Setelah selesai menelpon Karin, Shina kembali ke unit apartemennya. Saat itu dia melihat Aris sedang berkutat dengan pekerjaannya. Dia sedang terlihat memperhatikan gambar desain yang ada dilaptopnya itu, sambil sesekali mengedit atau menambahkan sesuatu pada beberapa bagiannya.
Momen itu adalah pertama kalinya Shina melihat wajah Aris dengan ekspresi serius saat bekerja. Dia belum pernah melihat wajah serius dari suaminya seperti itu sebelumnya. Shina yang terpanah, kemudian tidak melewatkan kesempatan ini untuk mengabadikan wajah Aris tersebut. Dengan diam-diam, dia memfoto Aris. Namun sayang, saat itu dia lupa mematikan nada suara kameranya itu.
*Jepret (suara handphone Shina saat memfoto Aris)
Suara tersebut membuat Aris tersadar hingga menengok ke arahnya. Shina yang malu kemudian dengan segera berpose layaknya dirinya sedang melakukan selfie saat itu menggunakan handphonenya sambil berkata,
"Tidak usah pedulikan aku.. Aku sedang melihat pencahayaan mana yang bagus diruangan ini, jika aku melakukan foto selfie.. karena ada kemungkinan aku akan membuka jasa endorsement.." ucap Shina berkata sambil tersenyum canggung
Saat itu Aris tidak begitu memperhatikan apa yang diucap oleh Shina, dia kembali fokus terhadap pekerjaannya. Sementara Shina, dia masih penasaran.. dia berupaya untuk mengambil beberapa foto Aris, mulai dari kejauhan kemudian mendekat.. mendekat.. dan..
"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanya Aris tiba-tiba pada istrinya itu
Shina yang memang dari awal berniat mengerjai Aris dengan membuatnya marah, tiba-tiba terpikirkan sebuah ide.
"Sebenarnya aku ingin meminta bantuan padamu Aris.." ucap Shina mulai berakting menjalankan aksinya
"tapi.. mungkin akan sangat memalukan jika kau melakukannya." ucapnya kembali yang membuat Aris menjadi penasaran
"Aku tidak yakin sebenarnya meminta bantuan padamu, tapi aku tidak punya pilihan lain.. Rani sedang tidur masalahnya." Shina berbohong
"Memangnya bantuan apa?" tanya Aris
"Tolong belikan aku pembalut di Joymart dilantai bawah.. Sebenarnya aku tadi berniat membelinya sendiri, tapi aku melihat ada banyak ibu-ibu yang waktu itu. Aku sedang malas meladeni mereka, jadi.. bisakah kau menggantikan aku untuk pergi membelinya?" ekspresi Shina memohon
Aris kemudian bangkit dari tempat duduknya itu dan segera keluar menuju pintu depan. Namun, saat dia hendak membuka pintu untuk keluar, dia kembali bertanya pada Shina
"Pembalut yang merk apa?" tanyanya
"Terserah. Aku tidak mempermasalahkan merk apapun.. asal nyaman dipakai saja." jawab Shina tersenyum
Dan Aris pun pergi membelinya. Saat itu, Shina tidak menyangka bahwa Aris akan mau melakukannya. Bahkan aku pun belum memberikan uang padanya.. apa dia berniat membelikan itu menggunakan uangnya sendiri, pikir Shina senang.
Setelah beberapa saat, akhirnya Aris kembali membawa pembalut. Shina terlihat senang, namun dia tetap tidak berhenti berpikir untuk kembali mengerjainya.
"Aduhh.. aku lupa bilang padamu tadi. Aku mau pembalut yang ada sayapnya Aris. Aku tidak biasa memakai pembalut yang seperti ini." ucap Shina saat melihat pembalut yang dibelikan oleh Aris
Aris saat itu terlihat menarik nafas panjang saat mendengar ucapan Shina. Tanpa berkata sepatah kata pun, akhirnya dia kembali menukarkan pembalut tadi. Dan setibanya dia kembali, Shina kembali mengerjainya.
