Menggunakan seragam rapih, membawa buku dan senjata. Menggunakan bahasa sopan dan etika baris berbaris. Semua itu mendandakan sebagai murid Akademi Forestia.
"Akhirnya tiba saatnya,"
Bangunan akademi yang amat luas, dikelilingi tembok yang tinggi bagai benteng. Memiliki banyak taman dan mansion untuk para murid. Hidup di sini sudah menjadi impian semua orang.
"Anu... Zet-kun, kenapa kita begini?" Gadis dengan topi besar tengah lari mengelilingi Akademi.
"Begini Vivian, ini karena aku mempercayaimu. Ku pikir kamu tau jalan menuju kelas." Pemuda berambut putih dengan sebilah bedang kayu menggeleng dan menepuk dahi.
"Maaf, aku buta arah, hehe"
Untunglah bukan "te-he"
Di hari pertama Zet dan Vivian datang terlambat. Mereka diberi hukuman untuk mengitari Akademi Forestia yang luas itu.
Hingga saat masuk kelas, mereka sudah melewati sesi pemilihan struktural kelas. Syukurlah datang tepat waktu, Zet nampak lega.
"Akhirnya pasangan bodoh datang juga," Ucap gadis dengan gaya Twintail menyilangkan tangan di dada.
"Aku sungguh iri, kalian bisa satu kamar." Pemuda berotot berkomentar.
"Segera duduk, pelajaran kedua akan segera dimulai" pinta Gadis berkacamata dengan nada memerintah.
Kedua insan ini hanya melakukan apa yang mereka harus lakukan. Duduk dan bersiap pelajaran kedua.
Rumor tentang mereka yang berbagi kamar sudah menyebar luas. Ini memang fakta. Vivian tidak mendapatkan patner lain karena semua kamar sudah penuh. Sedangkan Zet yang dirasa rakyat jelata tidak ada yang mau menerimanya, apalagi ketampanannya bisa menyaingi bangsawan.
"Hei, Zet" sapa pemuda berotot tadi, "semalam kamu pasti tidur nyenyak sampai bangun kesiangan ya?"
"Tidak, aku malah tidak bisa tidur."
"Apa??"
Ya karena semalaman aku gunakan untuk berlatih pedang. Apalagi Vivian orangnya pemalu. Baru pagi ini kita akrab.
Salah satu aturan Akademi Forestia adalah untuk membiasakan bersosial. Mereka akan berbagi kamar sesama lelaki, begitu pun perempuan. Terkecuali kasus Zet dan Vivian ini.
"Ngomong-ngomong, siapa ketua kelasnya? Dan kamu siapa?"
"Aku Diego, ketua kelas B/02 adalah Fransiska, wanita ramping berkacamata yang dingin tadi."
Zet melirik ke bangku paling depan dalam barisannya.
Hmm...
Sementara ia duduk di kursi kedua dari belakang tepat di depan Deigo dan di samping jendela.
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa Akademi Forestia memiliki sistem pembagian Class, bukan hanya Kelas untuk mereka mendapatkan Ilmu. Melainkan, Class sosial.
Yang paling rendah adalah C Class, mereka terdiri dari sepuluh kelas. Sulit bagi mereka untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi, kebanyakan akan lulus sebagai Prajurit biasa.
Sementara Zet dan yang lainnya berada di B Class, yang tahun ini terdiri lima kelas. Dari B/01 sampai B/05 mendakan mereka masih murid latihan, dan urutan kelasnya. Kebanyakan lulusan B Class akan menjadi Prajurit Kerajaan, dan tidak banyak akan naik pangkat.
Charlotte sebagai murid dengan nilai ujian paling baik, berada di A Class. Merupakan andalan, dan hanya terdiri satu kelas berjumlah 24 orang di tahun ini. Lulusan A Class sudah bisa menjadi Guru. Dan tentunya akan menjadi Kesatria Kerajaan.
Ada ciri yang dapat mempermudah membedakannya. Warna seragam mereka berbeda. Abu-abu, Biru, dan Merah.
Hmm... Kalau tidak salah, Janne juga A Class.
Kemudian pelajaran terakhir di hari pertama ini adalah Ilmu Pedang, dengan kata lain, Praktik bertarung.
***