Dengan keadaan lemah Silvia membasahi tubuhnya dengan air hangat yang keluar dari shower sambil mengingat kembali bagaimana ia bisa sampai seperti ini.
20 menit Silvia didalam kamar mandi dengan fikiran yang melayang entah kemana. Setelah selesai mandi, ia keluar dan Penata Rias telah menunggunya di ruang Rias.
"Nona Silvia perkenalkan, saya Gu Yao. Saya yang akan membantu Nona menata rias agar terlihat lebih cantik dan natural".
Silvia berjalan dengan perlahan dan tangan bersandar pada dinding, Wajahnya terlihat sangat pucat membuat Gu Yao terlihat khawatir. "Nona Silvia, Apa anda sedang kurang sehat. Wajah anda terlihat sangat pucat"
"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah karena kurang tidur tadi malam. Aku harap kamu bisa menyamarkan wajah pucat ini, aku tidak ingin ada orang lain yang tahu aku kurang tidur tadi malam". Silvia memberi alasan sebisanya agar Gu Yao tidak memberitahukan ini pada Ludius.
"Baik Nona, silahkan pakai Gaun anda". Silvia memakai Gaunnya di bantu Gu Yao.
"Silvia ada apa denganmu, aku yang membaca pesan mu seperti itu langsung datang kemari. Apa kamu baik-baik saja? Maaf yah.. aku membiarkanmu sendiri tadi malam. Aku benar-benar minta maaf" Ling Ling yang barusan datang langsung berbicara panjang lebar tanpa jeda.
"Pffft.. Ling Ling, kamu berbicara panjang lebar emang nggak cape yah. Duduk dulu.. Tenang.. aku akan jelaskan setelah Penata Rias selesai merias ku, Ok..!". Ling Ling duduk di kasur sembari menunggu Silvia selesai merias diri.
.....
1 jam kemudian,
Gu Yao memberi sentuhan terakhir di bagian leher dengan kalung berlian pemberian Ludius.
"Nona Silvia, saya sudah selesai merias anda. Silahkan anda bisa lihat di cermin. Kalau masih ada yang perlu ditambahkan anda bisa mengatakannya pada saya".
Silvia mencoba berdiri untuk menselaraskan gaun yang di pakai. Karena kondisinya sedang tidak stabil, ia hampir terjatuh akibat beban gaun yang dipakainya.
'Ya Tuhan, ini Gaun atau baju besi.. kenapa berat sekali. Apa tubuhku akan kuat menahan bebannya?'.
"Ling Ling.. tolong bantu aku berdiri. Gaun ini benar-benar terasa berat". Ling Ling menghampiri Silvia untuk membantunya kedepan cermin yang panjang.
"Silvia kamu cantik sekali hari ini.. Terlihat natural dan elegan. Tuan Lu memang punya selera yang bagus". Perkataan Ling Ling penuh godaan.
"Dasar.. kau dan Tuan Lu sama saja. Sama-sama pintar meledek seseorang".
Silvia melihat dirinya sendiri di depan cermin. Setelah selesai di rias Silvia bahkan pangling pada penampilannya sendiri. Ia seperti melihat tubuh lain didalam dirinya.
'Apa ini benar-benar aku, aku tidak sedang memuji diriku sendiri. Tapi aku merasa berbeda dari biasanya'. Silvia terpana dengan hasil riasan dari Gu Yao.
"Gu Yao, Aku sudah puas dengan hasil riasan mu ini. Jadi kamu boleh keluar sekarang".
"Baik Nona, Jika ada yang perlu diperbaiki silahkan Nona memanggil saya. Saya Permisi". Gu Yao keluar bersama asisten nya.
Silvia yang sudah tidak kuat menahan beban tubuhnya melangkah ke arah tempat duduk di bantu Ling Ling. "Silvia sebenarnya kamu sedang tidak sehatkan. Mengapa kamu memaksakan diri untuk tetap melanjutkan pertunangan ini?".
'Aku tidak bisa memberitahumu yang sebenarnya Ling Ling, Tapi suatu saat aku pasti akan menceritakan semunya padamu'.
