Chereads / My New Neighbour / Chapter 80 - (Masih) Menunggu

Chapter 80 - (Masih) Menunggu

Saat itu, ketika kembali ke Rumah Sakit, tiba-tiba terpikirkan olehku bahwa sebaiknya aku memanfaatkan Heru disini untuk menghubungi Mama, untuk menanyakan keadaan Ryan. Namun sayang, rencana tersebut tidak bisa dijalankan. Handphone Heru telah disita oleh polisi sebagai barang bukti dan akan diberikan kembali padanya, apabila dia telah menjalani proses persidangan.. akibat ulahnya yang melanggar undang-undang lalu lintas saat terjadi kecelakaan itu.

Pupus sudah harapanku. Aku tidak tahu bagaimana lagi aku harus menghubungi Ryan suamiku dan mengetahui dimana keberadaannya. Mungkin kalian berpikir kenapa aku tidak langsung menghubungi Mama mertuaku saja untuk menanyakan dan membicarakannya.

Aku takut.. Ada banyak hal yang aku khawatirkan seandainya aku menghubungi Mama nanti. Masalah hubungan Mama dengan Zuriawan, belum lagi masalah mengenai kebohonganku akan kehamilan palsuku saat itu. Jadi, aku memutuskan untuk tidak menghubungi Mama sama sekali, untuk menanyakan dimana keberadaan Ryan sekarang.

Seandainya saja aku mempunyai nomor kontak Dodi sahabat Ryan itu. Alasanku tidak mencatat atau memasukkan nomor Dodi ke dalam kontak handphone-ku adalah karena dia seorang pria dan masih berstatus single. Mungkin terdengar konyol, tapi itu semua ku lakukan demi Ryan. Dia itu tidak suka aku menyimpan nomor kontak pria lain, terlebih status pria tersebut masih belum menikah atau memiliki pasangan. Meskipun itu Dodi sahabatnya sekalipun.. dia tidak akan senang pastinya.

Sehari telah berlalu, akhirnya Papa diperbolehkan untuk pulang dari Rumah Sakit. Aku merasa senang, walaupun disisi lain.. aku masih memikirkan keadaan Mas Ryan yang telah hilang tanpa kabar dan entah berada dimana. Beruntung Papa tidak menanyaiku mengenai Mas Ryan. Sepertinya Papa benar-benar berpikir bahwa pekerjaan Ryan sangat sibuk sehingga dia masih belum bisa menemuinya dan juga menemuiku. Setidaknya, untuk alasan kebohongan itu.. Papa tidak akan cemas lagi mengenai masalah Mas Ryan.

Dalam perjalanan menuju rumah Papa, karena aku yang menyetir, jadi aku memutuskan untuk mampir ke apartemenku untuk mengambil beberapa pakaian dan kebutuhanku saat menginap nanti dirumah Papa. Kalau kalian bertanya dimana Pak Asep yang seharusnya menyupiri Papa, aku telah menyuruhnya untuk cuti selama seminggu. Setidaknya untuk mengalihkan pikiran Papa dari kecurigaannya terhadap hubungan Mama mertuaku dan juga Zuriawan. Aku tidak ingin Papa menjadi kepikiran dan kembali shock, apabila Pak Asep menceritakan kebenarannya. Meskipun bisa saja aku menyuruhnya untuk berbohong pada Papa, tetapi aku tidak mau mengambil risiko terburuk, jika suatu saat kebohongan Pak Asep itu terbongkar.

Setibanya diapartemen, aku menyuruh Papa untuk menunggu di loby. Karena kondisinya, aku tidak tega jika aku mengajaknya untuk naik ke lantai atas, meskipun ada fasilitas lift disana.

Saat di loby, tiba-tiba kami berpapasan dengan Aris. Papa yang senang melihat Aris kemudian mengajaknya untuk mengobrol sambari menungguku untuk mengambil beberapa barang. Aris tentu saja tidak keberatan, meskipun sebenarnya dirinya harus buru-buru ke kantor saat itu. Akan tetapi, karena dia merasa tidak enak jika harus meninggalkan Papa sendirian, akhirnya dia pun mau mengobrol menemani Papa di loby sambil menungguku kembali.

Sekitar 5 menit berselang, akhirnya aku kembali. Kemudian kami berpamitan pada Aris. Saat itu, Papa terdengar mengundang Aris untuk datang kerumah, jika dia ada waktu luang. Papa berkata padanya, meskipun Aris menolak tawarannya untuk menjadi anak angkat saat itu, tapi Papa berharap.. bisa menjalin hubungan akrab dengan Aris, dengan Aris datang bersilaturahmi ke rumah kami. Tentu saja Aris tidak menolak. Dia bahkan menjawab kapanpun Papa membutuhkannya, dia akan siap datang menemui Papa, asal tidak mengganggu pekerjaannya. Kemudian kami pamit pada Aris dan akupun kembali membawa Papa menuju ke rumah.

