dia tidak menyadari bahwa semua perkataannya tadi didengar oleh Rani. Tentu saja Rani tidak senang mendengar dirinya mengatai ayahnya Aris dengan sebutan brengsek. Rani yang kesal, tiba-tiba langsung menutup pintu dengan membantingnya. Dan Ryan yang menyadari hal tersebut menjadi tidak enak. Dengan segera dia pun terlihat memanggil Rani sambil mengetuk-ngetuk pintu sambil meminta maaf atas ulahnya tadi.
Di tempat lain di rumah Karin,
Karin begitu terkejut melihat kedatanganku dan Shina. Dia kemudian membukakan pintu, lalu..
"Lena.." sapanya sambil memelukku
"Lw kemana aja Bu.. Apa lw tahu, lw itu udah buat semua orang cemas, termasuk laki lw itu Ryan.."
"Udah berapa kali dia hubungi gw dan bolak balik datang kemari cuma buat mastiin keberadaan lw itu. Laki lw emang bener-bener stress, kasian dia Len.." ucap Karin
"Ryan memang stress. Kalian baru tahu?" ucap Shina tiba-tiba yang membuatku sedikit kesal padanya.
Kalau Karin, aku sudah terbiasa mendengarnya memaki Ryan karena dia itu sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Akan tetapi Shina, aku kan baru mengenalnya.. Walaupun dia itu mantannya Ryan dulu, tetapi tetap saja.. mengatai suamiku itu dengan sebutan stress membuatku jengkel padanya.
Saat itu aku kemudian berdehem, kemudian
"Semuanya sudah baik-baik saja sekarang. Maafin gw Rin, kalau kemarin-kemarin lw sempet keganggu dengan drama rumah tangga gw sama Mas Ryan.."
"Bukan cuma Karin saja, tapi aku dan juga Aris di Rumah Sakit.." ucap Shina kembali ikut berkomentar
"Maaf.." ucapku sambil menundukkan kepala ke arahnya dengan ekspresi menahan kesal
"Gw denger dari Aris lw sempet mw kabur ke Sidney segala. Lw beneran mikir mau kabur sampai ke Sidney waktu itu Len? Gile juga lw.." ucap Karin tiba-tiba yang membuat Shina terkejut
"Aris?? Apa dia nyuruh lw buat nyariin Lena juga waktu itu?" tanya Shina dengan ekspresi menahan kecewanya
"Gak nyuruh nyariin sih.. cuma nanyain aja. Dia bilang Ryan panik nyariin Lena. Terus gw disuruh hubungi Ryan kalau gw tw tentang keberadaan Lena. Mungkin dia ngira gw nyembunyiin Lena disuatu tempat kali." jawab Karin
Aku tahu, saat itu Shina terlihat tidak senang mendengar Aris ikut mengkhawatirkanku. Dengan cepat aku pun langsung memberi kode ke Karin menggunakan mataku untuk mengubah topik pembicaraan kami.
"Oh iya, dalam rangka apa kalian kemari?" tanya Karin kemudian. Seolah dia telah mengerti kode yang aku berikan saat itu.
"Ohh.. ini si Shina ngajakin kita ke salon Rin. Hari ini dia ulang tahun jadi mau nraktir kita. Dia juga minta tolong buat kita bantu dandanin dia biar bikin Aris seneng dan makin cinta gitu sama dia.." jawabku
Shina terlihat malu saat mendengar penjelasanku mengenai tujuan kami datang ke rumah Karin saat itu. Dengan segera dia berupaya menyangkalnya.
"Gak kok. Siapa yang mau tampil cantik demi si bodoh itu.. Gw cuma pengen ngajak kalian berdua pergi senang-senang ke salon bareng.." jawab Shina masih terlihat malu
"Ahhh.. Bisa aja ngelesnya Ibu satu ini.." balas Karin
"Yuk, masuk.. Gw ada kenalan MUA yang bisa bantuin dandanin lw biar makin cantik. Percaya ma gw, Aris pasti langsung takjub dan pingsan begitu lihat perubahan penampilan lw nanti.." ucap Karin sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dan diapun langsung menarik Shina untuk masuk ke dalam rumahnya saat itu.