Saat ini jam menunjukkan waktu shalat magrib dan mobil cakra sudah bertengger di depan masjid. Cakra ke masjid bukan untuk ibadah melainkan melihat wanita pujaan hatinya. Tak lama terlihat sosok medina yang berjalan masuk kedalam masjid,namun cakra enggan untuk masuk kedalam masjid karena ia memang jarang sekali ibadah.
Tiga pulub menit berlalu namun cakra belum melihat soson medina keluar dari masjid. Dengan enggan cakra keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam masjid. Belum ia melihat kedalam masjid namun di hentikan oleh seorang pria paruh baya.
"Tempat wudhu pria di sebelah sana mas" Ucap pria itu menunjukkan arah dan dengan patuh cakra pun pergi kesana dan mengambil wudhu.
Setelah itu cakra berjalan memasuki masjid dan melihat medina yang sedang fokus membaca kitab suci dengan suara yang merdu. Setelah itu cakra kembali keluar masjid dan masuk kedalam mobilnya langsung melaju membelah jalan.
"Makin cantik" ucap cakra pelan sembari tersenyum dan kembali memfokuskan dirinya pada jalanan yang saat itu sedang macet.
Cakra sampai di rumah setelah selesai adzan isya. cakra masuki pintu rumah dengan wajah berbinar binar seperti ABG sedang jatuh cinta.
"Kenapa kamu senyam senyum sendiri gitu?" tanya Tio ayah cakra.
"Hehehe ayah tumben udah ada di rumah" ucap cakra sembari menghampiri kedua orangtuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.
"jadi kenapa kamu senyam senyum gitu?" tanya tio setelah cakra menjatuhkan bokongnya di sofa.
"Abis lihat bidadari surga" ucap cakra sembari membayang wajah medina dan terdengar sayup sayup ayat kitab suci yang sedang medina lantunkan.
"Kaya udah mati aja sampe bisa tau bidadari surga" celetuk lisa
"Ihhh mamah,cakra serius nih. cakra abis liat istri masa depan" ucal cakra kembali mengurai senyum.
"Jangan bilang kamu datangin perempuan yang kemarin kamu bilang" tebak lisa dan tepat sekali.
"Perempuan mana mah?" tanya tio penasaran.
"Cakra kemarin ditolak sama perempuan cantik berjilbab dan sekarang liat sendiri anak kamu malah penasaran sama perempuan baik baik itu. aku cuma takut cakra hanya mempermainkan perempuan itu jadi aku larang cakra untuk menemui perempuan itu lagi" ucap lisa menjelaskan.
" owh begitu. gimana kalo ayah jodohkan kamu dengan anak sahabat ayah. namanya agatha dia juga cantik dan berjilbab" ucap tio senang.
"BIG NO dad. aku cuma mau menikah sama dina" ucap cakra tersenyum
"Owh namanya dina." ucap tio ber-oh ria. "Tapi bener deh agatha juga cantik kok cakra dia juga desainer" ucap tio
"Tapi kalo kamu pengen kenalan sama agatha kamu harus putusin semua pacar kamu itu. mami gak mau kamu mainin perasaan perempuan baik baik seperti perempuan yang kamu temui atau agatha" ucap lisa memberi peringatan
"Iya iya ayah. aku terima saran perjodohan ayah" ucap cakra pasrah karena jika ia sekali lagi menolak maka ia akan di pindah tugaskan ke kanada itu ancaman yang selalu di layangkan ayahnya.
'Siapa juga yang mau dijodohkan.. aku bakal kabur sebelum perjodohan' ucap cakra dalam hati dan berjalan meninggalkan kedua orangtuanya.
Sementara itu medina baru sampai rumah saat jam sepuluh malam.
"Assalamualaikum ayah" ucap medina memberi salam kepada orangtua tunggalnya itu.
"Walaikumsalam" jawab bima ayah medina
"kok ayah belum tidur?" tanya medina sembari berjalan menghampiri ayahnya yang sedang duduk menonton televisi.
"Ayah nunggu kamu pulang nak" ucap bima
"Ada apa ayah nunggu dina?" tanya medina bingung.
"Ayah mau jodohkan kamu dengan anak sahabat ayah. kamu mau?" tanya bima sembari melihat raut wajah anak semata wayangnya.
"iya ayah" jawab medina sembari tersenyum
"Alhamdulillah kalo kamu mau. besok ayah akan mengundang mereka makan malam dan ingat kamu jangan telat pulangnya" ucap bima memperingati medina
"Iya ayah. sekarang ayah istirahat gih" ucap medina
"yaudah ayah tidur duluan ya. assalamualaikum" ucap bima
"walaikumsalam ayah" jawab medina sembari melangkah masuk kedalam kamarnya.
Medina merebahkan tubuhnya sembari menatap langit langit kamarnya.
"Laki laki itu tadi datang ke masjid tapi kenapa gak shalat ya? padahal ganteng" ucap medina pelan sembari mengukir wajah cakra dalam ingatannya.
"Astagfirullah dina dina. itu namanya zina" ucap medina memperingati diri sendiri.