Saat di rumah Karin, kami bertiga membahas tentang banyak hal, mulai dari masalah fashion, makanan, bahkan yang tak kalah seru dan menarik yaitu membicarakan tentang pasangan kami masing-masing. Seperti yang biasa dilakukan oleh beberapa teman wanita saat mereka terlihat kumpul bersama, topik utama yang mereka bahas yaitu membandingkan pasangan-pasangan mereka satu sama lain.
Saat itu, terlihat jelas bahwa Shina.. keingintahuannya tentang Aris begitu besar. Dia mulai menanyaiku berbagai hal tentang Aris. Makanan dan minuman kesukaannya, barang-barang favoritnya, hobinya, phobianya, bahkan ada satu hal yang menggelitik yaitu saat Shina menanyaiku tentang kapan ulang tahun Aris.. Maksudku, bagaimana dia bisa menjadi istrinya tanpa pernah tahu hari ulang tahunnya itu. Lalu selama ini, apa mereka tidak pernah merayakan ulang tahunnya secara bersama-sama, pikirku heran.
Shina.. dia terlihat seperti seseorang yang baru pertama kali jatuh cinta. Itu terlihat dari ekspresi wajahnya yang terlihat bahagia dan antusias saat kita membahas tentang Aris. Tidak ada lagi rasa malu dan gengsi ketika dia menanyai semua hal itu. Bahkan dia sudah terlihat terbiasa dan nyaman denganku.. tidak seperti biasanya, dia yang selalu bersikap jutek, tidak senang, dan selalu merasa cemburu karena mengetahui aku sebagai istri Ryan dan mantan pacar Aris dulu.
Saat kami bertiga sedang mengobrol dikamar Karin, tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi. Karin terkejut mengetahui itu Roy, seorang artis terkenal yang pernah mereka temui di salon waktu itu.
"Kau kan.." ucap Karin takjub
"Kau pasti Karin? Apa Shina ada didalam? Boleh aku masuk?" ucap Roy
Karin kemudian mempersilahkannya masuk. Saat itu, Shina dan aku terkejut melihat Roy ada disana.
"Kau.. Mau apa kau datang kemari?" tanya Shina dengan ekspresi tidak senang
"Tunggu dulu.. tunggu.. Bagaimana kau bisa tahu aku ada disini? Apa kau melacakku?" tanya Shina kembali
"Bicara soal lacak-melacak aku tidak pandai melakukannya, tapi suami temanmu yang ada disebelahmu itu. Aku salut padanya.. dia bisa melakukan hal apapun demi istrinya itu.." jawab Roy
"Mas Ryan.." ucapku tak percaya
"Dasar Ryan brengsek.." maki Shina kesal
"Hey.. hey.. hey.. Kau tidak seharusnya berkata tidak sopan kepada suami temanmu itu. Lihat ekspresinya, dia pasti tidak senang mendengarmu memaki suaminya seperti itu." ucap Roy sambil memandang ke arahku
Kemudian Shina,
"Maafkan aku Lena, tapi Ryan suamimu itu memang brengsek. Bagaimana bisa dia memberitahukan pada bajingan ini mengenai keberadaanku.."
Shina kemudian langsung menarik Roy menuju ruangan lain, menjauh dari aku dan Karin.
"Katakan apa yang kau inginkan?" tanya Shina sedikit memelankan suaranya itu
"Tentu saja merayakan hari ulang tahunmu itu bersama denganku.." ucap Roy tersenyum sambil mencoba merangkul Shina
Namun saat itu, Shina dengan cepat langsung menepis tangan Roy.
"Lebih baik kau pergi sekarang sebelum aku meneriakimu bahwa kau telah melakukan perbuatan kurang ajar padaku.. Kau tahu kita semua disini adalah perempuan, kita dapat melakukan apapun.."
"Aku senang jika kalian mau melakukannya.. 3 wanita dan 1 orang pria, aku rasa aku masih bisa menghandlenya.." ucap Roy tersenyum nakal menggoda
"Dasar bajingan tengik.." ucap Shina kesal. Kemudian, dia pun segera pergi meninggalkan Roy disana.
Saat itu, Shina kemudian mengajak kami langsung pergi menuju Mall untuk meninggalkan Roy, tetapi tetap saja.. Roy, dia tetap mengekori kemanapun Shina pergi bahkan hingga kami di salon.
Aku tidak menyangka Roy ternyata mau melakukan treatment perawatan bersama kami. Hal itu membuat Shina terus memasang tampang tidak bersahabatnya itu. Salon mendadak ramai karena kedatangan artis seperti mereka. Banyak diantara mereka yang minta foto dan memfoto momen kebersamaan mereka berdua.
Selesai melakukan perawatan, ternyata Roy sudah membayar semua biayanya. Bahkan, ketika kami shopping pun, Roy terlihat membayar semua tagihannya itu.
Shina terlihat begitu kesal. Aku sempat melihat mereka berdua berdebat beberapa kali. Namun tetap saja, setelahnya.. Roy masih tetap membuntuti kemana pun Shina pergi bersama kami.