"Aku hanya tidak ingin melewatkan moment berharga ini. Jika aku mundur sekarang, aku tidak tahu apa masih ada hari esok untuk bisa melaksanakan pertunangan ini". Silvia berbicara dengan nada lirih,
"Tapi kesehatanmu adalah yang terpenting untuk saat ini".
"Jawab jujur pertanyaanku, apakah wajahku terlihat pucat?!" tanya Silvia seraya memandang Ling Ling sungguh-sungguh.
"Tidak terlalu. Perias itu cukup handal untuk menutupi pucatnya wajahmu".
"Kita tidak punya banyak waktu, ini sudah jam 8pagi. Ling Ling, Aku sangat membutuhkan bantuanmu sampai acara selesai tiba". Silvia berbicara dengan serius sembari memegang kedua tangan Ling Ling.
Ling Ling yang melihat keadaan Silvia membalas kesungguhan sahabatnya, "Aku pasti akan membantumu. Akan aku pastikan bahwa tidak ada yang mengetahui ini sampai acara terselesaikan".
Silvia dan Ling Ling berjalan menuruni tangga menuju mobil yang telah di persiapkan.
"Nona Silvia, apakah Nona akan pergi sekarang?" Tanya Bibi yang melihat mereka menuruni tangga.
"Iya Bi, apa Bibi tidak akan menghadiri acara pertunanganku. Ah.. Bibi jahat sekali kalau tidak datang".
"Maafkan Bibi, tugas Bibi adalah untuk mengawasi rumah ini. Tapi doa Bibi akan selalu menyertai Nona. Berangkatlah.."
Silvia dan Ling Ling masuk kedalam mobil yang membawa mereka menuju Hotel JW MARIOTT.
***
Sesampainya di depan hotel, mobil terparkir tepat didepan pintu masuk utama gedung. Dari dalam Ludius keluar dengan Setelan Jas Tuxedo dengan warna Jas dan rompi Hitam gelap, dipadu dengan kemeja putih dan Dasi hitam serta sapu tangan abu-abu di saku membuat Ludius terlihat tampan modern, dan elegan. Ludius membukakan pintu mobil,
"Kemarilah sayang, aku sudah menunggumu". Ludius mengulurkan tangannya menyambut Silvia turun dari mobil dan berjalan melewati Red karpet menuju ke aula utama.
Dibelakang Ludius, sudah ada Bryan yang menunggu Ling Ling untuk turun. "Bryan, kenapa kamu bisa ada disini?"
"Tentu untuk menjemput teman calon tunangan Ludius. Ayo kita masuk, siapa tahu kita akan segera menyusul mereka" Pandangan mata Bryan membuat Ling Ling salah tingkah.
Di Aula utama sudah dipenuhi oleh tamu undangan, tidak terkecuali dari keluarga Lu dan Xiang Zhu. Ludius berjalan kearah Pemimpin Keluarga Lu, menggantikan mendiang kakek Ludius. Dia adalah Paman Huang Xiao Lu Anak tertua dari 2 bersaudara, Putra pertama dari mendiang kakek Ludius. Memiliki 1 putri dan cucu dari istri pertama yang sudah tiada. Dan 1 putri Ming Xiao Lu dari istri kedua.
"Sayang.. perkenalkan, dia Paman Huang Xiao Lu dan disampingnya Ming Xiao Lu dan cucu Laki-laki mereka Paman Jersey Lu". Kata Ludius memperkenalkan mereka satu-persatu. Silvia tersentak melihat ada orang yang pernah menyekapnya. Dia berusaha untuk tetap tenang dan mengikuti alur permainannya.
"Salam Paman, Saya Silvia Zhu. Senang bertemu anggota keluarga dari Ludius". Silvia memberi salam dengan senyum khasnya.
"Adik ipar Xiao Lu dan ponakan Jersey salam kenal. Senang kalian bisa datang menghadiri undangan Ludius" Silvia memberi salam dengan senyum khasnya. Xiao Lu yang melihat Silvia terlihat kesal dan bersikap dingin padanya.
"Ludius, apa mereka tidak menyukai ku?" Bisik Silvia.
"Biarkan saja sayang,. Jangan pedulikan mereka. Ayo kita menuju Podium untuk acara tukar cincin". Ludius menggandeng Silvia menuju Podium untuk acara tukar cincin.
