Chereads / My New Neighbour / Chapter 90 - Cemburunya Shina

Chapter 90 - Cemburunya Shina

Saat itu didepan pintu unit Aris dan Shina

"Si Lena itu kenapa?" ucap Shina heran

"Tidak tahu. Kenapa dia bisa terluka seperti itu.." balas Aris sambil masih tetap menatap pintu unit kami

Sebenarnya saat itu yang Shina tanyakan adalah perubahan sikap Lena, bukan menanyakan mengenai masalah lukanya. Bahkan jujur, saat itu Shina juga tidak begitu memperhatikan lukanya. Shina yang sebal karena cemburu, kemudian memilih untuk meninggalkan Aris. Dan Aris yang mulai tersadar kemudian langsung mengejarnya,

"Hey.." panggil Aris pada Shina yang saat itu berjalan meninggalkannya

"Kenapa kau meninggalkanku, bukankah kita keluar karena ingin berolahraga bersama.." ucap Aris kembali

Shina masih terdiam tidak menjawab, hingga pada saat didepan lift.. ketika menunggu lift datang.

"Shina, kau kenapa?" tanya Aris bingung

Shina masih tetap diam tidak meresponnya. Kemudian Aris memegang wajahnya dan memutarkan kehadapannya. Akhirnya Shina pun menatap Aris saat itu.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Aris kembali

"Aku minta maaf kalau aku melakukan kesalahan padamu atau membuatmu kesal, tapi tolong jangan diamkan aku seperti ini. Aku merasa tidak nyaman.." ucap Aris kembali

"Sungguh aku tidak mengerti, apa yang telah kulakukan sehingga membuatmu marah dan mendiamkanku seperti ini Shina.."

"Apa karena aku mengkhawatirkan Lena tadi?" tanya Aris memprediksi

Saat itu, terlihat perubahan gerakan mata pada Shina yang seolah membenarkan perkataan Aris itu.

"Kau cemburu pada Lena?.. Maksudku, tadi aku kan hanya membalas pertanyaanmu barusan. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa dia bisa terluka seperti itu.. Sungguh." ucap Aris

Shina terlihat menarik nafas panjang saat itu. Kemudian,

"Kau mau tahu apa yang membuatku kesal, Bapak Aris?? Kau itu lebih mengkhawatirkan soal luka mantanmu itu.. seolah kau begitu peduli padanya dan tidak senang saat melihatnya terluka"

"Saat itu, aku menanyaimu bukan untuk mempermasalahkan mengenai masalah lukanya, tapi tentang perubahan sikapnya. Biasanya dia kan selalu ramah dan menyapa, tapi kau lihat tadi.. dia tiba-tiba memalingkan wajahnya dan langsung masuk menutup pintu tanpa tersenyum atau menyapa kita.. Bukankah itu aneh??" Shina menjelaskan

"Maaf kalau kau merasa seperti itu. Aku hanya terkejut saat melihatnya tadi dengan luka seperti itu.." Aris menjelaskan

"Brengsek.. rupanya kau memang masih peduli padanya." ucap Shina kesal dan kemudian dia memilih langsung masuk ke dalam lift begitu pintu lift terbuka

"Shina.." saat itu Aris berusaha menahan pintu lift menggunakan tangannya.. karena sebelumnya Shina berusaha untuk menutupnya dan membiarkan Aris tetap berada diluar.

Namun ternyata Aris berhasil masuk ke dalam lift.

"Aku tidak mengerti.. Apa karena kau sedang datang bulan sehingga mempengaruhi moodmu itu dan kau menjadi lebih sensitif dari biasanya.. tapi masa kau cemburu hanya karena itu.." tanya Aris bingung

"Hanya karena itu??" ucap Shina mengulang Aris

"Ohh.. Jadi maksudmu, itu adalah hal yang wajar begitu? Memperhatikan bahwa mantan kita terluka dan menaruh simpati padanya.. Padahal jelas-jelas kau itu masih ada rasa dan peduli dengannya.." balas Shina tidak senang

"Shina.. jujur aku katakan, aku tidak begitu menyukai sifatmu yang seperti ini.. Kalau masalah dengan Jessy dulu, aku masih bisa terima kenapa dulu kau merasa cemburu padanya.. tapi yang benar saja, masa hanya karena aku mengkhawatirkan luka Lena, kau juga cemburu. Maksudku, bukankah wajar jika seseorang terluka dan kita simpati padanya, meskipun dia bukan mantan kita dulu." Aris menjelaskan

Mendengar penjelasan dari Aris membuat Shina semakin kesal dan marah.

"Kalau kau memang merasa simpati padanya, kenapa kau masih ada disini sekarang? Cepat urus mantanmu itu sana.." ucap Shina ketus sambil mendorong Aris keluar begitu pintu lift terbuka

Namun saat itu, ternyata dibalik pintu lift itu ada Jessy. Karena Shina mendorong Aris keluar lift saat itu, sehingga membuat tubuh Aris menabrak Jessy.. Jessy yang tiba-tiba merasa kehilangan keseimbangannya (karena ditabrak Aris) kemudian ditarik kembali oleh Aris untuk mendekat padanya agar dia tidak terjatuh kebelakang. Dan karena hal itu, terjadilah insiden Aris yang seolah memeluk Jessy secara tiba-tiba.