*Flashback Kisah Aris dan Shina saat Aris telah berangkat ke kantor, setelah sarapan dengan nasi goreng dan telur mata sapi gosong buatan Shina

Saat itu Shina terlihat senang, ketika dia sudah berhasil mengantarkan Aris kerja sampai dipintu depan unit apartemen mereka. Dia terlihat berhasil memainkan perannya sebagai seorang istri yang melayani suaminya hingga berangkat ke kantor. Kecuali masalah telur mata sapinya yang gosong dan juga dirinya yang telat bangun keduluan Aris.. segala sesuatunya berjalan lancar, pikir Shina saat itu.

Shina kemudian bergegas menuju kamar Rani untuk melihat handphonenya. Saat itu, dia penasaran pada foto yang diambil oleh Aris tadi. Dia terlihat senang saat memandangi foto tersebut. Bahkan, dia masih bisa mengingat dengan jelas, bagaimana Aris memanggilnya secara tiba-tiba lalu menciumnya, sambil mengabadikan momen itu.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Shina merasa bahwa keputusannya menjadikan Aris, pria bodoh itu.. sebagai Ayah pengganti bagi Rani adalah keputusan yang tepat. Karena bagaimanapun Aris ternyata adalah pria baik-baik, hingga bisa meluluhkan hatinya dan membuatnya jatuh cinta seperti sekarang. Shina berpikir saat itu,

"Aku harus melindungi keluarga kecilku ini. Tidak boleh ada satu orang pun atau siapapun yang berani merusaknya.."

Saat itu, dalam ekspresi suka citanya, Shina yang terlihat bahagia saat memandang layar ponsel, dikejutkan oleh Rani yang datang tiba-tiba sambil berkata

"Mi, ada apa? Kenapa Mami begitu senang melihat handphone Mami itu?" tanya Rani penasaran

"Ohh.. Mami hanya sedang melihat video lucu. Tidak penting.." jawab Shina berbohong

"Mami kelihatannya begitu senang hari ini. Bahkan, Mami juga tadi memasak telur mata sapi didapur.. Apa ini semua karena Ayah?" tanya Rani yang membuat Shina terkejut

"Jangan-jangan sebelumnya.. Mami dandan menggunakan lipstik merah kamarin juga untuk Ayah ya?" tanya Rani senang

"Kalau Mami jawab iya, apa kau akan senang?" balas Shina

"Hmm.." respon Rani mengangguk

"Kalau begitu maka jawabannya Iya." jawab Shina tersenyum

"Wah.. Jadi Mami benar-benar sudah jatuh cinta dengan Ayah? Rani senang.." ucap Rani bahagia

"Kalau begitu Mami mau kan hari sabtu nanti kita jalan-jalan ke dufan bersama dengan Ayah?" tanya Rani antusias

"Baiklah.. hari sabtu nanti, Mami akan kosongkan jadwal. Kita bertiga nanti akan pergi bersama ke dufan." balas Shina

"Benarkah?? Hore.." respon Rani senang dan diapun memeluk Shina

Setelah itu, Shina terlihat sedang merapikan beberapa pakaiannya. Shina mengatur pakaiannya kini ke dalam lemari di kamar Aris. Dia terlihat senang saat itu, hingga kemudian ketika dia mulai merapikan underwearnya (pakaian dalamnya),

"Padahal aku sudah mempersiapkannya sesuai dengan arahan dari Ryan, bermotif macan dan berenda tapi semuanya sia-sia.. bahkan tidak ada terjadi apapun diantara kami tadi malam.." pikir Shina sembari melihat pakaian dalam yang sedang digunakannya itu

"Pokoknya malam ini harus berhasil. Apapun itu, aku tidak mau ada gangguan, baik dari Rani atau siapapun.." ucap Shina bertekad

"Tapi setidaknya, kita sudah pindah ke kamar ini kan.." ucap Shina tersenyum bahagia sambil melihat sekeliling kamar Aris

"Dan seterusnya.. kita akan tidur bersama dalam satu tempat tidur ini layaknya pasangan suami istri yang sesungguhnya. Kyaaa..." ekspresi Shina histeris bahagia

"Apa sebaiknya aku mengganti sprei dan menambahkan sedikit aroma terapi disini ya.. tapi apa dia akan menyukainya nanti" pikir Shina kembali

Hari itu hampir berlalu, Shina yang baru pulang kerja terlihat begitu semangat ketika tiba di apartemennya. Karena kini dia telah memutuskan untuk menjadi seorang istri yang baik untuk Aris, Shina mengubah sedikit jadwal mengajarnya yang dimulai dari pukul 10 pagi sampai dengan 3 sore. Untuk sementara, sepertinya dirinya akan menolak beberapa tawaran sinetron atau film dan hanya fokus dalam kegiatan mengajarnya saja disekolah akting.

Shina yang saat itu telah tiba pukul 5 sore di apartemen, kemudian terlihat mempersiapkan makan malam. Sebelumnya dia sudah membeli beberapa bahan untuk dimasak, namun sayang tidak ada satu pun masakan yang berhasil dibuatnya. Sayur bayam yang dibuatnya terlalu asin dan bahkan terlalu matang dan lembek, begitupun juga dengan telur dadar dan ayamnya, semuanya gosong..

