Pesta yang damai berubah menjadi arena pertarungan satu lawan satu yang sengit. Zet berhasil mengalahkan lawannya. Dan ujian akhir ini akan segera berakhir.
"Sudah cukup! Setelah ini kalian akan menghadap juri." Sosok pria bertopeng itu menyudahi tengah malam penuh pertarungan
Beberapa menit peserta berbaris rapih, dan para juri masuk ke dalam ruangan. Pada balkon lantai 2 terlihat diisi oleh para siswa Akademi.
"Juri?"
"Ada apa ini?"
"Bukankah itu Steve?"
Tiba tiba sebuah nama muncul, satu persatu peserta maju. Kemudian muncul sosok juri yang mengawasi peserta tersebut dari awal mengikuti Ujian.
Begitu pun giliran Zet, tokoh utama dalam cerita ini. Meski cerita ini bukan novel harem. Zet nampak percaya diri untuk maju.
Sosok gadis berkacamata dengan mantel berdiri disampingnya.
"Adel, akan melaporkan peserta Zet Archana."
Gadis itu menjelaskan latar belakang Zet, dari sekolah umum di kota Murecraf. Ia sering menantang prajurit atau penjaga padar di sana. Penjelasannya cukup teliti dan panjang.
Adel menyimpulkan meski Zet hanya rakyat biasa, namun ia dapat mengikuti adat bangsawan. Namun kegemarannya bertarung menjadi masalah besar.
"Dia itu ceroboh!"
Gadis itu menegaskan bahwa Zet beberapakali ceroboh dalam pertarungan. Beberapa kali ia hampir mati konyol, atau kalah karena perbuatannya sendiri.
Sosok pria berkarisma itu tiba tiba saja redup. Ia begitu percaya diri. Penawaran yang dilakukan Siswa A Class yang duduk di Balkom pun tidak ada yang mengangkat tangan.
Apakah ini akhir petualang Zet?
***
Di sisi lain, berbeda dengan Zet, Charlotte yang memiliki nama panjang Pendoragon ketika maju dan dibacakannya hasil pengamatan.
Sebuah fenomena luar biasa, semua mentor atau yang duduk di balkon mengangkat tangan, termasuk Four Ace.
Sungguh hal ini belum pernah terjadi.
Bahkan Steve orang terkuat di Akademi ini mengakui kemampuannya. Stave adalah The Ace of Spades dan peringkat #1 sebagai siswa terbaik Akademi Forestia.
Kelanjutannya bisa kalian baca pada edisi spesial "Putri Pedang"