Sambil menunggu kedatangan Ryan direstauran, Shina terlihat sedang membuka dan melihat-lihat isi ponsel Aris.
"Apa-apaan ini.. Dia sama sekali tidak bermain sosial media di handphonenya.. tidak ada facebook, instagram, twitter, snapchat, path.. Kuno sekali. Apa dia merasa hidup dijaman batu?" pikir Shina heran
"Coba kita lihat apa saja isi galerinya.." sambil Shina membuka galeri hp Aris
Saat itu, Shina terus menscroll ke bawah untuk mencari setidaknya salah satu foto Aris atau siapapun.. foto makhluk yang bernyawa yang ada di hp tersebut tapi tidak kunjung ditemuinya. Beberapa foto dan video hanya memperlihatkan benda mati, seperti rancangan bangunan, bangunan belum jadi, rumah, gedung, apartemen, kamar, berbagai ruangan, taman, serta beberapa sketsa desain, dan dokumen pekerjaan.
"Benar-benar seorang arsitek sejati.. Bahkan aku belum pernah melihat isi galeri hp orang semembosankan ini.." ucap Shina menggerutu
Kemudian Shina mengabadikan foto dirinya sendiri di hp Aris. Shina terlihat melakukan beberapa kali selfie menggunakan kamera hp Aris. Setelah beberapa saat kemudian,
"Ahh.. Gambarnya tidak ada yang bagus. Mukaku kelihatan pucat sekali disini. Seharusnya aku menggunakan riasan dulu tadi sebelum keluar rumah.." keluhnya dalam hati sambil menghapus seluruh foto-fotonya tadi
Shina kemudian terpikir untuk mengambil salah satu gambar fotonya diinternet dan mengeditnya sedemikian rupa, hingga kemudian dia menjadikan fotonya tersebut sebagai wallpapper di hp Aris. Tidak lupa dia juga menambahkan tulisan "Mine" (Milikku) di atas foto tersebut, seolah menandakan bahwa dirinya kini telah dimiliki oleh Aris. Setelah melakukan hal tersebut, Shina terlihat tersenyum sambil memandangi hp Aris, dimana kini pada wallpappernya terpampang jelas wajahnya itu. Tak lama berselang kemudian Ryan pun datang
"Hey Shina.. Dimana Aris?" tanya Ryan sambil melihat sekeliling
"Aris dia telah pergi 20 menitan yang lalu sebelum kau datang, dia ada urusan.. Duduklah!" Shina mempersilahkan Ryan
Saat itu Ryan melihat Shina dengan aura muka yang bahagia terpancar dari wajahnya, hingga kemudian dia pun bertanya
"Ada hal baik apa? Kau terlihat bahagia sekali.." tanya Ryan
Tanpa menjawab pertanyaan Ryan, mendadak Shina merubah wajahnya menjadi serius dan dingin sambil berkata
"Ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan padaku?"
"Ohh.. masalah di Rumah Sakit sebelumnya, saat kau mengatakan padaku bahwa kau akan tinggal dan menetap diluar. Shina.. Apa kau melakukan semua itu karena tahu bahwa Papa mertuaku akan mengangkat Aris sebagai anaknya? Maksudku.. Kau melakukan semua ini agar Aris bisa kembali lagi bersama Lena kan??" tanya Ryan mengintimidasi
"Dengar Shina, kau tidak boleh pergi kemana pun, apalagi menjauh dari Aris. Aku tidak setuju.. Ada kau saja disampingnya dia masih berulah seperti itu, bagaimana nanti saat dirimu telah pergi. Pokoknya kau tidak boleh pergi meninggalkan negara ini. Kau harus tetap tinggal bersama dengan Aris di apartemen itu.." Ryan terlihat memaksa
"Tenang saja. Aris tidak akan kembali bersama dengan Lena. Kau tidak perlu khawatir Ryan.." jawab Shina santai
"Bagaimana aku bisa tenang.. Kau lihat, Papa mertuaku saja bisa dikelabui seperti itu olehnya. Sebenarnya apa maksudnya waktu itu, dia mengaku-mengaku dirinya sebagai menantu Papa?" ucap Ryan emosi dan tidak senang
"Dengar Ryan, sebenarnya bukan Aris yang mengucapkan itu pada dokter tetapi aku. Aris sebenarnya tidak mau dan sempat tidak menyetujui saat aku mengatakan dirinya sebagai menantu Bapak itu, tetapi aku yang memaksanya.." Shina yang belum sempat menjelaskan semua masalahnya kemudian di potong oleh Ryan
"Ohh.. Jadi kau yang melakukan hal ini Shina. Kau benar-benar keterlaluan.. Apa belum puas saat ini kau terus mengganggu hubunganku dengan Lena.." ucap Ryan Marah
"Dengar Shina, apapun yang terjadi aku tetap tidak akan meninggalkan istriku itu atau bercerai darinya. Aku tidak mau kembali lagi padamu..Jadi jangan coba memancing emosiku" Ryan masih emosi
"Memangnya siapa yang inginkan kau kembali.." ucap Shina tersenyum sinis
"Dengar ya Ryan, saat ini aku sudah tidak mencintaimu lagi.. apalagi berharap kau kembali lagi padaku.. itu tidak mungkin.." balas Shina
"Aku juga tidak sebodoh itu membuang waktuku sia-sia hanya untuk mendapatkan dirimu, padahal aku tahu kau tidak menginginkanku lagi.." lanjut Shina kemudian
"Lalu, apa maksudmu selama ini mengganggu hubunganku dengan Lena , hah?" Ryan masih mencurigai perubahan sikap Shina yang tiba-tiba ini. Dia berpikir bahwa Shina sengaja melakukan hal ini untuk mengelabuinya.