Shina yang putus asa, kemudian memutuskan membuang semua masakannya tadi dan mulai membuka handphonenya untuk memesan makanan menggunakan aplikasi ojek online.

"Walaupun aku tidak bisa memberikan keluargaku makan dengan makanan buatanku, tetapi setidaknya aku harus memberikan makanan yang enak dan terbaik untuk mereka.. Jadi, tidak apa-apa memesan makanan diluar." pikir Shina saat itu

Dan setelah makanannya datang, Shina menatanya diatas meja. Setelah itu, dia kemudian mandi dan mempersiapkan segalanya untuk persiapan menghabiskan malam romantis nanti bersama dengan Aris.

Saat itu, Rani sudah memakan makanannya terlebih dahulu pada saat pukul 6 sore. Sedangkan Shina, dia masih terlihat menunggu Aris pulang untuk dapat makan malam bersama dengannya.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, tetapi saat itu Aris masih belum pulang kantor. Shina yang cemas kemudian pergi keluar ke arah loby apartemen untuk menunggunya disana. Setengah jam menunggu dan Aris masih belum juga pulang, akhirnya Shina memutuskan untuk menelponnya.

"Halo.. Kau dimana?" tanya Shina ketika Aris menjawab panggilannya

"Aku masih dikantor. Ada beberapa pekerjaan desain yang belum selesai dan deadlinenya sudah dekat. Mungkin aku akan pulang terlambat sekitar jam 10 atau 11." ucap Aris menjawab Shina

Saat itu, tiba-tiba terdengar suara Jessy disana. Rupanya Aris memang sedang bersamanya, pikir Shina cemburu. Tak lama setelah mendengar suara Jessy, Shina pun kemudian berkata

"Selesaikanlah pekerjaanmu sambil bersenang-senang disana.. Bila perlu tidak usah pulang kembali ke apartemen sekalian!!" ucap Shina ketus sebelum akhirnya dia menutup panggilannya.

Aris yang terkejut mendengar perkataan Shina kemudian mencoba menghubungi Shina kembali, tetapi tidak dijawab. Berkali-kali dia menelpon, tetapi masih tidak dijawab. Bahkan, Shina kini benar-benar mematikan handphonenya itu.

Selang 20 menit berlalu, Aris kembali ke apartemen. Dia melihat di meja makan masih ada beberapa makanan. Mungkin Shina yang telah menyiapkan ini semua untuknya, pikir Aris. Kemudian dia pergi menuju kamar Rani. Dia terkejut sebab ternyata Shina tidak ada disana. Dia kemudian pergi ke kamarnya.. Shina ternyata ada tidur disana. Lalu, dia mendekatkan dirinya ke arah sisi ranjang Shina, sambil mengelus lembut rambutnya dia berkata,

"Maafkan aku, padahal kau sudah menyiapkan itu semua tetapi aku malah pulang terlambat.."

"Aku mengerjakan ini semua agar pada saat weekend nanti, aku bisa pergi ke dufan bersama Rani tanpa beban. Lagipula, tadi aku tidak hanya berdua dengan Jessy dikantor, tapi juga ada beberapa karyawan lain.. Jadi kau jangan salah paham dan merasa cemburu seperti ini.." ucap Aris menjelaskan, kemudian dia mengecup kening Shina

Ternyata Shina tidak tertidur saat itu. Dia mendengar semua ucapan dari Aris tadi, hingga ketika beberapa saat Aris mencium keningnya, dia pun terbangun.

"Kau sudah makan?" ucap Shina tiba-tiba duduk terbangun diatas kasur

Aris yang mengetahui Shina ternyata tidak tidur pun merasa senang. Dia kemudian tersenyum sambil berkata,

"Belum.. tapi sepertinya aku lebih tertarik untuk memakan hidangan yang saat ini ada didepanku." ucapnya yang kemudian langsung diikuti oleh tindakan mencium bibir Shina

Saat itu Shina,

"Aa.. riss.. Ariisss.." Shina berusaha melepaskan diri dari ciuman Aris tetapi tidak berhasil

"Hey.. Aaa..riss.." ucap Shina kembali, Aris masih tidak mempedulikannya

Aris terus memperdalam ciumannya, bahkan tangannya kini telah membuka piyama yang dikenakan oleh istrinya itu. Setelah piyama luar terlepas, Aris melihat underwear macan dan berenda yang Shina kenakan.. dan dia pun menjadi bersemangat. Akan tetapi, ketika tiba-tiba dia ingin melepaskannya, Shina kembali berkata

"Aku saat ini sedang datang bulan.." ucap Shina malu-malu

Dan akhirnya Aris pun kemudian mengehentikan apa yang akan dilakukannya itu dan kemudian pergi berlalu keluar kamar dengan perasaan kecewa.