Saat di atas Podium, Tiba-tiba tubuh Silvia drop kembali, matanya mulai berkunang-kunang
Jangan.. Ku mohon jangan sekarang..! Berilah aku sedikit waktu lagi Tuhan… Doa Silvia dalam hati.
"Sayang.. apa kamu sedang tidak sehat?" Tanya Ludius yang melihat ada yang aneh dari Silvia. Tidak biasanya Silvia bersikap diam tanpa ada alasan.
"Aku baik-baik saja, Mungkin aku sedikit kelelahan karena kurang istirahat. Kita lanjutkan saja upacaranya". Silvia mulai berkeringat dingin, dia menggenggam erat tangan Ludius untuk menahan beban tubuhnya.
"Baiklah.. Tapi jika memang kamu tidak enak badan. Katakanlah..!", Ludius menggandeng erat tangan Silvia.
"Acara inti dari pertunangan antara Tuan Ludius Lu dan Nona Silvia Zhu hari ini adalah Tukar cincin. Silahkan bagi kedua pasangan untuk saling menukar cincin". Host yang sedari tadi membawa acara mengumumkan acara inti.
Silvia dan Ludius saling tukar Cincin, setelah itu Ludius memberikan ciuman di kening Silvia. Semua yang menghadiri pesta bertepuk tangan sebagai ucapan selamat atas pertunangan mereka. Keluarga Besar Lu dan Xiang yang hadir memberikan tatapan sinis dan tidak sukanya pada Silvia.
"Berhenti Kalian..!" Teriak seorang wanita dari Luar. Wanita itu masuk di dampingi Wangchu dengan tatapan penuh kebencian. Dia berjalan mendekati Silvia hingga mengundang tanya semua tamu yang hadir.
Plaaak….!!!
Tamparan melesat di pipi Silvia. "Silvia…! Kurang ajar kau. Kau berani merebut calon Tunanganku didepan mataku. Kau pikir kau siapa?". Dia adalah Xiang Zhu, dia melampiaskan semua amarahnya seperti orang gila.
"Xiang Zhu..! apa maksudmu? kamu pasti salah paham..!" Silvia berbicara dengan menahan rasa sakitnya.
"Xiang Zhu..! Aku sudah berbaik hati melepasmu di acara pertunanganku. Tapi kau justru melukai calon istriku. Ingatlah semua yang telah kau lakukan..! Aku tidak segan-segan membunuh anggota keluargamu satu-persatu jika kau melakukan lebih dari ini…! Wangchu bawa dia pergi, sisanya kuserahkan padamu".
Tubuh Silvia semakin melemah, Kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya lebih lama lagi. Matanya mulai buram, Wajahnya terlihat semakin pucat.
Apakah aku akan berakhir sekarang? setidaknya aku sudah membantu Ludius lepas dari Xiang Zhu.
Dibalik Silvia yang sedang menahan sakit, Ludius masih belum menyadari dengan kondisi Silvia yang sebenarnya.
"Sayang.. Aktingmu lumayan. Aku senang kau mampu membuat mereka yakin dan menunjukkan kebencian mereka dihadapan ku". Ucap Ludius dengan senyum liciknya.
"Syukurlah.. Ludius berarti dengan ini tugasku sudah selesai kan?. Jadi apakah aku bisa istirahat?". Suara Silvia mulai lirih dia memberikan senyuman terakhirnya,
Ludius memandang Silvia lebih dekat. Dari situ Ludius mulai menyadari dengan keadaan Silvia yang sebenarnya.
Silvia yang sudah tidak kuat menahan sakitnya akhirnya pinsan, Tubuhnya pun tiba-tiba jatuh ke pelukan Ludius.
"Sayang... Bangunlah sayang..!!" Melihat Silvia pinsan Ludius langsung panik. Perasaannya seketika terluka.
"Longshang..! cepat siapkan mobil..!". Teriak Ludius, ia menggendong Silvia dan membawanya pergi dari tempat acara menuju ke depan pintu utama untuk menunggu mobil siap.
'Sayang.. bertahanlah…! Maafkan aku yang tidak bisa melihat rasa sakit mu. Aku memang tidak berguna'. Gurat sedih dan penyesalan terpancar jelas di wajahnya.