Chereads / My New Neighbour / Chapter 122 - Shina yang Frustasi

Chapter 122 - Shina yang Frustasi

Ryan begitu terkejut melihat Shina menerobos masuk kedalam rumah. Seketika itu diapun lalu memutuskan panggilannya dan langsung mengejarnya.

"Shinaa..!" ucap Ryan setengah berteriak sambil mengejarnya

Namun sayang, saat itu Shina sudah berhasil masuk ke dalam rumahku. Kami semua terkejut melihat kondisinya. Rambut yang agak berantakan, muka sembab sehabis menangis, dan ada beberapa bercak darah di bajunya saat itu.

Kemudian Shina mengarahkan pandangannya kesekeliling ruangan. Saat itu dia tahu ada mantan calon ibu mertuanya Bu Tomo disana, tapi dia tidak mempedulikannya. Matanya saat itu hanya mencari sosok-ku, orang yang dianggap dapat menyelamatkan Aris.. orang yang sangat dicintainya. Dan ketika mata kami saling bertemu, dengan segera dia menghampiriku sambil berkata,

"Lena.. Ku mohon selamatkan Aris.. Aku butuh bantuanmu untuk menyelamatkannya. Dia butuh stok darah sekarang. Aku tahu kalian mempunyai golongan darah yang sama. Waktu itu, ketika di Rumah Sakit, saat dia membelamu dari pria mabuk yang menusuk perutnya, kau sempat mendonorkan darahmu padanya. Tolonglah Lena.. Tolong.." ucap Shina frustasi sambil menangis

Saat itu Mama sangat terkejut melihat sosok Shina. Bagaimana bisa seseorang yang dulu dianggapnya sebagai parasit bagi anaknya Ryan muncul kembali dihadapannya. Walaupun saat itu ia ingin sekali mengusirnya secara langsung, tapi karena ada besan dan menantunya disini, dia tidak jadi melakukannya.

"Aris..? Memangnya apa yang terjadi pada Aris?" tanya Papa yang tiba-tiba bangkit berdiri dari duduknya

"Dia mengalami kecelakaan Pak. Kondisinya kritis.. Dia tertabrak mobil saat hendak menyelamatkanku tadi. Aku benar-benar menyesal.. Aku sungguh menyesal.." ucap Shina menangis tersedu-sedu.

Aku pun kemudian memeluknya, mencoba untuk menenangkannya. Saat itu tiba-tiba Ryan masuk disana. Dia menyadari bahwa sudah terlambat untuk membuat Shina tidak mengatakan itu semua padaku. Dia sangat tahu betul bahwa aku pasti akan membantu Aris nanti. Dan itu membuat hatinya menjadi panas dan tidak tenang.

Namun seketika, tiba-tiba Mama menghampirinya. Mama pun berkata pada Ryan sambil berbisik,

"Bagaimana kamu bisa membawanya kemari?" tanya Mama dengan ekspresi tidak senang

Ryan hanya menggeleng menjawab Mamanya saat itu.

"Cepat suruh dia segera pergi dari sini atau dia akan menghancurkan rumah tanggamu dan Lena." bisik Mama kembali

Ketika itu Papa,

"Lena sedang hamil. Biar aku saja yang mendonorkan darahku padanya. Golongan darahku sama dengan Lena.."

"Kalau begitu bisa Bapak ikut saya sekarang ke Rumah Sakit?" ucap Shina sambil menyeka air matanya

"Tentu saja.." jawab Papa

"Ryan, tolong kau siapkan mobil.." ucap Papa kembali

Kemudian Bu Tomo,

"Pak Han, apa tidak apa-apa Bapak mendonorkan darah Bapak?"

"Tidak apa-apa. Dia itu tetangganya Lena diapartemen. Aku sangat mengenal suaminya. Dia orang baik. Suaminya itu yang menolongku ketika penyakit jantungku kumat waktu itu. Kalau bukan karna pertolongannya, mungkin aku tidak bisa seperti sekarang ini.." ucap Papa menjelaskan

Bu Tomo kembali berbisik saat itu pada Ryan,

"Suami? Apa maksudnya, hah? Ryan, kalian benar-benar bertetangga?" tanya Mama kembali

Saat itu Ryan tidak menjawab Mama. Dia terlihat memberikan kode lirikan pada Mamanya itu. Dia seolah berkata, "Saat ini ada Papa mertuanya disana, lebih baik nanti saja membahas soal ini.."

Setelah itu, mobil kami pun pergi menuju Rumah Sakit. Dan setibanya kami disana, Suster menuntun Papa untuk menuju ruangan untuk melakukan transfusi darah dengan Aris. Saat itu aku turut menemani Papa ke ruangan tersebut. Sementara Mama dan Ryan..

