Chereads / Oh Shit My Little Sister / Chapter 6 - He is lady killer

Chapter 6 - He is lady killer

Matanya terbuka perlahan. Saat masih merasakan kehangatan di dekapannya, bibir merah itu sontak mengulas senyum hangat namun juga bercampur seringaian. Ternyata ia brengsek juga.

Menyingkap selimut, hidung mancungnya menghela nafas lega karena ia ternyata bisa menahan libidonya untuk tidak menerobos sang adik.

Kembali mengeratkan pelukan, dengan menyematkan beberapa kecupan di wajah, terutama di bibir kecil kenyal dan manis itu, Tian bangun dari ranjang. Membuka layar ponsel dan terkejut karna jam sudah menunjukkan pukul 00.02 WIB.

Mendesah pelan, ia menatap khawatir pada Tita yang bahkan belum makan sedari pulang sekolah. Namun jika ia bangunkan saat ini juga, kasihan adik kecilnya itu. Jadi ia memutuskan untuk membiarkannya dan akan membangunkan besok pagi.

Tian mengerang sembari mengepalkan tangannya saat tak sengaja tangan Tita menamplek juniornya saat mulet. Ia melihat di bagian itu yang sudah mulai menunjukkan batang hidungnya. Shit!! ia butuh pelampiasan segera.

Sebelum pergi untuk menuntaskan apa yang tak sengaja dimulai, ia dengan alot memakaikan lagi pakaian Tita, dengan beberapa kali mengusap dan mengecup di sana sini.

And yeah! dia sudah seperti psychopath peddofil.

Tak ingin terjerumus ke hal yang lebih bahaya, Tian mengecup dahi Tita dan segera beranjak dari sana, menuju ke bar langganannya menuntaskan gairah.

Sesampainya di bar, Tian yang baru saja duduk setelah memesan minuman pada bartender langsung diserbu oleh tiga wanita bayaran di tempat bising dan pengap ini.

Asap rokok yag mengepul dan bau sex yang terlalu tajam sebenarnya membuatnya mual. Lebih nyaman di rumah, seranjang dengan adiknya. Hell yeah! itu hal yang menyenangkan!

"Minum bro! telat amat datangnya?" Tian melepas paksa tangan-tangan yang sudah menggerayanginya. Menenggak minuman dalam gelas kecil yang bartender suguhkan dalam sekali tegukkan.

"Noh mereka udah gak bisa nahan napsunya, sana dah" ucap sang bartender membuat Tian memandangnya jengah.

Beralih pada ketiga wanita bayaran itu, mereka sudah menatap lapar dan penuh harap pada pria berdada bidang yang terbalut dalam hoodie maroon. Namun tidak lagi ketika pria itu justru mendelik tajam dan dalam sekali sentakan berdiri hingga mereka terpaksa melepaskan gelayutannya.

"Kasih gua private room Rick" Erick, sang bartender yang sudah hapal tingkah temannya sekaligus pelanggannya hanya menggeleng geli. Namun setelah itu ia memang menuruti kemauan customernya itu.

Tian yang sudah menunggu di salah satu kamar vip mengernyit heran dan tak suka melihat siapa yang menjadi pemuas napsunya malam ini. Memang tubuhnya menggiurkan seperti gitar spanyol, tapi ia tentu tak lupa dengan prinsipnya.

Pandangan tak suka itu berubah menjadi tajam dan marah saat dengan tak tau malunya wanita itu mulai menggodanya.

"Stop! don't touch me!" peringatnya membuat wanita itu sontak menghentikan aktivitasnya mengusapi dada Tian.

"Kenapa honey? bukankah kau semalam juga menikmatinya?" tanya wanita itu sensual.

"Gue gak mau bekas" jawab Tian sarkas. Tanpa melihat bagaimana ekspresi wanita itu yang sudah menunduk.

"aku sudah sangat lama menyukaimu" ucapnya putus asa karena ucapan menyakitkan tadi.

Dan wanita itu pikir ia bisa menarik simpati seorang Tian? Hell no!!

"Keluar" ucap Tian tak menggubris isakan kecil wanita yang kini sudah terduduk di lantai.

"Tapi aku menyukaimu!"

Tatapan mata Tian menatap nyalang pada wanita itu.

"Lo pikir? Sebrengseknya gua, tetep aja gua mau yang terbaik!"

"Tapi karena kalian!! kami menjadi seperti ini!! karena sikap manis kalian kami menjadi bodoh seperti ini!!"

Tian yang hampir mencapai gagang pintu terhenti mendengar teriakan itu. Rahangnya mengeras. Ia berbalik mendekati wanita itu dan berjongkok di depannya.

"Jika kami! bisa dengan kuat memaksa, maka harusnya lo! kalian! bisa memberontak!! sekuat tenaga menjaga kehormatan lo sebagai wanita!! tapi apa?! bahkan lo nikmati profesi 'kupu-kupu malam' lo! "tandasnya sebelum kembali melangkah.

"Tapi aku mencintaimu!!!"

Kembali langkahnya terhenti, namun hanya sejenak saat ia kembali melanjutkan langkahnya sembari mendengus geli.

"Dan gua ga sama sekali" ucapnya sembari menutup pintu keras. Meninggalkan wanita itu dan berjalan menghampiri Erick yang tengah asik meracik minuman.

"Gua pindah kamar! buru cari yang baru"

Erick menoleh sejenak lalu terkekeh.

"Belum puas hmm? satu lobang gak cukup?"

"Gak usah ngebacot"

"Haha oke-oke"

Tian menyeringai puas sembari mengambil kunci pintu di tangan Erick. Berjalan menuju tempat itu dan kembali melakukan ritual malamnya dengan keras sembari meneriakan satu nama tak terduga yang memenuhi imajinasi liarnya.

"Tita!!!"

*****

Jejak dung jejak :)))