Saat itu di Rumah Sakit, aku terus menunggu Ryan. Kenapa lama sekali dia kembali, pikirku. Bukannya sebelumnya dia akan menemui Heru disini. Apa dia pergi kekantor untuk masalah pekerjaan.
Sebenarnya aku sangat ingin menghubunginya saat itu juga, tapi aku takut.. Aku khawatir dia sedang menyetir dimobil. Akan berbahaya kalau aku menghubunginya kan. Hingga akhirnya, aku pun memutuskan untuk menunggunya sambari memandangi jam yang ada diruangan.
Saat menunggu, tanpa terasa aku pun tertidur. Hingga pada saat pagi hari, ketika aku membuka mata,
"Papa.." ucapku kaget ketika bangun tidur
"Ohh.. syukurlah. Ternyata Papa masih ada disini dan sedang tertidur." ucapku dalam hati
Kemudian aku pun mengarahkan pandanganku ke sekeliling ruangan untuk mencari Ryan, tapi aku tidak berhasil menemukannya. Hingga ketika salah seorang perawat masuk ke dalam ruangan kami,
"Maaf Sus, apa tadi melihat ada pria yang masuk ke dalam atau keluar kamar ini?" tanyaku padanya
"Maaf Bu, saya baru masuk shift Pagi tadi. Kalau dari pagi sih, saya belum melihat ada siapa-siapa yang masuk ke dalam ruangan ini" jawab Suster tersebut
"Terima Kasih.." ucapku pada Suster tersebut kemudian, setelah dia berhasil mengecek kondisi Papa dan memberikan obatnya.
Saat itu, mendadak Papa terbangun. Papa kemudian memanggilku,
"Lena.. Kau masih berada disini Sayang?" ucap Papa
"Iya Pa. Lena disini. Papa gimana, apa sudah enakan?" tanyaku
"Iya. Alhamdulillah.. Walaupun masih merasa seperti ada yang mengganjal didalam sini (sambil Papa menunjuk ke arah dada yang bekas dioperasi). Tetapi Papa rasa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya." ucap Papa
"Kalau begitu syukurlah Pa. Sekarang Papa hanya perlu menjaga dan merawat kondisi Papa. Kontrol emosi dan kelola stress Papa.. itu pesan yang diberikan dokter pada Lena tadi. Jadi, untuk sementara Papa tidak usah memikirkan masalah pekerjaan dan yang lainnya, yang bisa membuat Papa stress nanti."
"Papa juga dilarang untuk melakukan aktivitas fisik apapun, terutama yang berat-berat selama kurang lebih seminggu ini. Dan untuk memastikan Papa menjalankan ini semua.. untuk sementara Lena akan tinggal dirumah bersama Papa." ucapku yang membuat Papa terkejut
"Kamu mau tinggal sama Papa dirumah?" ucap Papa menanyakan kembali
"Iya.." jawabku
"Kenapa? Apa Papa tidak senang Lena nanti tinggal bersama Papa dirumah?" tanyaku kembali
"Tentu saja Papa merasa senang sekali mendengarnya Sayang. Sudah lama semenjak kedatanganmu yang terakhir ke rumah. Nanti Papa akan menyuruh bibi membereskan kamarmu dan membuatkan makanan kesukaanmu." ucap Papa yang membuat aku tiba-tiba merasa sedih
"Tentu saja.. Jadi selama ini Papa merasa kesepian dirumah. Maafkan Lena Pa, Maaf karena Lena selama ini jarang pulang ke rumah dan memperhatikan Papa." ucapku dalam hati merasa bersalah sambil memegang tangan Papa
Kemudian Papa tiba-tiba menyadarkanku dengan kembali berkata,
"Ngomong-ngomong.. Apa Ryan setuju dengan idemu ini. Kau sudah minta izin pada suamimu itu kan Sayang bahwa sementara ini kau akam tinggal dirumah bersama dengan Papa?" tanya Papa memastikan
"Tentu saja. Bahkan dia juga nanti katanya akan ikut tinggal disana untuk menemaniku dan Papa. Papa tidak keberatan kan?"
"Iya tidak apa-apa. Semakin banyak orang dirumah kan semakin bagus. Rumah akan terlihat lebih hangat karena ada banyak anggota keluarga yang tinggal disana.." balas Papa
"Lalu, dimana Ryan sekarang?" tanya Papa kembali
"Aku tidak mungkin bilang ke Papa bahwa sampai sekarang pun aku tidak tahu dimana keberadaannya. Hubungan Papa sudah terlihat baik dengannya, bahkan Papa juga sudah mengijinkan Mas Ryan tinggal bersamaku dirumah.." pikirku saat itu
"Ryan saat ini sedang dikantor mengurus beberapa pekerjaaannya Pa. Karena Heru sedang dirawat disini, jadi pekerjaannya dia yang urus sendiri. Tapi tadi dia sempat titip salam ke Papa, katanya dia akan kesini setelah urusan pekerjaannya selesai." jawabku berbohong pada Papa
"Bagus sekali. Memang seharusnya seperti itu. Itu baru yang namanya lelaki sejati. Harus bertanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya terlebih dahulu.. Itu berarti dia sudah dewasa." ucap Papa
"Sudah biarkan dia melakukan pekerjaannya, untuk sementara kau tidak usah mengganggunya dulu ya Sayang.." ucap Papa kembali yang kemudian ku balas dengan memberikan senyuman padanya
Beberapa saat setelahnya, saat aku pergi ke toilet, aku memutuskan untuk menghubungi Mas Ryan. Beberapa kali coba ku telpon, tapi tetap tidak bisa terhubung. Hanya suara operator yang menjawab dengan berkata, "nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan.."