"Dulu memang aku sempat khilaf melakukan semua itu pada kalian, tapi sekarang tidak lagi.. Aku mempunyai seseorang disisiku yang ingin aku lindungi dan sangat kucintai." jawab Shina yang membuat Ryan terperangah
"Apa kau sungguh-sungguh..?" tanya Ryan kembali
Kali ini terlihat dari wajah Shina kalau dia sepertinya tidak berbohong. Karena rasa penasarannya Ryan pun kembali bertanya
"Siapa orang yang tidak beruntung itu.. Kasihan sekali dia.." ucap Ryan meledek yang dibalas oleh tatapan tidak senang Shina
"Jangan bilang.. ARIISSS??" Ryan memprediksi sambil terkejut
Saat mengucap nama Aris, Ryan langsung bisa merasakan perubahan ekspresi diwajah Shina. Dan kini akhirnya dia pun tahu bahwa ternyata orang itu memang benar Aris.
"Ya ampunn.. Aku tidak mengira bahwa hal ini akan terjadi pada kalian." ucap Ryan masih tidak percaya
"Kapan ini terjadi??" tanya Ryan kembali
"Baru saja.. Hari ini dia menyatakan perasaannya padaku." balas Shina berbohong
"Apa kau yakin? Maksudku.. bukan kau duluan kan yang mengungkapkan perasaanmu padanya? Ryan meledek
"Apa maksudmu?" balas Shina tidak senang dan malu.
"Ohh.. Pantas saja dia berkata seperti itu ditelpon dan langsung menutup telponnya." balas Ryan
"Apapun itu aku senang, akhirnya aku tidak mempunyai rival lagi.. Selamat ya Shina!" ucap Ryan bahagia
"Oh iya Ryan.." ucap Shina tiba-tiba
"Apa kau bisa membantu Aris? Sepertinya gara-gara hari ini dia ijin, dia akan mendapat masalah besok dikantor, terlebih tadi Jessy juga sempat memergoki kami disini.."
"Bisakah kau membantu Aris agar dia tidak dipecat atau diberi sanksi. Kasihan dia.. gara-gara aku masa karirnya akan hancur." ucap Shina sedih
"Bagaimana aku bisa membantunya. Kau pikir aku yang punya perusahaan tempatnya bekerja itu, hah?" balas Ryan
"Tidak bisakah kau mengambil alih perusahaan itu? Aku lebih tenang kalau Aris bekerja di bawah perusahaan naunganmu dibanding dengan wanita jalang itu.. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukannya nanti terhadap Aris." Shina mencoba memohon pada Ryan
"Sebenarnya dulu aku sempat ingin mengambil alih perusahaan itu. Aku berniat untuk mengambil alih lalu menyingkirkan Aris dari sana, tapi begitu tahu bahwa Jessy yang mempunyai perusahaan itu aku pun merasa lega dan mengurungkan niatanku itu.." Ryan bercerita
"Kau.. Jangan coba untuk berpikir untuk menyatukan Jessy dan juga Aris." ucap Shina tidak senang
"Kalau kau berani melakukan itu, aku pastikan Lena akan mengirimkan surat gugatan cerai padamu nanti.." Shina mengancam
"Kalau begitu, kenapa kita tidak bekerja sama saja?" ajak Ryan
"Kau bisa terus bersama dan mempertahankan Aris untuk tetap disisimu dan aku akan membantumu melindungi Aris dari Jessy." Ryan melanjutkan
"Kelihatannya bukan ide buruk.." balas Shina
"Lalu apa balasan yang kau inginkan dariku agar kau mau membantuku melindungi Aris dari Jessy?" tanya Shina penasaran
"Aku membutuhkan bantuanmu agar Papa tidak menginginkan atau mengangkat Aris menjadi anaknya. Aku tidak mau Papa mertuaku itu berhubungan dengan Aris lagi dimasa depan.. Itu akan sangat menggangguku" Ryan menjelaskan masalahnya
"Baiklah, tapi aku ingin satu kondisi lagi agar kita bisa lebih mulus menjalani kerjasama kita ini." ucap Shina menjawab
"Apa?" tanya Ryan
"Aku akan membantumu dan menuruti keinginanmu asal kau bisa mengambil alih Jaya Corp itu" ucap Shina
"Kalau kau tidak mau, maka aku akan menyuruh Aris untuk menyetujui dan menerima usulan dari Papa mertuamu itu untuk bekerja diperusahaannya." lanjut Shina
Shina terlihat sedikit mengancam Ryan. Sebenarnya dia juga tidak menginginkan Aris untuk bekerja diperusahaan Papa mantan pacarnya itu, tapi dia tidak terpikirkan cara lain. Hanya dengan Ryan mengambil alih Jaya Corp Shina dapat tenang membiarkan Aris bekerja disana tanpa pengaruh Jessy.
