Chereads / kaki ku kebesaran (my big foot) / Chapter 33 - Pertandingan Terakhir

Chapter 33 - Pertandingan Terakhir

Sinar lampu di pagi hari sungguh sanggat menyilaukan mata ini, lampu ini memang telah di atur akan menyalah ketika jarum kecil itu telah menunjukan pukul 06.00 pagi hari, lampu itu tepat menyoroti mata mereka berdua yang telah terlelap, mereka berdua mengeryitkan dahi , mengerutkan alis, dan membuka mata dengan perlahan

" Hmmmm….. sudah pagi.." El meregangkan kedua tangan nya dengan kuat, hingga mata nya tiba-tiba menatap tubuh Ed berada tepat di samping nya, dengan tangan nya yang masih merangkul nya

" Pagi…." Ed menatap El dan mengucapkan salam , sama sekali belum sadar dengan apa yang terjadi

" Pagi…" Sahut El menyapa. Aneh.. seperti nya ada sesuatu yang aneh.. tapi apa itu? Mereka berdua saling menatap, menyelidiki siapa orang di hadapan nya?

Tunggu… ada yang aneh…, ini bukan kamar ku…, aku di mana? Kenapa dia ada di sini? Kenapa kami berdua di sini? Otak nya memutar kejadian tadi malam.. dan..

" AKHHHHHHHHHHHHHHHH......" Teriak mereka berdua serempak, ketika menyadari apa yang terjadi, El segera menarik selimut dan menutupi diri nya, sementara Ed menarik seprai ranjang hingga terlepas.., mereka saling menatap dan menelan ludah. Ed segera mengintip di balik selimut.. berharap ia tidak mendapati sesuatu yang ganjal,ia menatap kea rah celana nya yang masih berada di tempat nya, celana itu sama sekali tidak berubah posisi.. , dan ia menarik nafas lega, begitu pun dengan si El, dia menatap kearah balik selimut, memeriksa secara detail jika pakaian nya masih lengkap terpasang, dan El ikut menarik nafas lega

Suara derap langkah sangat kuat mulai mendekati pintu kamar, membuat El dan Ed saling menatap dan kembali menahan nafas… saat pintu kamar itu terbuka

" APAAAAAAAA? Ada apa? " Mama El masuk dengan sapu di tangan nya " Lelaki itu mana? Apa yang terjadi?" Mama El menatap kesekeliling dan mendapati Ed masih di kamar itu menutupi diri nya dengan seprai

" Kecoa… ada kecoa terbang ma…" El mencari alasan untuk menyelamatkan mereka berdua

" Kecoa? Hanya karena kecoa kalian berdua berteriak…, dan kau sebagai laki-laki takut dengan kecoa? Menyedihkan…cepat keluar.. aku sudah membuatkan kalian sarapan" Mama El kembali keluar kamar

"Sungguh El… aku rasa aku akan mati muda …, jantung ku… hampir lepas" Ed menatap El sambil mengelus dada nya. El mengangguk setuju dengan Ed

Tepat di atas meja, aku , Ed , papa dan mama berada di meja makan yang sama, saling menatap kikuk , terutama kami berdua yang hanya berani menunduk tanpa berani menatap mata mereka yang sedang menatap kami , mata yang mengitimidasi, bahkan rasa makanan ini sangat hambar di lidah ku. Mungkin lebih nikmat jika aku memakan semangka itu saja.., mencuci mulut ku dengan semua air di buah itu.

El mengulurkan tangan nya untuk mengambil sepotong semangka yang tinggal satu di piring tersebut, di saat bersamaan tangan Ed juga bergerak kea rah semangka, tangan mereka bersentuhan tanpa sengaja, membuat mereka kaget dan langsung menarik tangan mereka berdua dengan cepat secara serempak, gerakan itu tertangkap oleh mata elang si mama. Mama menatap gerakan kikuk mereka berdua, mama menatap Ed yang sedang minum air dengan tangan gemetar, dan melihat anak nya sendiri sibuk meremas tangan nya sendiri

" Ada yang terjadi tadi malam?" Mama El membuka mulut nya menyuapi makanan sambil menatap reaksi mereka berdua

Ed langsung menyemburkan semua minuman nya, dan dengan terbatuk-batuk, mereka berdua menjawab " Tidak ada"

" Ingat kata ku kemarin?" Mama El langsung mengambil sumpit dan mematahkan nya di depan mereka berdua

" Anu… tante.. makanan nya sangat enak, sungguh aku berterimakasih.., aku pamit dulu tante.. om…, saya berangkat dulu" Ed yang tergagap segera berdiri dan segera berlari dari meja itu

" Aku juga berangkat…" El ikut-ikut berlari dan meninggalkan meja makan

" Keputusan ku sudah bulat…, aku sudah tahu tawaran asuransi apa yang cocok untuk ku… , akhir nya aku sudah mengetahui nya setelah sekian lama memikirkan asuransi apa yang cocok" Ed menganggukan kepala nya

" Apa?"

