Hingga tiba-tiba ketika pintu apartemennya terbuka, Shina kemudian masuk dan langsung menuju ke dalam kamar. Sementara saat itu Aris dan Rani,
"Apa kue ulang tahunnya sudah di antar?" tanya Aris berbisik pada Rani
"Belum.." jawab Rani sambil menggelengkan kepalanya
Tak lama setelah itu, bel pintu apartemen berbunyi.
"Biar Ayah bukakan. Kau tahanlah Mamimu di kamar, jangan sampai keluar. Mungkin itu seseorang yang mengantarkan kuenya.." ucap Aris
Dan ketika Aris membukakan pintu, ternyata itu kurir yang mengantarkan sebuket bunga dan kado untuk Shina dari Roy.
Sebenarnya Aris saat itu ingin menyuruh kurir tersebut mengantarkan kembali pesanannya pada Roy karena dia tidak ingin Shina menerima semua hadiah itu. Akan tetapi, ketika dia akan mengatakan itu semua, Shina tiba-tiba muncul disana.
"Ohh.. Bunga dan kado.." ucapnya sambil tersenyum bahagia menerima semua paket tersebut
"Katanya tidak ingat hari ulang tahunku, tetapi mengirimkan semua ini kemari.." ucap Shina sambil melirik senang ke arah Aris
Dan ketika dia membaca pesan yang tertulis disana, barulah dia sadar bahwa itu semua bukan pemberian dari Aris melainkan Roy.
"Bunga cantik untuk wanita cantik yang sedang berbahagia di hari kelahirannya.."
"dari Roy seorang pengagummu.. seseorang yang dulu pernah menjadi "mantan" tunanganmu, walau hanya berpura-pura.."
"Note : Aku berharap semoga kata-kata mantan disana dapat segera hilang dan semua harapan atau kepura-puraan selama ini bisa menjadi nyata đđ.."
Shina kemudian tersenyum melihat pesan yang dituliskan oleh Roy itu, walaupun sebenarnya dalam hatinya dia merasa muak dan ingin muntah. Dia sengaja menunjukkan ekspresi bahagia seperti itu untuk membuat Aris cemburu.
"Bunganya cantik.." ucap Shina sambil seolah mencium aroma bunganya
"Tidak sia-sia kita dekat selama ini. Dia bisa mengingat semua hal yang aku sukai.. ulang tahunku.. termasuk warna dan bunga ini. Tidak seperti seseorang.." ucap Shina menyindir Aris
Tanpa berkomentar, Aris pun kemudian pergi meninggalkan Shina untuk masuk ke dalam kamarnya. Dia terlihat mengirimkan pesan kepada toko kue untuk menanyakan kepastian kapan kue tersebut akan diantar. Dia tidak mungkin menelpon toko tersebut, mengingat Shina masih berada disana didekatnya.
Saat itu Shina tiba-tiba masuk ke kamar itu dan handphonenya berdering. Seperti yang dikira, ternyata itu panggilan dari Roy.
"Hi Baby.." sapa Roy didalam panggilan itu
"Bagaimana? Are you happy for my birthday presents?" tanyanya kembali
"Ya.. Terima kasih Roy. Aku suka bunganya.."
"Glad to hear that. Oh ya, ngomong-ngomong bagaimana kalau nanti malam kita makan malam bersama?" ajak Roy
"Sekarang..?" ucap Shina sambil menekankan intonasi suaranya itu agar supaya lebih didengar Aris
"Ohh.. tidak masalah kalau kau ingin kita bertemu sekarang." jawab Roy
"Apa kau sedang berakting untuk membuat suamimu itu cemburu? Biar ku tebak, pasti saat ini dia ada disebelahmu kan, hahahaa.." ucap Roy melanjutkan
"Terserah kau saja.." jawab Shina kemudian
"Kasihan sekali.. Pasti dia tidak tahu kalau hari ini kau itu berulang tahun ya?" ucap Roy kembali menggoda Shina
"Kalau begitu aku tutup dulu telponnya.." ucap Shina. Dan dia pun langsung menutup panggilannya.
Kemudian Aris,
"Apa kau akan pergi keluar dengan Roy sekarang?" tanyanya tidak senang
"Iya. Dia bilang akan membawaku bertemu para penggemar untuk merayakan ulang tahunku itu bersama dengan mereka.." ucap Shina berbohong
"Lalu bagaimana dengan perayaan ulang tahunmu dengan keluarga kita.. aku dan Rani?" tanya Aris kembali
"Kau bilang itu nanti malam kan? Lagipula, bukannya kau harus menyelesaikan pekerjaanmu itu untuk presentasimu besok? Lakukan itu saja dulu. Nanti setelah aku kembali baru kita adakan pesta ulang tahunnya.." jawab Shina seolah cuek
Padahal sebenarnya saat itu dirinya berharap Aris akan kembali menghalanginya dan memintanya untuk tetap tinggal. Tidak disangka.. respon Aris malah sebaliknya. Dia dapat menerima semua itu dan itu membuat Shina kecewa padanya.
"Kalau begitu bersenang-senanglah dengan para penggemarmu.. Jangan lupa nanti malam kita adakan pesta untuk ulang tahunmu disini.." jawab Aris
Dengan ekspresi menahan kekecewaannya itu, Shina berusaha tersenyum. Dia menyesal telah mengatakan semuanya. Padahal hal yang sangat diharapkannya saat ini adalah dia ingin merayakan ulang tahunnya itu bersama Aris dan juga Rani disini. Dengan perasaan kecewa, dia pun keluar kamar. Namun saat itu, Aris tiba-tiba kembali memanggilnya
"Shina.." ucap Aris sambil berupaya mengejarnya
Saat itu Shina terkejut. Dalam benaknya dia berkata,
"Apakah Aris akan menghentikanku kali ini?" pikirnya senang
Namun ternyata, Aris hanya ingin memberikan tas yang berisi dompet dan handphonenya itu. Shina kembali menelan perasaan kecewanya.