Sementara disisi lain, Ryan terlihat tidak senang mendengar kesepakatan yang ditawarkan oleh Shina ini. Dipikirnya gampang mengambil alih perusahaan yang dia sudah tahu jelas bahwa pemiliknya akan mewariskan perusahaannya tersebut kepada cucunya, pikir Ryan saat itu. Akan tetapi, karena kali ini dia membutuhkan bantuan Shina untuk terus berada disisi Aris dan mengawasinya, maka dia pun menyetujui persyaratan tersebut.
"Baiklah, aku akan berusaha mengambil alih Jaya Corp. Aku juga kan sudah memiliki 17% saham disana" ucap Ryan
Dalam hatinya dia berkata, "Semoga Heru belum menjual saham Jaya Corp miliknya itu."
Sementara Shina dia terlihat senang saat itu. Menilik kedudukan Ryan, tidak ada yang tidak mungkin dilakukannya kan, pikirnya saat itu.
Dan mereka pun mulai menjalin hubungan kerjasama mereka yang saling menguntungkan itu. Hingga kemudian,
"Hey Shina, kalau kau mau.. kau bisa meminta bantuan dariku untuk membuat Aris semakin tertarik dan tergila-gila padamu." Ryan menawarkan
"Tidak perlu terima kasih.. Aku percaya kok dengan kemampuanku sendiri. Aku hanya perlu berusaha merawat diriku sendiri agar bisa selalu tampil cantik didepannya nanti.." balas Shina menolak Ryan
"Kau pikir hanya dengan cantik maka pria akan setia dan terus berada disisimu? Dengar Shina, ada beberapa hal yang diinginkan pria dari wanita selain kecantikannya itu.." ucap Ryan yang membuat Shina penasaran
"Tapi karena tadi kau bilang tidak perlu jadi yasudah.." Ryan hendak bangkit berdiri untuk meninggalkan Shina saat itu
Shina yang penasaran kemudian kembali menahan Ryan untuk duduk lebih lama bersamanya.
"Tunggu dulu.." ucap Shina tiba-tiba menahan Ryan
"Kau jelaskan lebih detail masalah tadi." lanjut Shina
"Baiklah kau dengarkan baik-baik ya.. Bila perlu kau catat ini diotakmu. Pertama, pria itu suka oleh wanita yang selalu memanjakannya.."
"Ada dua hal yang bisa kau lakukan disini, manjakan dia diperut dan juga saat di malam hari.. Kau tahu maksudku itu kan. Layani dia dengan baik dengan membuatkan makanan kesukaannya dan juga layani dia diranjang. Kau bisa menggunakan pakaian seksi atau memakai wewangian saat malam hari untuk membangkitkan hasratnya. Pria senang jika wanitanya berinisiatif melakukan hal itu.."
"Kemudian yang kedua, selalu turuti dan patuh terhadap apapun yang dikatakannya. Kau jangan keras kepala dan membantahnya. Karena pria itu egonya tinggi dan dia tidak suka kalau dibantah, terlebih lagi oleh seorang wanita.."
"Dan yang terakhir, Kau harus bisa selalu menjadi andalannya. Maksudku buat dirinya untuk selalu bergantung padamu.. Dengan melakukan semua hal itu maka Aris akan semakin cinta dan berpikir dua kali jika dia berniat ingin meninggalkanmu Shina.."
Shina terlihat serius mendengarkan semua masukan dan saran dari Ryan tadi. Bahkan, sanking seriusnya sehingga membuat Ryan tidak tahan untuk kembali menggodanya.
"Kalau kau mau aku bisa membantumu memilih underwear atau lingerie yang akan kau gunakan nanti malam bersama Aris.." goda Ryan yang membuat Shina malu dan tersadar dari lamunannya
"Aku sarankan pilihlah yang bermotif seperti macan atau berenda.. Biasanya pria lebih menyukai hal itu.." lanjut Ryan sambil tersenyum meledek Shina
Namun saat itu Shina malah menjawab Ryan dengan berkata,
"Ngomong-ngomong sekarang ini aku sedang menggunakan underwear yang bermotif macan dan berenda itu. Kau ingin lihat tidak Ryan? Kalau kau mau, aku tidak keberatan memperlihatkannya sedikit padamu?"jawab Shina yang dibalas dengan ekspresi ketakutan dan panik dari Ryan
Dan tak lama dari itu, Ryan pun langsung berdiri pamit dan meninggalkan Shina yang masih tersenyum melihat ke arahnya.