"Ehm, Ariiss.." ucap Shina kembali berakting
"Sebenarnya, aku mau pembalut yang.." Shina yang belum menyelesaikan perkataannya itu dipotong oleh Aris
"Apa kau mengerjaiku Shina?? Awalnya kau bilang mau pembalut apa saja tidak masalah, lalu tiba-tiba ingin yang ada sayap.. kemudian sekarang apalagi??" ucap Aris tidak senang dan mulai kesal
"Iya, aku tahu aku salah.. Yasudah kalau kau memang tidak mau, biar aku yang menukarkannya kembali." balas Shina dengan ekspresi cemberut (masih berakting) sambil mengambil plastik pembalut yang ada ditangan Aris.
"Aku hanya berusaha menghindari terjadinya konflik dengan para ibu-ibu itu, kalau mereka kembali mengusik atau menggosipkanku.. kau kan tahu, aku orangnya emosional." ucapnya kembali
Sebenarnya saat itu Aris tahu betul bahwa di Joymart tadi tidak ada ibu-ibu seperti yang dibicarakan oleh Shina. Akan tetapi, karena dia merasa tidak enak, akhirnya dia kembali menawarkan diri untuk menukar pembalut tadi.
"Sudah, biar aku saja.." ucap Aris merebut plastik yang tadi
"Kali ini pastikan bahwa aku membawakan pembalut yang sesuai dengan kebutuhanmu itu.." ucap Aris
"Baiklah.. pembalut yang ada sayap dan panjangnya 35 senti ya" ucap Shina sambil tersenyum. Dan Aris pun kembali menukarkannya.
Shina terlihat senang saat itu. Sebenarnya dia tidak tega mengerjai Aris seperti tadi, tapi demi membuktikan bahwa Aris memang benar-benar mencintainya, dia pun rela melakukannya.
Sekembalinya Aris,
"Apa ini sudah benar?" tanya Aris sambil memperlihatkan pembalut yang dibawanya itu
"Hmm.." jawab Shina sambil tersenyum.
Kemudian dia terlihat sesaat mengecup pipi Aris sambil berkata,
"Terima kasih ya.. Maaf merepotkanmu sebelumnya" ucap Shina
Aris yang senang mendapatkan perlakuan itu dari Shina kembali menjawab,
"Seharusnya kau lakukan ini diawal tadi, sebelum kau menyuruhku.. Mungkin aku akan lebih senang lagi." jawab Aris tersenyum sambil mengelus rambut Shina, yang membuat Shina malu.
Kemudian Aris kembali menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Shina, dia terlihat membuatkan kopi untuk Aris. Shina yang saat itu masih berniat mengerjainya, kemudian menaruh banyak garam di kopinya itu.
"Aris.. ini aku buatkan kopi untukmu." Shina menaruh kopi tersebut di samping Aris
Saat itu Aris tidak terlihat menghiraukannya. Matanya belum beranjak dari laptopnya itu. Tiba-tiba Shina kembali menggeser kopinya tersebut mendekat ke laptop Aris sambil berkata
"Kopinya sangat tidak enak, jadi kau tidak usah meminumnya atau kau akan sakit perut nanti.." ucap Shina menyindir sambil mengeraskan suaranya untuk membuat Aris tersadar
Aris yang terkejut mendengar perkataan Shina, kemudian langsung dengan segera meminumnya. Kemudian dia pun tersedak..
"Uhuukk.. Uhuukkk.." Aris terbatuk
"Kenapa? Tidak enak ya.." ucap Shina berakting. Padahal saat itu dia terlihat begitu senang bisa mengerjai Aris seperti itu.
"Kenapa kopinya seperti ini..? Asin sekali.." Aris terlihat menjulurkan lidahnya karena rasa kopi tersebut benar-benar aneh dan tidak enak.
"Ahh.. itu karena aku menambahkan garam disamping gula. Maksudku, kau kan pernah bilang tidak mau kopi yang terlalu manis, jadi aku menambahkan garam juga.. Mungkin aku terlalu banyak menambahkan garam tadi.. Maafkan aku." akting Shina tanpa dosa
Shina kembali mengambil kopi tersebut. Namun saat itu Aris tiba-tiba berdiri bangkit, kemudian..
*Cup (Aris mengecup singkat bibir Shina)
"Tidak apa-apa.. Sekarang sudah ternetralisir dengan baik." ucap Aris sambil tersenyum, yang membuat jantung Shina berdetak tak karuan hingga mukanya menjadi merah seketika.
