Saat Aris dan Shina sedang bercanda mesra, tiba-tiba handphone Aris berdering. Aris pun terkejut melihat bahwa panggilan telpon tersebut berasal dari Ryan, hingga kemudian
"Siapa yang menelpon?" tanya Shina penasaran
"Ryan.." jawab Aris dengan ekspresi yang tidak biasa
"Tidak usah diangkat.. Dia pasti akan membuat masalah lagi denganmu." Shina menyarankan Aris
"Tapi, bisa jadi ini penting. Tidak biasanya kan dia menelpon seperti ini. Apalagi setelah insiden terjadi di Rumah Sakit tadi. Mungkin sesuatu telah terjadi.." jawab Aris
"Ohh.. rupanya bukan masalah Ryan yang kau khawatirkan tapi calon mertuamu itu.." balas Shina cemburu
Aris yang mengetahui bahwa Shina sedang cemburu padanya dibuat tersenyum, kemudian dia berkata
"Kalau kau mau, kau bisa menjawab panggilannya.." Aris memberikan handphonenya pada Shina
Tanpa ragu-ragu kemudian Shina mengambil handphone tersebut dan menjawab panggilan dari Ryan
"Halo Aris.. Bisa aku bicara dengan Shina sekarang. Ada hal penting yang ingin kubicarakan padanya.." ucap Ryan dengan nada gusar
"Ya Ryan, ini aku. Ada apa?" jawab Shina
"Hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Shina kembali yang berhasil membuat Aris penasaran
"Aku tidak bisa menyampaikannya ditelpon. Kau dimana sekarang? Bisa kita bertemu??" balas Ryan
"Sekarang.. Oh, aku sedang berada di Mall dengan Aris. Kau mau datang kesini?" jawab Shina
"Dengan Aris??" tanya Ryan memastikan
"Iya.." balas Shina
"Tidak.. tidak.. Kita tidak bisa membicarakan masalah ini didepannya."
"Memangnya kenapa? Memang hal penting apa yang ingin kau bahas berdua denganku?" tanya Shina penasaran
Tidak biasanya Ryan mengajak Shina bertemu seperti ini, terlebih lagi dia hanya ingin mereka berdua saja yang bertemu saat itu, karena Shina tahu kalau Ryan selalu saja menjauh dan menghindarinya.. tapi kali ini dia justru mengajaknya untuk bertemu dan berdua saja.
Sementara disisi lain, Aris terlihat tidak senang. Meskipun Shina telah mengungkapkan perasaan cinta padanya tapi dia masih merasa khawatir. Terlebih saat mendengar Ryan mengajaknya ketemuan dan hanya berdua saja. Dia takut perasaan Shina akan goyah dan Shina kembali mencintai Ryan seperti dulu. Untuk itu dia pun dengan cepat mengambil handphone dari Shina sambil berkata pada Ryan,
"Shina.. dia tidak akan pergi kemanapun untuk menemuimu.." Kemudian Aris pun langsung menutup telponnya
Shina yang melihat respon Aris pun tersenyum. Hingga kemudian
"Kau.. Apa kau cemburu pada Ryan?" tanyanya
"Iya benar. Aku tidak suka dan cemburu padanya.." jawab Aris secara terang-terangan
"Shina.. Kau kan baru mengakui perasaanmu padaku. Bagaimana kalau seandainya nanti saat bertemu dengan Ryan kau kembali jatuh cinta padanya?" Aris melanjutkan
"Apa menurutmu aku akan begitu?" tanya Shina meledek sambil tersenyum karena dia terlihat senang ketika melihat Aris cemburu pada Ryan
"Aku tidak tahu. Aku tidak bisa memprediksinya. Karena kau ini susah ditebak. Kau termasuk jenis wanita langkah yang belum pernah aku temui sebelumnya.." Aris menjelaskan
"Tidak mudah menebak bagaimana perasaanmu. Dan yang ku tahu, pasti sangat sulit bagimu untuk mengungkapkan perasaanmu tadi padaku.. Tadi itu kalau tidak secara sengaja, kau tidak akan mungkin mengungkapkannya kan?" tanya Aris
"Bagaimana kalau aku ralat perkataanku yang barusan?" tanya Shina kembali menggoda Aris
"Meralat perkataanmu.. apa itu mungkin? Dengar Shina, manusia itu tidak mau menjilat ludahnya sendiri.." Aris berusaha menjelaskan
"Kalau itu aku, aku rasa aku tidak masalah untuk melakukannya.. Kau ingin lihat??" jawab Shina menantang yang berhasil membuat Aris terkejut
Tiba-tiba Shina mendekat dan langsung mencium Aris. Kali ini bukan sekedar kecupan singkat seperti yang dilakukan oleh Aris tadi tapi benar-benar sebuah ciuman. Aris yang tadinya sempat terkejut kemudian meresponnya. Dia membalas ciuman Shina dan lidah mereka saling terpaut. Mereka berdua terlihat menikmati ciuman panas dan dalam itu, hingga tiba-tiba suara handphone Aris kembali berdering. Ya benar, itu dari Ryan. Shina yang telah mengetahui hal itu kemudian langsung melepaskan diri dari ciuman Aris. Kemudian dia berkata,
"Kalau aku menerima telpon ini dan bertemu dengan Ryan kau tidak keberatan kan?" tanya Shina kembali pada Aris
"Tenang saja, aku tidak akan kembali dan jatuh cinta padanya karena aku tidak mau membuat pria bodohku ini khawatir.." ucap Shina tersenyum sambil memegang pipi Aris
"Baiklah, tapi ada syaratnya.." jawab Aris
"Apa?" tanya Shina penasaran
"Kita harus mereview ulang mengenai kontrak pernikahan kita. Maksudku aku ingin semua kesepakatan kontrak itu dibatalkan dan mulai sekarang status kita berdua resmi sebagai suami istri sebagaimana yang seharusnya terjadi." jawab Aris
Shina mengangguk menyetujui persyaratan dari Aris. Kemudian dia kembali mengecup bibir Aris singkat sambil mengatakan "Terima Kasih.."