"Ada apa ini? Kenapa dengan Mas Ryan? Kenapa handphonenya tidak aktif?" pikirku bingung saat itu.
Tidak patah semangat, aku pun mencoba menghubunginya kembali, beberapa kali ku telpon tetapi hasilnya tetap sama. Hanya operator tadi yang menjawab. Kemudian aku pun memutuskan untuk menghubungi anakku Oka, menanyakan apakah Papanya tadi sempat kembali ke apartemen. Oka menyatakan Ryan tidak ada disana. Papanya itu bahkan belum kembali ke apartemen dari kemarin katanya. Kemudian, aku mencoba menghubungi kantornya. Dan sekertarisnya pun menjawab hal yang sama bahwa sejak beberapa hari Pak Ryan tidak pernah datang ke kantor.
Aku yang mulai panik, kemudian mencoba keluar ruangan untuk mencari tahu keberadaan Heru di Rumah Sakit ini. Setelah berhasil menemukan ruangannya, aku kemudian menemuinya. Sebenarnya saat itu Heru sedang beristirahat, tetapi aku tetap mencoba membangunkannya secara perlahan.
"Mas Heru.." sapaku setelah dia baru membuka matanya
Tanpa basa basi, aku pun langsung menanyakan padanya tentang keberadaan suamiku itu.
"Apa Mas Heru tahu dimana keberadaan Mas Ryan sekarang? Dari tadi ku coba hubungi hp-nya tidak aktif Mas. Bahkan, dari semalam dia tidak kembali, baik ke Rumah Sakit ini atau apartemen kami.. Apa Mas Heru tahu dimana dia sekarang?" tanyaku panik
Heru pun terlihat bingung mendengar semua pertanyaanku tadi. Kemudian dia menjawab,
"Kemarin Ryan sempat kesini untuk menemuiku. Kemudian dia pergi setelah itu, kalau tidak salah dia pergi kerumahnya untuk menemui Mamanya.."
"Menemui Mama??" tanyaku kembali
"Iya.." jawab Mas Heru
Lalu, aku pun teringat mengenai masalah kami. Apa jangan-jangan Ryan sudah tahu bahwa Mamanya dan Zuriawan itu berhubungan. Saat aku sedang memikirkan hal itu, kemudian Heru berkata
"Ryan pergi ke rumahnya untuk menemui Mamanya terkait masalah Zuriawan, orang yang sedang diselidikinya itu.. Dia ingin mengkonfirmasi langsung pada Mamanya apakah benar Zuriawan bekerja sebagai asisten pribadinya.." ucap Heru yang membuatku kaget
"Asisten pribadi??" tanyaku mengulang
"Iya.. sudah lebih dari 15 tahun belakangan ini. Dia bekerja sebagai asisten pribadi Bu Tomo." Heru menjelaskan
Begitu mendengar hal itu, aku yang terkejut kemudian memilih untuk keluar ruangan meninggalkan Heru. Dalam keadaan panik, aku mencoba menghubungi Ryan kembali, tetapi masih tidak terhubung. Kemudian aku memutuskan menghubungi rumah keluarga Pratomo. Saat itu, asisten rumahnya menjawab. Dia berkata bahwa kemarin Ryan sempat kemari menemui Mamanya, namun tak berselang lama dia pergi. Mereka semua pergi, baik Ryan maupun Bu Tomo dan sampai sekarang mereka berdua belum kembali ke kediamannya itu.
Aku yang masih penasaran kemudian berpikir untuk pergi ke kediaman mereka untuk memastikannya secara langsung. Tapi, sebelum itu aku tidak mungkin meninggalkan Papa sendirian disini. Aku memutuskan untuk meminta tolong pada anakku Oka untuk menjaga Papa menggantikan aku. Dan begitu Oka datang, aku pun langsung ke rumah keluarga Pratomo untuk memastikan hal ini.
Sesampainya aku disana, benar saja mereka semua tidak ada. Aku sempat menanyai salah satu asistennya tetapi mereka semua tidak tahu. Mereka bilang mereka pergi dari kemarin meninggalkan rumah dan sampai sekarang belum kembali. Aku pun sempat bertanya disana tentang Zuriawan yang menjadi asisten pribadi Mama. Mereka ternyata mengenalnya. Benar berarti perkataan Heru bahwa Zuriawan bekerja disini sebagai asisten pribadi Bu Tomo.
Apa yang sebenarnya terjadi disini.. Mas Ryan kamu dimana? Aku harus bagaimana menghadapi semua ini? Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak mungkin menghubungi Mama untuk menanyakan semua ini kan, terlebih lagi setelah mengetahui hubungan antara Mama dan Zuriawan. Dalam keadaan bingung seperti itu, aku pun memutuskan untuk kembali ke Rumah Sakit.