Setelah Aris dan Shina memesan tiket bioskop.
"Masih ada waktu satu jam sebelum kita nonton. Apa kau ingin makan atau membeli sesuatu?" ajak Aris pada Shina
"Sebenarnya ada yang ingin aku beli. Bisa aku meminjam kartu atm-mu, nanti uangnya aku ganti." pinta Shina
"Kalau begitu ayo kita pergi bersama untuk membeli barang yang kau inginkan itu" Aris menjawab
Sebenarnya saat itu, Shina malu. Dia ingin membeli baju kemeja Aris sebagai ganti dari baju yang dikenakannya itu tanpa sepengetahuan Aris. Akan tetapi, karena Aris mengajaknya untuk pergi bersama, jadi mau tak mau Shina harus mengikuti keinginannya. Toh aku juga nanti akan meminjam kartunya itu untuk membayar. Mumpung dia ikut, jadi bisa sekalian mengukurnya langsung dibadannya, pikir Shina saat itu.
Saat masuk ke counter pakaian, Aris terkejut karena Shina justru masuk ke area pakaian pria. Dia terlihat berkeliling sambil melihat beberapa kemeja disana, hingga kemudian
"Aris.. menurutmu mana yang bagus, garis-garis atau kotak-kotak? Mana yang lebih sesuai seleramu?" tanya Shina sambil memegang kemeja tersebut di tangan kanan dan kirinya
"Kalau aku, aku tidak terlalu suka yang bermotif. Aku lebih suka yang polos.." jawab Aris yang membuat Shina terheran dan menarik nafas panjang
"Ya ya.. sama seperti orangnya yang polos, seleranya juga kemeja polos." keluh Shina sambil meletakkan kembali kedua kemeja tadi
Kemudian Shina pergi mencari-cari kemeja ditempat lain. Sementara Aris,
"Hey Shina, memangnya kau ingin membeli baju kemeja itu untuk siapa. Ini kan semua kemeja pria. Apa kau ingin menggunakan kemeja itu untuk dirimu sendiri?" tanya Aris heran
Shina tidak mempedulikan dan menjawab pertanyaan Aris. Dia masih terlihat serius memilih kemeja. Hingga..
"Kalau yang ini bagaimana?" tanya Shina kembali
"Karena kau putih, aku rasa warna apa saja akan cocok untukmu." jawab Aris
Kemudian Shina berjalan maju mendekati Aris dan mengukur kemeja tadi dibadannya. Karena badan Aris jauh lebih tinggi dari Shina (mungkin perbedaan tinggi mereka sekitar 20an sentimeter), sehingga membuat Shina kesulitan untuk mengepaskan kemejanya. Hingga kemudian
"Aris, aku ingin lihat kau menggunakan kemeja ini." pinta Shina
Aris kemudian menyetujuinya. Sesaat setelah Aris mengepaskannya ditubuhnya. Shina kemudian mendekat dan membantu Aris memakai kancing kemejanya tersebut dari kancing terbawah. Ketika Shina mulai agak kesulitan untuk mengaitkan kancing dibagian atas, Aris tiba-tiba menurunkan posisi tubuhnya untuk memudahkan Shina mengancingkannya. Saat itu, jarak muka mereka terlalu dekat dan Shina pun terlihat malu karena Aris terus menatapnya dari jarak sedekat itu.
"Kau kancingkan sendiri sisanya." ucap Shina tiba-tiba sambil memalingkan wajahnya karena malu terus ditatap Aris
"Kenapa tidak menyelesaikannya? Padahal kan tinggal sedikit lagi.. Aku juga sudah menurunkan posisi tubuhku." ucap Aris dengan nada kecewa sambil sedikit meledek
Shina terdiam tidak merespon. Dia takut wajahnya sudah bersemu merah saat itu. Dia masih sedikit memalingkan wajahnya dari Aris, sehingga Aris kemudian kembali menegakkan tubuhnya dan mulai mengancing kembali kemejanya. Setelah itu,
"Bagaimana?" tanya Aris yang membuat Shina menoleh ke arahnya
"Masukkan kemejanya. Masa kau memakai kemeja seperti itu" ucap Shina sambil mengernyitkan keningnya
"Ohh iya.." Aris kembali melipat sebagian kemejanya dan memasukkan bagian bawah ke dalam celananya
Kemudian,
"Yah.. Bagus sekali. Sangat cocok dan pas ukurannya dibadanmu." ucap Shina senang
Aris yang baru menyadari kalau kemejanya sepertinya memang dibeli untuknya, kemudian bertanya.
"Memangnya ini untukku?"
