Chereads / My New Neighbour / Chapter 115 - Ancaman Ryan

Chapter 115 - Ancaman Ryan

Ryan begitu terkejut melihat orang yang sedang dibicarakannya ditelpon bersama Dodi tiba-tiba muncul dihadapannya. Zuriawan.. seseorang yang dianggapnya sebagai sumber masalah atau penghalang hubungan antara dirinya dengan istrinya termasuk mertuanya itu, kini telah berada tepat didepannya. Tanpa basa basi, Ryan pun mempersilahkannya untuk duduk. Sementara dia dan Dodi,

"Dod.. Thanks infonya. Nanti gw hubungi lw lagi. Oh, iya.. data-data yang tadi lw bilang itu tolong kirim semua ke gw. Termasuk si Johan.. alamatnya juga kalau ada."

"Sibuk lw? Iya masalah data-datanya nanti gampang.. Padahal gw mau ngajak lw hang out bareng.."

"Mungkin next time.. Thanks sob." Dan Ryan pun menutup teleponnya.

Sementara itu Ryan dan Zuriawan,

"Pak Zuriawan.." ucap Ryan memanggilnya

"Bapak mungkin tahu alasan saya memanggil bapak kemari.. Tapi sebelum itu, saya ingin bapak merahasiakan pertemuan kita, termasuk pada orang tua saya.."

Zuriawan mengangguk menyetujui Ryan.

"Bapak pasti sangat mengenal Handoko Wiguna dari PT. Wiguna Utama, yang tak lain adalah mertua saya, Papanya Lena.."

Zuriawan saat itu begitu tegang ketika Ryan mengungkit soal mertuanya itu.

"Baiklah, saya rasa saya tak perlu basa basi lagi disini.. Katakan berapa uang yang Bapak butuhkan untuk membuat Bapak menghilang dari sini."

"Bapak tentu tahu bahwa mertua saya itu sangat membenci Bapak dan tidak menginginkan keberadaan Bapak.. Seseorang yang sudah dianggap sebagai orang kepercayaan, bahkan mungkin melebihi saudaranya sendiri.. telah bekerja bersama selama 8 tahun lalu tiba-tiba melarikan dana perusahaan dan menipunya.."

"Saya disini hanya menawarkan kesepakatan, agar Bapak dapat menjalani hidup Bapak dengan tenang tanpa mengingat kesalahan kelam Bapak di masa lalu.."

Zuriawan hanya terdiam mendengarkan semua perkataan Ryan, tidak memberikan respon. Raut wajahnya saat itu terlihat begitu gugup dan gelisah.

"Katakan berapa uang yang Bapak inginkan, saya akan memberikannya sekarang juga.." ucap Ryan mendesaknya

"Saya tahu Bapak telah banyak membantu Mama saya dalam mengurus berbagai hal. Dan tentunya Mama saya juga tak ingin mengusir atau memecat Bapak hanya karena masa lalu Bapak dengan mertua saya itu.. tetapi saya.. bahkan mertua saya Pak Han, tidak akan dengan mudah begitu saja memaafkan kesalahan Bapak.. Jadi saya minta pada Bapak secara baik-baik untuk menjauh dari keluarga saya dan juga mertua saya.."

"Ryan..!!" ucap seorang wanita paruh baya dengan suara khas yang cukup dikenalnya

Ya, dia adalah Mamanya atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Pratomo. Ryan begitu terkejut melihat Mamanya itu tiba-tiba muncul disana.

"Ryan, apa yang sedang kau lakukan ini?" tanya Mama

"Maa.." respon Ryan terkejut

"Ternyata kau masih belum menyerah juga untuk masalah ini. Mama sudah curiga pasti kepulanganmu ini berkaitan dengan Zuriawan. Dengar Nak, apa kau tahu.. Kau itu bisa menikah dengan istrimu Lena berkat jasa beliau. Kalau bukan karena Pak Zuriawan yang menyarankan dan memohon pada Mama untuk mengenalkanmu dengan anaknya Pak Han, Mama juga tidak akan pernah untuk berbesan dengannya?"

Ryan begitu terkejut mendengar semua penjelasan dari Mamanya. Bagaimana bisa berkat Zuriawan dirinya bisa bersama dengan Lena.. pikirnya bingung.

"Dia itu sudah menyadari perbuatan yang dilakukannya pada Pak Han dan perusahaannya. Dia sangat menyesal. Dia lalu meminta Mama membantu mertuamu itu untuk investasi di perusahaannya dan dia juga yang menyarankan agar kau dijodohkan dengan anaknya Lena. Dia bilang, agar Pak Han tidak curiga kalau kami langsung membantunya, dia menyarankan untuk menjodohkanmu dan juga anaknya.. walaupun Papamu menolak keras saat itu, karena Papamu berniat ingin menjodohkanmu dengan anak Pak Mentri."