Hingga ketika ditoilet, saat itu tiba-tiba seseorang manyapa Shina. Dia adalah petugas cleaning service yang waktu itu Shina berikan jam kepadanya.
"Mba Shina kan..?" sapa orang tersebut
"Ini saya loh Mba. Yang waktu itu Mba kasih jam mahal cuma-cuma.." orang tersebut kembali menjelaskan
"Ohh bapak.." ucap Shina tersenyum
"Anu Mba.. tadi ada orang yang ngaku fans berat Mba Shina. Dia minta beliin jam yang Mba kasih itu berapapun harganya. Bahkan, orang itu bilang bakalan janji bayar 2 kali lipat dari harga jamnya itu sendiri.."
"Kalau jamnya saya jual ke dia, gak apa-apa kan ya Mba. Lumayan.. 2x lipat loh Mba. Bisa buat bantu saya buat beli rumah petakan untuk tinggal dikampung. Mba Shina gak keberatan kan kalau saya jual jamnya ini?" tanya orang itu kembali
"Jam itu kan udah milik bapak. Jadi ya hak bapak mau bapak jual atau mau bapak apain juga.."
"Iya Mba. Saya juga gak enak sama Masnya tadi. Dia terus-terusan minta jamnya itu buat dibeli. Katanya mau buat surprise buat istrinya yang ulang tahun hari ini. Nanti bentar lagi Masnya datang kemari, dia kayaknya lagi nyari tambahan dana buat beli jam ini.."
"Ya, asal bapak seneng. Lakuin aja apa yang menurut Bapak baik. Saya bersyukur kalau hadiah pemberian dari saya bisa bantu Bapak buat beli rumah.." jawab Shina
"Alhamdulillah.. Makasih Mba. Pasti Mas Aris tadi seneng, kalau ternyata Mba Shina juga udah ngijinin dia buat beliin jamnya ini.."
"Tunggu dulu Pak, tadi siapa namanya bapak bilang? Ariss??" tanya Shina terkejut tidak percaya
"Iya Mba, Aris. Nama Masnya tadi itu Aris.." jawab pria itu
"Apa orangnya seperti ini?" sambil Shina menunjukkan foto Aris di handphonenya itu
"Iya Mba. Mas Aris yang itu.. Loh kok Mba bisa ada fotonya dia di hp Mba?" tanya pria itu bingung
Shina terlihat senang saat itu. Dengan ekspresi bahagia, dia kembali berkata..
"Pak, nanti kalau orang itu datang. Bilang padanya bayarnya pakai harga normal aja, gak usah bayar 2x lipat.. Bilang uangnya itu untuk beli keperluan lainnya kebutuhan dia aja.. Nanti biar saya yang kasih uang tambahan untuk bapak buat beli rumah." ucap Shina yang membuat Bapak itu bingung.
"Tapi Mba.."
"Tolong ya Pak.. Dia itu sebenarnya suami saya. Saat itu saya kesal sama dia karena dia tiba-tiba membatalkan janjinya. Tadinya, saya berniat membuang jam itu, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, daripada saya buang lebih baik saya berikan pada orang lain. Terus saya lihat bapak ada disana, akhirnya saya putuskan untuk kasih jam itu ke bapak.."
"Kalau begitu, ini jamnya untuk suami Mba saja.." ucap pria itu merasa bersalah sambil memberi Shina jamnya
"Gak usah Pak. Saya kan sudah kasih ke Bapak. Jadi ini jam milik Bapak.."
"Saya hanya minta tolong sama Bapak untuk melakukan hal seperti yang saya mau tadi. Biarkan suami saya itu beli jam ini seharga normal. Tolong ya Pak.." ucap Shina memohon
"Kalau gitu, Mba tidak usah memberikan saya uang. Cukup dari uang Suami Mba itu aja untuk membeli jam ini.."
"Tidak Pak. Tadi kan bapak bilang, mau jual jam itu dengan harga 2x lipat buat beli rumah. Jadi, ya seharga itu saja.." balas Shina
"Makasih Mba.." ucap Bapak tersebut tersenyum haru
Tak berselang lama, Aris kemudian datang. Dia terlihat membawa amplop cokelat besar berisikan uang tunai sekitar 400an juta untuk menebus jam Shina itu. Dan ketika dia menemui bapak tadi, bapak itu menolak untuk menerima semua uangnya. Dia bilang cukup membayar seharga jam normalnya saja. Tentu saja Aris menjadi bingung, mengapa bapak tersebut tiba-tiba menurunkan harganya.
Tidak mau membuat Aris pusing memikirkan alasannya, akhirnya bapak tersebut menceritakan semua kejadiannya itu pada Aris hingga membuatnya terkejut. Dan tiba-tiba.. ketika Aris menengok ke belakang, Shina sudah ada disana.