"Iya.." jawab Shina
"Memang kau pikir aku akan menggunakan kemeja itu untuk diriku." lanjut Shina kemudian
"Tapi Shina.. Sebenarnya kau tidak perlu membelikanku ini. Maksudku, kemajaku yang kau pakai itu kan tidak kenapa-kenapa. Masih bisa kugunakan.." balas Aris merasa tidak enak
"Anggap saja aku membelikanmu ini sebagai hadiah.. Jangan kau tolak!" ucap Shina
"Kau telah melakukan banyak hal untukku Aris. Hanya balasan seperti ini yang dapat kulakukan.."
"Lagipula, aku tidak suka melihatmu yang hanya menggunakan kaos itu. Belum lagi lengannya yang robek tadi. Dan juga, kita nanti akan menonton film kan. Dibioskop nanti sangat dingin, tidak mungkin kau hanya memakai kaos tipis itu.." Shina menjelaskan panjang lebar
Saat itu Aris tiba-tiba mendekat dan langsung memeluknya yang membuat Shina berhenti mengoceh seketika.
"Terima kasih.. Aku tidak tahu kalau kau begitu baik dan perhatian. Sampai-sampai memikirkan sejauh itu dan membelikan kemeja ini untukku." ucap Aris sambil memeluk Shina
Shina yang tegang dan mematung itu kembali membuat Aris tersadar dan langsung kembali melepas pelukannya.
"Ah, Maaf..! Karena terlalu gembira aku jadi melakukan hal ini. Maafkan aku karena telah memelukmu secara tiba-tiba tadi." ucap Aris salah tingkah sambil melepaskan pelukannya
"Iya tidak apa-apa." jawab Shina canggung sambil nemalingkan wajahnya
"Kau urus pembayarannya dikasir, nanti uangnya ku ganti. Dan.. Ohh, kemejanya langsung kau pakai saja ya.. Aku akan menunggumu disini." lanjut Shina berkata
Dan Aris pun pergi meninggalkannya untuk melakukan pembayaran dikasir. Sementara Shina,
"Ya Tuhan.. Aku benar-benar tidak menyangka kalau dia akan memelukku seperti tadi." ucap Shina senang sambil memegang dadanya menggunakan tangan
"Aduhh.. Bagaimana ini.. Kyaa.." Shina tersenyum histeris didalam hati sambil memejamkan kedua matanya dan memegang pipinya
Kegembiraannya berubah seketika, ketika dia mendengar suara pria yang sangat dia kenal menyapa ke arahnya
"Shina..??" ucap Pria tersebut
Shina pun langsung terkejut ketika dia membuka matanya
"Roy.. " ucap Shina dengan nada tidak senang
"Ya ampunnn.. Ternyata ini benar kau Shina." ucap Roy takjub sambil berkeliling memandangnya
"Ternyata kau juga bisa berpenampilan seperti ini. Aku bahkan hampir tidak mengenalimu." ucap Roy tersenyum
"Shina, apa yang kau lakukan ditempat ini?" tanya Roy heran
"Kau sendirian?? Tunggu dulu.. Itu bukannya pakaian tidurmu yang tadi pagi kau kenakan kan?" Roy terus menginterogasinya
Saat itu Shina memilih menghindar dan pergi menjauhi Roy untuk pergi menyusul Aris dikasir. Tapi disisi lain, Roy tidak menyerah dan tetap mengekorinya. Hingga kemudian, saat Aris telah selesai melakukan pembayarannya, dia terkejut melihat ada Roy dibelakang Shina.
"Roy?.." ucap Aris tidak senang
Shina berjalan hingga mendekati Aris kemudian dengan cepat dia langsung menggandeng tangannya dan berkata,
"Aku pergi kesini bersama suamiku Aris. Kenapa? Apa ada yang aneh dengan hal itu??" balas Shina seolah menjawab semua pertanyaan dari Roy tadi
Mendengar hal itu, Aris merasa senang. Dia begitu bahagia saat Shina menggandeng tangannya sambil menyebutnya dirinya sebagai seorang suami saat itu. Walaupun dia sangat tidak menyukai Roy, entah kenapa untuk sesaat dia berharap agar Roy bisa muncul terus dikehidupannya, agar Shina bisa bersikap seperti sekarang dan mengandalkannya sebagai seorang suami.
"Sudah ya Roy, kami akan pergi menonton dulu. Ayo Sayang.." ajak Shina pada Aris
Saat itu Roy begitu terkejut mendengar ucapan Shina. Bahkan, setelah Shina dan Aris berlalu, dia masih mematung ditempatnya itu. Dia terlihat tidak senang. Hingga beberapa saat kemudian, dia mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.