"Mama pasti berbohong.." ucap Ryan tidak percaya

"Bagaimana mungkin seseorang yang telah mengkhianati kerabatnya sendiri akan melakukan hal itu. Mama pikir Ryan akan percaya begitu saja dengan perkataan Mama?" ucap Ryan kembali menolak

"Maaf Bu. Maaf jika kehadiran saya disini sudah mempersulit hubungan Ibu, anak ibu, dan juga keluarga besan Ibu, Pak Handoko.. Benar kata Pak Ryan, jika saya masih berada disini hubungan kalian akan semakin sulit. Seharusnya sedari awal saya tidak menerima tawaran Ibu untuk bekerja. Sekali lagi maafkan saya.." ucap Zuriawan yang seketika itu langsung pergi meninggalkan Ryan dan juga Ibunya

"Pak.. Pak Zuri.. Tunggu Pak Zuri.." Panggil Mama

"Sudah Ma, biarkan saja.. Memang lebih baik seperti ini. Biarkan dia pergi.." ucap Ryan sambil menahan Mamanya

"Kamu benar-benar keterlaluan Ryan.. Kasihan Pak Zuri. Dia itu sudah sangat tua dan tidak mempunyai keluarga.."

"Untuk apa mengasihaninya. Dia saja tega menipu Papa mertua saat itu. Bagus kita menyuruhnya pergi, sebelum dia akan menipu Mama juga.."

"Pak Zuri itu orang baik. Dia tidak mungkin melakukan itu. Waktu itu keadaan yang memaksanya.. demi anaknya. Kalau Mama berada diposisi dia, Mama juga mungkin akan melakukan hal yang sama demi melindungimu.."

"Mama jangan mudah tertipu dengan penampilannya. Belum tentu semua yang dikatakannya itu benar, Ma.." ucap Ryan menolak

"Kamu itu memang seperti Papamu. Selalu curiga dan tidak percaya pada kebaikan orang lain. Buang sifat burukmu itu, Nak. Tidak baik.." sambil Mama memegang pipi Ryan

"Ryan sudah dewasa Ma. Ryan tahu mana yang baik dan mana yang buruk.."

"Ahh Iya, mumpung Mama disini, Mama ikut Ryan ke rumah Papanya Lena. Mama bantu Ryan menjelaskan masalah Zuriawan itu pada Papa ya."

"Kenapa? Apa Papa mertuamu itu begitu menakutkan? Katanya sudah dewasa.." ucap Mama meledek Ryan

"Setidaknya dia tidak semenakutkan Papa.." ucap Ryan menjawab sambil mengedipkan sebelah matanya

Ketika Ryan dan Mamanya hendak pergi meninggalkan restauran, tiba-tiba handphonenya berdering. Ada panggilan dari nomor tidak dikenal. Saat itu Ryan terlihat enggan untuk menjawabnya.

"Kenapa tidak dijawab? Siapa tahu penting.." tanya Mama

"Nomor tidak dikenal Ma.. Ryan malas. Palingan orang iseng."

"Kamu tidak boleh sembarangan mengabaikan panggilan orang Ryan. Tidak ada ruginya kan hanya menjawab."

Akhirnya Ryan pun menjawab telponnya. Ternyata Shina yang ada dipanggilan itu.

"Ryan..! " ucap Shina setengah berteriak ditelpon

Ryan begitu terkejut. Dia tidak mengira bahwa Shina akan menghubunginya, terlebih saat Mamanya berada disampingnya. Ryan yang panik, sambil mengarahkan pandangan matanya pada Mamanya kemudian menjawab,

"Maaf, anda salah sambung." Kemudian Ryan segera menutup teleponnya.

Shina sangat kesal saat itu. Bagaimana bisa Ryan mengabaikan panggilannya. Bahkan dia belum sempat berkata apapun padanya.. dia sudah mematikan panggilannya.

"Brengsek Ryan..!" maki Shina kesal

Dengan perasaan kesal bercampur emosi, Shina terlihat mengirimkan sebuah pesan ancaman pada Ryan. Dan dia pun tersenyum ketika berhasil mengirimkan pesannya itu.

Sementara didalam perjalanan menuju rumah Papa mertuanya, Ryan saat itu sedang menyetir mobil dengan Mamanya.

*Drrrt.. dddrrrrt.. (suara nortifikasi pesan di handphone Ryan)

Saat itu Ryan tahu pasti Shina yang mengirimkan pesan padanya. Dan dia pun terlihat enggan bahkan malas untuk melihatnya, hingga beberapa saat kemudian.. ketika mobil yang dikendarainya itu tiba dirumah Papa mertuanya, dia sangat terkejut melihat Shina telah berada disana.