Tentu saja Jessy merasa senang saat itu. Namun, disisi lain, Shina yang melihat hal itu dibuatnya semakin panas.

"Ohh, Maafkan aku Jessy.." ucap Aris yang dengan segera menjauhkan tubuhnya dari Jessy

Aris yang merasa bersalah saat itu, kemudian melirik ke arah Shina sambil kembali masuk ke dalam lift. Dia berharap semoga emosi Shina tidak kembali memuncak melihat kejadian tadi. Kemudian Shina,

"Aduh Sayang, apa yang kau lakukan. Maaf, tadi aku tidak sengaja mendorongmu keluar.." ucap Shina sambil menarik Aris untuk mendekat kepadanya dengan merangkul erat tangannya

Jessy yang melihat hal itu pun mendadak menjadi tidak senang. Namun, dia berupaya menutupinya dengan langsung menyapa Shina dan Aris seolah tidak terjadi apa-apa. Saat itu, dia pun ikut masuk ke dalam lift itu.

"Aris dan Istrinya, Selamat Pagi! Apa kalian akan berolahraga juga pagi ini. Kalau begitu kebetulan sekali. Kita bisa pergi berolahraga bersama.." ucap Jessy sambil tersenyum

Shina yang mendengar hal itu pun menjadi tidak senang. Tanpa menjawab ucapan selamat pagi dari Jessy, Shina kemudian membalas

"Sekarang aku dan suamiku Aris, kita akan berjalan-jalan pagi sambil menikmati quality time kami berdua. Maaf sekali.. tapi kami tidak membutuhkan orang ketiga disini untuk bergabung dengan kami. Sebaiknya kalau kau mau berolahraga, cari saja pasanganmu sendiri dan jangan ganggu kami.."

Aris yang mendengar ucapan Shina barusan, merasa tidak enak pada Jessy. Kemudian dia berdehem dan berusaha menegurnya.

"Ehem.. Shina.." bisik Aris pelan berusaha menegurnya

"Tidak apa-apa Aris. Aku mengerti.. sepertinya istrimu ini masih saja merasa curiga padaku dan menganggapku sebagai rivalnya." ucap Jessy sambil tersenyum pada Aris

Aris kemudiam membalasnya tersenyum, seolah berkata "Hehehe.. Maafkan istriku ya Jessy."

Shina merasa cemburu saat itu. Sambil setengah berbisik, dia pun berkata pada Aris

"Tidak usah mengajaknya tersenyum seperti itu Aris.. Apa kau tahu, dengan kau yang tersenyum seperti itu hanya akan membuatnya salah paham dan dia semakin berharap lebih padamu.." bisik Shina pelan ditelinga Aris

Aris yang mendengar ucapan Shina pun menjadi senang. Dia tau istrinya itu sedang cemburu padanya. Dan itu menandakan bahwa Shina telah benar-benar mencintainya. Hingga pada saat pintu lift terbuka, dia pun segera menarik Shina keluar sambil berpamitan pada Jessy.

"Jessy, kami duluan.." sapa Aris

"Ya Aris, hati-hati.. Sampai jumpa nanti dikantor." ucap Jessy tersenyum sambil melambaikan tangan

Aris pun kemudian membalasnya tersenyum.. dan Shina kembali menariknya dengan segera sambil berkata

"Sudah kubilang tidak usah tersenyum padanya kan.." ucap Shina kesal sambil menarik Aris menjauhi lift

"Kau ini.. Apa kau senang membuat orang jadi salah tingkah seperti itu, hah?" ucap Shina masih kesal

"Ehemm.. Maksudku Jessy itu, dia menyukaimu. Harusnya kau tidak usah bersikap ramah dengan selalu tersenyum padanya. Kau bisa membuatnya salah paham dan dia mengira bahwa kau juga ada rasa padanya." ucap Shina malu-malu

"Bagaimana dia bisa salah paham, jelas-jelas dia tahu kalau aku itu suamimu.." jawab Aris

"Bisa tidak kau tidak usah berkomentar disini. Kau itu tidak tahu apa-apa Aris.. tidak peka. Aku saja bisa merasakan bahwa dia itu manaruh rasa padamu.." ucap Shina sedikit kesal pada Aris

"Kau tenang saja Shina, dia tidak akan berbuat seperti itu.. Aku tahu Jessy. Kita itu hanya berteman. Dia tahu bahwa sampai kapanpun aku tidak akan menganggapnya lebih dari seorang teman." balas Aris

"Itu kan menurutmu.. tidak baginya. Sudah..!! Pokoknya mulai sekarang kau tidak boleh tersenyum seperti itu lagi padanya, mengerti?" Shina memperingatkan