Shina kemudian pergi sekitar 100 meter dari depan Aris untuk menjawab panggilan telpon Ryan.
Sementara Aris, saat itu dia merasa senang. Karena kini statusnya telah berubah dari suami kontrak menjadi suami yang sebenarnya, tanpa ada embel-embel apapun dibelakangnya.
Saat itu Shina dan Ryan,
"Halo.." ucap Ryan ketika Shina sesaat mengangkat telpon
"Ya Ryan katakanlah.. Kau ingin kita bertemu dimana nanti?" tanya Shina
"Di Mall itu tidak masalah. Asal jangan sampai ada Aris disekitar kita saat bertemu nanti." balas Ryan
"Baiklah, aku akan menunggumu disini. Jam berapa kau akan datang?"
"Sekarang.. Sekarang aku akan menuju kesana." balas Ryan
"Ahh iya, hampir lupa.. Aku kan tidak membawa handphoneku Ryan. Jadi aku akan menunggumu di restoran steak dilantai 2."
"Oke." dan Ryanpun langsung menutup telponnya.
Sesaat setelah Ryan menutup telpon, Shina kemudian kembali menghampiri Aris.
"Aku akan bertemu dengan Ryan sekarang, nanti dia akan kesini sebentar lagi. Dan kita berdua akan bertemu dan membicarakan masalah kami di restoran steak dilantai 2. Kau tidak keberatan kan?" tanya Shina pada Aris
"Tentu saja.." balas Aris
"Aku senang karena kau sudah melakukan tugasmu sebagai istri dengan baik dengan melaporkan semua masalah ini padaku.." Aris tersenyum
"Mulai sekarang, kemanapun kau pergi, dengan siapa, atau apapun kegiatan yang akan kau lakukan kedepannya, kau harus memberitahukan semuanya padaku.. Kita harus mengabari satu sama lain agar tidak merasa khawatir dan cemas.." ucap Aris
"Apa kau juga melakukan ini dengan Lena dulu?" tanya Shina tiba-tiba
"Tidak. Lena sendiri yang biasanya selalu mengabariku dan memberitahukanku mengenai semua kegiatan yang dia lakukan karena dia tidak ingin membuatku cemas." balas Aris
"Kalau aku dengan Ryan dulu, tanpa aku kabari dan laporkan, dia sendiri bisa dengan mudahnya mengetahui segala macam kegiatan dan aktivitasku seharian.." Shina menjelaskan
"Dengar Shina, apapun yang kau lakukan dulu dengan Ryan di masa lalu, semuanya tidak perlu menjadi patokan atau pedoman bagi kehidupan kita yang sekarang. Ryan adalah masa lalumu dan sekarang masa depanmu adalah aku.." ucap Aris serius sambil menatap mata Shina sambil memegang kedua tangannya
"Meskipun mungkin kau belum terbiasa dengan hal ini, aku akan berusaha semampuku untuk membantumu.. membuatmu menjadi terbiasa. Memang sulit untuk melepaskan diri dari bayang-bayang di masa lalu, terlebih mereka tinggal bertetangga dengan kita.."
"Aku ingin.. tidak hanya aku yang berjuang disini tetapi kau juga. Kita bersama harus saling membantu satu sama lain agar kita bisa terlepas dari bayangan masa lalu dan menerima kehidupan kita yang sekarang. Jadi, kau mau kan membantuku untuk kita dapat berjuang bersama dalam pernikahan kita ini?" tanya Aris pada Shina
Shina mengangguk menjawab pertanyaan Aris. Kemudian Aris pun merespon dengan mengelus-ngelus kepala istrinya itu.
"Kalau begitu aku juga akan pergi. Aku akan pergi ke kantor Papanya Lena sekarang, PT. Wiguna Utama. Karena sebelumnya beliau berpesan padaku untuk menemui dan menjemput Pak Asep supirnya itu disana. Kau tidak keberatan kan kalau aku pergi kesana?"
Shina terlihat mengangguk menjawab pertanyaan Aris. Meskipun sebenarnya dirinya tidak suka Aris masih terlibat hubungan dengan Papa mantan pacarnya itu. Kemudian,
"Ahh.. ini kau pegang saja handphone dan kartu atm-ku. Handphoneku tidak dikunci dan nomor pin atmku 7nya 6x " Aris menyerahkan handphone dan kartu atm-nya
"Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Shina khawatir
"Tenang saja, aku masih menyimpan uang cash didompetku dan aku rasa cukup untuk ongkosku bolak-balik pergi.. Kita langsung bertemu diapartemen nanti. Kau hati-hati.." ucap Aris sebelum meninggalkan Shina pergi
"Kalau begitu aku pergi dulu.." Aris berpamitan dengan Shina.
Saat itu sebenarnya Aris ingin memeluk Shina tapi dia terlihat malu. Hingga kemudian Shina kembali memanggilnya,
"Ariiss.." teriak Shina sambil kembali menghampiri Aris
Sambil mengecup pipinya Shina berkata,
"Kau juga hati-hati ya. Jaga dirimu baik-baik.. Aku tunggu kau diapartemen nanti"
Aris tersenyum dan kemudian dia pun pergi. Sementara Shina, dia terus memandangi Aris saat itu sampai bayangan Aris tidak terlihat lagi dimatanya.