Syarat terakhir untuk masuk Akademi Forestia adalah mendapatkan Mentor, teknisnya mentor lah yang memilih muridnya.
"Ia yang akan mengajari, membimbing sekaligus bertanggung jawab atas tindakan kalian selama menjadi murid latihan, satu tahun pertama."
Hanya siswa A Class saja yang dapat menjadi mentor, terkecuali S Class. Pada tahun ini hanya terdapat 20 orang, dan masing masing hanya boleh menerima maksimal 10 murid latihan.
Ditengah pemilihan murid latihan, Zet masih tertegun. Ternyata ia melewatkan satu hal penting.
Aku terbawa suasana
"Jika tidak ada, kontestan atas nama Zet berarti gagal?" Ujar wanita berkacamata
"Tunggu, dasar anak muda. Kau tidak paham ujian masuk ini ya? Seharusnya kau bersungguh sungguh, bagimana bila ini medan perang?" Cecar Margaret di atas balkon khusus The Ace.
Zet tertegun, ia hanya bisa mengatakan benar, dalam hatinya. Namun matanya masih mengisyaratkan semangat yang membara.
Di bawah balkon Margaret ada wanita muda yang mengangkat tangan. Segera Zet menatap ke arahnya.
"Margaret, kalau kau ingin anak muda itu, katakan saja. Atau aku yang akan mengambilnya?" Celoteh, Linda. Wanita berambut hitam ponytail.
Sontak saja membuat Margaret marah, "aku tidak butuh bocah tidak serius seperti dia! Silahkan untukmu yang belum laku laku (jomblo)"
Saling melempar ejekan pun tak terelakan. Zet sudah kembali percaya diri. Ia siap apapun keputusannya.
"Ehem" kembali Adel, wanita berkacamata mengingatkan.
"Baiklan, aku ingin anak muda itu!" Tegas Linda dengan mata penuh kepercayaan.
Zet langsung mengepalkan tangan kanannya di dada. Tanda ia siap. Matanya semakin membara.
"Mohon bimbingannya"
Sebuah kesempatan yang dianggap Zet tidak akan muncul dua kali. Ini menjadi pelajaran yang luar biasa baginya. Untuk tidak bermain main lagi kedepannya. Tetapi siapa yang tahu?
***