"Kamu hutang penjelasan sama Mama?" ucap Mama sambil menarik Ryan mendekat

"Ceritanya panjang Ma. Dan Ryan bingung harus mulai menjelaskannya darimana.."

"Ya ceritakan saja semuanya kalau begitu.." jawab Mama kembali

Saat itu terlihat Ryan menatap Mamanya dengan ekspresi tidak senang. Dan akhirnya, setelah menarik nafas panjang Ryan pun menceritakan semua pada Mamanya. Mulai dari Aris yang merupakan mantan pacarku dulu, alasan Aris pindah ke apartemen kami demi aku, dan Aris yang menjadi suami Shina.

Mengenai Rani dan alasan mengapa Shina bisa menikah dengan Aris waktu itu, Ryan tidak menceritakannya. Dia takut Mamanya itu akan marah jika mengetahui kalau dulu dia sempat memiliki anak dengan Shina, orang yang sangat dibencinya itu.

"Wanita itu.. Dia masih berani mengganggumu. Mama curiga, jangan-jangan dia yang menyuruh suaminya Aris untuk dekat-dekat dengan Lena agar dia bisa kembali lagi denganmu."

"Ryan kamu dengar ya, mulai sekarang kamu harus jaga jarak dengannya. Jangan sampai membuat Lena cemburu.. apalagi kalau sampai kamu kembali lagi padanya. Awas saja, kalau Mama denger kamu deket-deket dan balik lagi sama dia.. Mama bakalan minta Papamu untuk ngirim kamu beneran ke Afrika.." ucap Mama memperingatkan Ryan

"Tenang aja Ma.. Ryan gak bakalan ninggalin Lena. Apalagi demi kembali lagi ke Shina, itu tidak akan terjadi. Mama bisa pegang janji Ryan." ucap Ryan sungguh-sungguh

"Bagus kalau begitu.." ucap Mama sambil menepuk-nepuk pipi Ryan

"Oh iya, Ryan. Apa kamu gak ada kepikiran buat pindah dari apartemen itu. Kalau kamu mau, Mama bisa pilihin apartemen yang bagus buat kalian. Atau kalau mau,  hotel Mama yang di Ancol itu.. Kamu tinggal disana saja sama Lena.." Mama mengusulkan

"Lena pasti gak mau Ma. Dia itu udah nyaman banget tinggal diapartemen.." balas Ryan

"Kalau begitu kalian tinggal dirumah Pak Han saja.. Lena juga sepertinya nyaman tinggal disana.."

"Jangan Ma.. tinggal di rumah Papa lebih horor lagi. Masih mending Ryan tetanggaan sama Shina daripada harus tinggal bareng Papa disana. Ngebayanginnya aja udah serem.. Mama kayak gak tahu aja Papanya Lena itu galak dan seremnya kayak apa. Ryan kalau tinggal disana lama-lama bisa mati muda Ma, bisa jantungan Ryan.."

"Huush.. kamu gak boleh ngomong begitu sama mertua kamu sendiri. Biar bagaimana pun dia itu Papanya Lena loh. Papamu juga.."

"Papa..? tapi sering memperlakukan Ryan layaknya anak tiri.. " ucap Ryan bersungut

"Emang iya?" tanya Mama penasaran sambil tertawa

"Iya.. Mama gak tahu aja." curhat Ryan

"Hahahaa.." Mama masih tertawa

"Pak Han itu orang baik Sayang. Dia kayak gitu karna ingin melindungi putri satu-satunya.. keluarganya.. Kalau kamu jadi seorang Ayah nanti kamu juga bakalan ngelakuin kayak gitu."

"Ryan kan udah jadi Ayah buat Oka.." jawab Ryan

"Ayah dari seorang anak perempuan satu-satunya.." Mama menjelaskan

Ryan terdiam begitu Mamanya mengungkit soal anak perempuan. Saat itu tiba-tiba pikirannya dipenuhi oleh Rani. Seandainya dia bisa tinggal bersama Rani saat ini dan hidup sebagai Ayahnya menggantikan Aris..

Saat Ryan sedang memikirkan hal tersebut, tiba-tiba Shina lewat didepannya begitu saja. Dia terlihat begitu kacau, seperti seseorang yang baru saja kehilangan anggota keluarganya. Saat itu tatapannya kosong dan penampilannya juga, tidak seperti Shina yang biasanya..

Kemudian,

"Ma, Ryan tinggal sebentar.." ucap Ryan tiba-tiba

"Kamu mau kemana?" tanya Mama

"Nanti Ryan kembali.." jawab Ryan. Dan dia pun segera pergi mengejar Shina.