" Asuransi jantung… , dan asuransi mental.." Jawab Ed mantap

" Jangan bercanda…."

" Sungguh… aku merasa lemas… dalam semalam saja.. jantung ku sudah hampir copot beberapa kali.. di tambah lagi.. besok aku akan bertanding dengan lelaki itu…, aku takut dia akan copot beneran…"

************************************************************************

Lapangan terlihat begitu mengerikan hari ini, jantung ini terus berdetak tidak karuan, pelajaran telah usai, semua siswa dan siswi langsung berlarian kearah lapangan saat ini, tidak ingin ketinggalan dalam pertandingan epik dan mendapati bangku paling strategis , dengan waktu hitungan menit saja bangku penonton telah terisi penuh, semua mulai membicarakan pertandingan ini sejak kemarin tepat saat pengumuman sosmed antar sekolah memberikan tanggal pasti mereka bertanding.

Terus bergoyang.. semakin cepat saja bergoyang, kaki ini terus bergoyang tanpa henti , rasa cemas ini semakin menjadi-jadi saat melihat kepala botak muncul di lapangan sebagai wasit mereka berdua…, apakah si Ed akan memenangkan pertandingan yang menentukan ini? Well mereka telah menyepakati hadiah dari pertandingan ini, yaitu.. akan melakukan satu hal yang di perintahkan oleh pemenang. Selepas dari kalah atau menang.. kami akan mengungkapkan semua sisi gelap si lelaki itu…

Infocus telah terpasang di posisi yang benar, jika kami kalah.. kami akan mempermalukan nya di depan umum dengan menyebarkan nya lewat infocus tersebut, itu rencana Ed untuk mengalihkan isu diri nya ke lelaki berengsek itu, tapi aku berharap Ed menang… aku sangat mengkhawatirkan diri nya.

Kedua bintang itu berada di lapangan.., mereka berdua berjalan mendekat kearah wasit yang telah berdiri di tengah lapangan , memengang bola sambil memengang peluit di tangan kiri nya, Ed memalingkan wajah nya sebentar dan menatap kearah El yang sedang mencengkram rambut nya sendiri dengan kedua tangan sambil sedikit menundukan kepala, Ed tersenyum kecil melihat raut wajah El, memberikan hiburan sebelum bertanding, suara teriakan penonton riuh terdengar saat Ed memberikan senyuman, para pengemar Ed menjerit histeris, dan kemudian Ed teringat hal yang terpenting ada di depan nya.

Wasit menyuruh mereka berdua untuk saling bersalaman terlebih dahulu, peluit telah berada di mulut wasit, bola mulai terangkat.

PRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT

Suara tiupan peluit telah terdengar, bola telah di lempar tinggi ke atas, tanda pertandingan telah di mulai, mereka berdua menatap bola yang melambung tinggi, ancang-ancang untuk meloncat mengambil bola, tanpa sengaja mata mereka berdua bertemu, Ed tersenyum kepada Kenneth, bermaksud untuk mengitimidasi Kenneth.., namun padangan Kenneth tiba-tiba berubah mejadi takut dan merasa jijik, melihat ekpresi itu Ed seperti nya mengerti apa yang di pikirkan lelaki itu, pikiran mereka berdua berkelana ke masa menjijikan itu…, ciuman.. dan rabahan .., membuat bulu kuduk mereka berdua berdiri.

Tubuh mereka bertabrakan kecil saat sama-sama berusaha mengambil bola ,di saat tubuh mereka melambung tinggi dari lantai, pikiran mereka masih berputar kearah kelam itu, pandangan mereka semakin dekat, membuat perut mereka mengelitik mual, tabrakan kecil tersebut, sentuhan kulit tersebut.. memberikan sensasi yang luar biasa menjijikan hingga mereka lebih memilih mendorong satu sama lain dengan tangan mereka dari pada memperebutkan bola, mereka berdua terjatuh terduduk di lantai, bola memantul meninggalkan mereka.

PRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT

Bunyi peluit kembali terdengar , tanda pertandingan di berhentikan sementara, kejadian ini hanya membuat para penonton tercengang, wasit kembali hadir diantara mereka, memberikan penjelasan tentang cara bermain yang seharus tidak pernah terjadi di lapangan, Ed memukul pelan wajah nya untuk menyadarkan diri nya dan tujuan awal nya, tatapan Ed berubah.. ia benar-benar berkonsetrasi penuh.. layak nya dilapangan sepak bola , lapangan favorit nya.

Bola kembali di lemparkan ke atas, dengan tubuh tinggi besar Ed.. dan kekar nya , seharus nya menjadi point tambahan untuk nya, mereka berdua meloncat setinggi mungkin untuk mengapai bola tersebut, mata mereka berdua hanya focus pada bola tersebut, sempat saling memukul bola di udara, dan akhir nya Kenneth yang mendapatkan bola duluan.., tanpa pikir panjang, Kenneth langsung berlari sambil mendribble