Aris terlihat malu, mukanya bersemu merah. Dan Shina pun kemudian berjalan mendekat ke arahnya,
"Kau itu memang bodoh.. tapi aku tidak mengira kau akan melakukan hal gila dan bodoh semacam ini.." ucap Shina
Saat itu Aris, dia hanya tertunduk diam. Dia benar-benar malu.
"Tidak perlu kan sampai harus membayar 2x lipat segala.. Bukankah saat ini kau juga sedang mengirit gara-gara membeli apartemen mewah.." ledek Shina kembali yang semakin membuat Aris merasa malu
"Tapi kan itu hadiah darimu.." akhirnya Aris, dia mulai membuka suara.
"Maaf.. Aku tidak tahu kalau aku benar-benar membuatmu bersedih karena membatalkan janji secara sepihak waktu itu."
"Kau bahkan sudah berniat untuk memberikan jam ini sebagai hadiah.. tapi aku malah membatalkan janjiku untuk menjemputmu.."
"Aku benar-benar minta maaf Shina. Aku merasa bersalah. Aku.."
"Cukup.." ucap Shina tiba-tiba menghentikan Aris
"Kau itu ya.. Apa tidak bisa mulutmu ini mengeluarkan kata-kata lain, selain kata maaf.., aku yang salah.., maafkan aku.., dan bla bla bla.."
Saat itu tiba-tiba tangan Aris menarik Shina untuk mendekat ke arahnya. Shina kemudian terkejut dan menjadi gugup. Mukanya pun bersemu merah.
"Jadi kau ingin mulutku ini melakukan apa?" tanya Aris tiba-tiba menggoda, sambil menatap mata Shina yang berjarak kurang dari 30 senti dihadapannya saat itu
Dan ketika mereka berdua mulai sama-sama mendekatkan wajahnya, tiba-tiba..
"Eheeemmm.." ucap bapak cleaning service itu
"Kalau seperti ini, saya jadi ingat istri saya dikampung.." ucapnya kembali sehingga membuat Aris dan Shina sama-sama menjauhkan diri satu sama lain.
Ternyata mereka berdua baru sadar, bahwa saat itu banyak orang yang sedang memperhatikan mereka.
"Yah Bapak.. Lagi seru-seru gitu adegannya malah tiba-tiba diganggu. Kasian Pak mereka, jadi ngegantung gitu kan.." ledek Karin
Saat itu Aris begitu terkejut melihat Karin dan aku ada disana. Dia sungguh terlihat benar-benar malu. Dan Karin pun kembali berbicara padanya..
"Ternyata.. Bapak ketua kita satu ini, diam diam ternyata.." sambil Karin memainkan kedua alisnya saat itu
"Eh, Ris. Gw gak nyangka. Lw kok tiba-tiba bisa jadi agresif kayak gitu. Serius dehh.. Beda banget sama yang pas lw dulu sama Lena.. datar.." ucap Karin kembali meledeknya.
"Hush.." ucapku sambil menyenggol bahu Karin
"Lah, Kenapa? Emang bener kayak gitu kan. Kenapa jadi lw yang malu Bu..?" tanya Karin kembali
Kemudian Aris pun membawa Shina pergi menjauh dari sana. Namun sebelum itu, mataku sempat kepergok ketika aku diam-diam menatap Aris untuk membaca ekspresinya saat itu. Entah kenapa aku menjadi benar-benar malu, saat dia tiba-tiba membalas tatapanku. Dengan segera, aku kemudian langsung membuang mukaku, mencoba untuk memperhatikan hal lain yang ada disekitar. Dan diapun langsung pergi membawa Shina..
Saat itu, aku merasakan perasaan aneh didadaku. Apakah aku benar-benar cemburu melihat Aris dengan Shina tadi. Tidak mungkin kan.. Masa aku masih memiliki perasaan pada Aris. Ingat.. Suamiku itu Ryan bukan Aris.. ucapku dalam hati berusaha meyakinkan diriku sendiri.
Namun tiba-tiba saat itu Karin,
"Hayoo..! Jeles ya, liat mantan akur sama istrinya sendiri?" ucap Karin menyadarkan lamunanku sambil menyenggol bahuku
"Apaan sih.."
"Udahlah ngaku aja. Sakit mata kan lw ngeliat ulah bucin kayak tadi? Makanya, jangan sok bucin didepan orang lain.. Gak enak kan dibucinin juga.." ledek Karin kembali padaku
Saat itu aku tidak sadar.. Roy sudah ada dibelakang kami sedari tadi. Dia sepertinya baru menyadari, kalau aku merupakan mantan Aris dulu.
"Serius Lena mantannya Aris?" tanya Roy pada Karin
"Iya. Hebat tuh mereka bisa hidup bertetangga dengan mantan masing-masing. Lena Aris, Ryan Shina.." ucap Karin kembali
"Shina sama Ryan?" tanya Roy kembali tak percaya
"Iya, dulu Shina itu mantannya Ryan dan Lena mantannya Aris.. Tukeran mantan tuh mereka. Lengkap kan hidupnya, pake tetanggaan segala lagi.." jalas Karin kembali yang membuat Roy semakin terkejut.