Akhirnya dia pun keluar dari unitnya saat itu. Dia terdiam didepan pintu. Saat itu di pikirannya, dia tidak mau menghabiskan hari ulang tahunnya itu hanya berdua saja dengan Roy.
Shina kemudian memutuskan untuk pergi ke unit kami. Dia terlihat memencet bel. Dan begitu aku membukakan pintunya,
"Boleh aku masuk? Aku ingin bersembunyi disini untuk sementara waktu.." ucap Shina dengan ekspresi datarnya sambil tidak bersemangat
Tanpa ku persilahkan, dia langsung tiba-tiba masuk ke unit kami dengan sendirinya. Ryan yang melihat kedatangannya pun menjadi tidak senang.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Ryan
"Mas..!" ucapku memperingatkan Ryan. Karena saat itu, Shina terlihat begitu sedih.
Kemudian Shina langsung duduk dimeja makan, dimana seharusnya itu merupakan kursiku.
"Hey.. hey.. hey.. kau tidak seharusnya duduk disitu. Itu kursi tempat Lena.." ucap Ryan tidak senang
Tanpa mempedulikan perkataan Ryan, Shina kemudian langsung mencicipi nasi goreng yang ada dihadapannya itu.
"Pprrtff.. Tidak enak.." ucap Shina sambil kemudian menjulurkan lidahnya. Lalu kemudian dia mengambil air yang sudah ada dihadapannya dan kemudian meminumnya.
Ryan yang melihat ulahnya itu pun menjadi geram.
"SHINA..!!" ucap Ryan kesal dengan nada membentak
"Berani sekali kau memakan nasi gorengnya. Nasi goreng ini khusus ku buat untuk Lena istriku.."
"Tidak perlu berteriak seperti itu padaku Ryan.. Kau harusnya bersyukur, Lena tidak mencicipi nasi goreng yang tidak enak ini.. atau dia akan sakit perut dan menjadi mual ketika memakannya nanti.." balas Shina
"KAU..." ucap Ryan kesal
"Sudahlah Mas.." aku berusaha menenangkan Ryan saat itu
"Lebih baik kau pergi sekarang.. Kehadiranmu disini sangat mengganggu kami.." Ryan mengusir Shina
Tanpa mempedulikan Ryan, Shina kemudian berkata padaku
"Lena.. Mau temani aku ke salon? Aku yang traktir. Hari ini ulang tahunku.."
"Ahh.. Jadi kau ini kemari karena Aris suamimu itu tidak tahu bahwa hari ini ulang tahunmu? Kasihan sekali.. Hahahaa.." ucap Ryan terlihat senang
Tidak mempedulikan sindiran Ryan, Shina kembali berkata
"Ajaklah Karin juga, biar kita bertiga bisa bersenang-senang bersama.."
"Maaf, aku tidak mengijinkan Lena untuk pergi ke salon bersama denganmu. Kau ajak saja Karin sendiri.." ucap Ryan
"Aku mau.." jawabku tiba-tiba yang mengejutkan Ryan
"Loh Sayang.. tapi kan kita baru saja bersama sebentar. Masa kamu tega mau ninggalin aku lagi.." ucap Ryan tidak terima
"Kasihan Shina Mas.. Lagipula untuk hari ini saja. Ini ulang tahunnya.." balasku
"Sudah.. Ayo kita langsung pergi saja. Tidak usah pedulikan suamimu yang menyebalkan itu.." ajak Shina sambil menarikku untuk keluar
"Tapi kan salon belum buka sepagi ini Shina.." balasku
"Tidak apa.. Kita bisa pergi ke tempat gym atau lainnya untuk bersenang-senang.. atau kalau tidak, kita pergi ke rumah Karin saja untuk menjemputnya" Shina masih menarikku untuk segera pergi dari sana
"Mas, kalau begitu aku pergi dulu.."
"Tapi Sayang.. Bagaimana dengan nasi gorengnya ini?" Ryan masih membujukku untuk tetap tinggal
"Lain kali.. Nanti lain kali kita akan membuatnya bersama kembali.." balasku. Dan kami pun pergi meninggalkan apartemenku.
"Dasar Shina brengsek.. Dia telah merusak momentnya." maki Ryan kesal
Kemudian terlihat Ryan, dia akhirnya mencicipi nasi goreng buatannya itu. Ternyata benar, rasanya memang tidak enak. Mukanya terlihat masam saat itu.
Disisi lain, Oka yang melihat semua kejadian itu kemudian ikut berkomentar
"Benar kan.. Harus ada orang yang komen dulu baru Papa bisa percaya.." ucap Oka menyindir Papanya
Ryan yang tidak senang kemudian berniat untuk kembali menjitak kepala anaknya itu, namun Oka ternyata lebih dulu kabur sambil membawa tas dan sepatunya. Sambil berlari keluar menuju pintu, dia pun berpamitan pada Papanya
"Oka pergi dulu Pa. Jangan lupa, Papa habisin nasi gorengnya ya.." ledek Oka kembali sebelum dia berlari keluar pintu.
Ryan terlihat kesal saat itu. Shina dan anaknya itu telah mempermainkannya. Bosan sendirian di apartemen, akhirnya Ryan memutuskan pergi ke unit sebelah untuk membuat perhitungan pada Aris.