Saat itu, karena salah tingkah.. tanpa sadar Shina pun menjatuhkan cangkir kopi tersebut sehingga kopinya tumpah dan gelasnya pecah. Tumpahan kopi itu juga sempat mengenai laptopnya Aris.
"Maaf.." ucap Shina tiba-tiba. Dia kemudian menunduk dan membersihkan pecahan cangkir tersebut.
"Sudah.. Biar aku saja yang bereskan. Kau tolong bawa laptopku ke dalam kamar." ucap Aris
Shina pun merasa bersalah seketika.. Dia tidak mengira bahwa niatannya mengerjai Aris dengan membuatnya kesal dan marah.. akan berakhir seperti ini. Dengan segera dia membawa dan membersihkan laptop Aris dengan mengelapnya.
Dia terlihat mengesave beberapa kali file gambar desain yang sempat dikerjakan Aris itu, sebelum akhirnya menutupnya. Namun, saat hendak menutup file, tanpa sengaja dia melihat gambar foto seorang wanita didalam sebuah folder tanpa nama disana. Dengan rasa penasaran, akhirnya dia pun kemudian membuka folder tersebut. Betapa terkejutnya Shina ketika melihat ada beberapa gambar foto Lena didalamnya hingga membuat hatinya sakit dan merasa sesak. Di folder itu, ada sekitar 9 foto sketsa wajah Lena dengan berbagai macam ekspresi, yang sepertinya dibuat oleh Aris sendiri. Bagaimana Aris bisa membuat dan menyimpan semua foto-foto itu disana.. Benar berarti anggapan Ryan, bahwa sampai saat ini Aris masih mencintai Lena, pikir Shina sedih.
Shina yang merasa kecewa dan cemburu, lalu memutuskan keluar kamar. Dia pun kemudian membereskan pecahan cangkir kopi tadi dan menyuruh Aris untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya.
"Kau selesaikanlah pekerjaanmu.. biar aku yang mengurus ini." ucap Shina dengan ekspresi dingin dan datarnya sehingga membuat Aris bertanya-tanya, apa yang terjadi padanya.
"Sudah sana..!!" Shina kembali mengusirnya
Dan Aris pun mengikuti keinginannya. Dia kemudian melihat laptopnya itu dan kemudian mengerti. Sepertinya Shina telah melihat foto-foto Lena ini, makanya dia jadi cemburu dan bertingkah seperti tadi.
Aris terlihat tersenyum saat itu. Dia keluar dan menemui Shina yang masih membereskan pecahan cangkir tadi sambil berkata,
"Kau tenang saja, aku sudah menghapus semua foto-foto itu.."
"Itu merupakan foto-foto lama yang kubuat saat aku masih besama dengan Lena. Apa kau cemburu saat melihatnya?" tanya Aris yang tidak direspon sama sekali oleh Shina
Shina masih terdiam sambil mengelap tumpahan kopi tadi.
"Hey.." sapa Aris sambil memegang lengan Shina dan mengajaknya berdiri
Saat itu Shina masih terlihat memalingkan diri, tidak mau menatap Aris sama sekali.
"Sungguh aku sudah tidak lagi mencintainya.."
"Aku akui, dulu.. memang benar alasanku pindah kesini hanya untuk bertemu dan lebih dekat dengannya, tetapi sekarang.. semuanya sudah berubah. Dan kau tahu apa yang membuatnya berubah?" tanya Aris
"Itu adalah kau Shina.. Kau yang telah merubah semuanya.. kau membuat hatiku yang hampa dan kosong karena masih berharap pada cinta masa lalu yang tidak mungkin ku raih.. menjadi utuh dan berwarna lagi seperti sekarang. Jadi, kau tidak perlu merasa cemburu atau khawatir lagi karena kini cintaku telah berpaling padamu.." Aris berupaya menjelaskan
"Oh ya?? Lalu bagaimana dengan kejadian baru-baru ini saat kau berada dirumah Papanya Lena. Kau terlihat memeluk Lena saat itu sehingga membuat Ryan marah dan menghajarmu.. Apa kau juga ingin bilang, bahwa saat itu hatimu juga telah berpaling kembali pada Lena, cinta masa lalumu itu??" kemudian Shina terlihat melepaskan diri dari tangan Aris tadi dan berlalu pergi meninggalkannya.