"Apa ini sebuah perintah??" tanya Aris

"Kalau begitu aku juga ingin kau juga mematuhi perintahku. Mulai sekarang, kau tidak boleh mencium atau memeluk sembarang pria tanpa ijin dariku.. Kau dilarang untuk menjalin interaksi dengan mereka semua, terutama Ryan dan juga Roy. Kalau kau bisa menjalankan semua perintahku itu, maka aku pun akan menjalani perintahmu untuk tidak tersenyum pada Jessy, bagaimana?" Aris menawarkan

"Tapi kalau itu tuntutan peran bagaimana?" tanya Shina

"Hmm.. tuntutan peran ya?.. Walaupun sebenarnya aku tidak menyukainya, tapi karena kau sangat senang dengan pekerjaanmu itu. Maka aku pun tidak bisa berbuat banyak selain menerimanya.." jawab Aris

Shina kemudian menyilangkan kedua lengannya di bahu Aris, sambil berjinjit.. kemudian dia mencoba untuk menciumnya. Aris yang terkejut dengan ulah Shina itu kemudian berkata,

"Jangan ditempat umum seperti ini.. Aku tidak terbisa melakukannya." ucap Aris sambil berusaha melepaskan diri dari Shina.

Saat itu sebenarnya mereka berada di lorong lantai 11 untuk menuju tower west karena disana banyak terdapat berbagai fasilitas olahraga selain tempat gym dan squash, seperti yang ada ditower mereka. Shina yang kecewa mendengar penolakan Aris kemudian berlalu pergi. Namun saat beberapa langkah dirinya baru meninggalkan Aris, tiba-tiba dia terkejut karena Aris menggendongnya. Ya, Aris kini menggendongnya ala-ala bride style.

"Turunkan aku.." ucap Shina malu sambil meronta-ronta ketika Aris berhasil menggendongnya

"Aku akam menurunkannya asal kau jangan ngambek dan marah seperti tadi lagi.." balas Aris

"Iya baiklah.." jawab Shina tanpa berpikir

"Iya apa?" tanya Aris berusaha memastikan

"Aku tidak akan ngambek atau marah lagi padamu.." jawab Shina

Dan Aris pun kemudian menurunkannya. Akan tetapi, saat itu Shina malah langsung berlari meninggalkan Aris.

"Hey.." Aris berusaha mengejarnya

"Kau bilang bukannya kau tidak akan ngambek dan marah lagi.." ucap Aris heran

"Kau itu makanya jangan terlalu mudah percaya pada ucapan atau janji seseorang padamu Aris.. Aku mengatakan itu bukan berarti aku bermaksud untuk melakukannya, tapi agar kau dapat segera bisa menurunkanku saat itu juga.." balas Shina masih sambil berlari

"Mana bisa seperti itu.. Dasar kau ini.." Aris semakin bersemangat untuk mengejar Shina

"Tangkap aku kalau kau bisa.. maka aku akan berusaha untuk memaafkanmu nanti.." ledek Shina

"Benarkah? Apa kali ini kau serius. Kau tidak akan mengingkari janjimu lagi kan..?" tanya Aris memastikan

"Akan kuusahan.." jawab Shina sambil tertawa

Kemudian Aris pun berlari mengejarnya. Saat itu, Shina terlihat begitu senang, hingga tiba-tiba Aris kemudian terjatuh. Shina yang kaget, kemudian segera langsung menghampirinya.

"Kau tidak apa-apa?" ucap Shina sambil coba memapahnya dan membantu Aris berdiri.

Aris yang sebenarnya hanya berpura-pura saat itu kemudian langsung mengunci Shina dengan mengeratkat rangkulannya ke bahu Shina tadi.

"Tertangkap kau sekarang.." ucap Aris tersenyum

Shina yang kesal berusaha melepaskan diri dari Aris, namun tidak berhasil.

"Curang.." ucap Shina tidak terima

"Kenapa? Kau saja bisa berbuat curang sebelumnya, kenapa aku tidak bisa?" balas Aris

Kemudian Shina langsung menginjak kaki Aris yang membuatnya meringis kesakitan dan langsung melepaskan kunciannya pada Shina.

"Aawwww..." ringis Aris

"Itu balasan akibat kau melakukan hal curang padaku.." balas Shina

"Apa?" pikir Aris tak terima dalam hati. Baiklah.. kalau itu maumu. Dan Aris pun langsung menarik Shina dan membawanya ke lorong sempit dekat dengan toilet di samping kolam renang dilantai itu. Kemudian, dia langsung membungkam mulut Shina dengan menciumnya. Mereka berciuman sangat lama ditempat itu, hingga kemudiam ada seseorang yang datang ke tempat mereka karena ingin pergi ke toilet. Mereka yang terkejut kemudian saling melepaskan diri dan segera pergi meninggalkan tempat itu untuk menuju fasilitas olahraga digedung sebelah apartemen mereka di tower West. Dan sejak saat itu, hubungan mereka berdua menjadi lebih baik lagi.